Apa Kabar Wamena

Oleh : Faizul firdaus, S.Si
(Penulis, aktifis perempuan)

Masih bergolak. Demikianlah keadaan kota Wamena Papua. Rasa cemas dan takut masih menggelayuti perasaan masyarakat. Betapa mereka menyaksikan sendiri realita sadis pembantaian, penjarahan, dan pembakaran. Kepiluanpun yang masih sangat terasa bagi yang kehilangan kerabat. Ada apa ini sebenarnya?

Tanah papua memang terlalu seksi untuk tidak diincar oleh pemangsa. Negara adidaya sejak Eropa, AS hingga China saat ini, semua sangat faham bahwa di bumi papua tersimpan kekayaan yang melimpah. Emas, tembaga, bahkan ditengarai ada kandungan litium dan uranium. Mereka berkepentingan untuk mendapatkan akses mulus untuk menguasai SDA di sana. Maka tidak mengherankan, bila di papua arus lalu lalang orang asing sangat mudah dijumpai. NGO-NGO dengan dana yang tak terbatas melakukan banyak aktifitas di tanah papua. Kadang mereka berkedok sebagai aktifis LSM, aktifis kemanusiaan dan aneka kedok yang lain. Dimana sebenarnya mereka tengah menghimpun banyak data tentang segala hal yang behubungan dengan papua. Yang data tersebut sangat berguna dalam pemetaan langkah politik.

Kerawanan di tanah Papua semakin membesar akibat prilaku pemerintah, sebagai pihak yang bertanggungjawb dalam pengurusan urusan masyarakat, tidak berperan optimal. Pembangunan SDM di papua tidak sungguh-sungguh dijalankan oleh pemerintah. Angka masyarakat yang sekolah dan jumlah infrastruktur pendidikan, ternyata sangat kecil sekali. Juga sangat tidak sebandingkan dengan luasan tanah Papua. Akhirnya taraf berfikir masyarakatpun juga tidak tinggi karena memang tidak ditinggikan. Pemerintah masih diragukan kesungguhannya membangun SDM papua. Mengapa?

Ada kesimpulan yang jelas di sini, bahwa pemerintah harus tegas terhadap segala bentuk intervensi asing dalam urusan dlam negri. Dan sekaligus pemerintah pusat harus mampu mengukur segala politik luar negeri yang mandiri, yang tidak bergantung pada negara lain. Begitu pula pemerintah pusat harus kembali pada pokok kewajibannya, untuk mengurusi segala urusan rakyat dari sabang sampai ke merauke. Selama pemerintah masih bergantung pada politik luar negeri negara lain dan masih abai atau setengah hati dalam menciptakan kesejahteraan sekaligus keamanan pada masyarakat papua, maka selama itu pula potensi konflik masih kan terus membara. _Waallahua'lam bisshowab_
Lumajang, 4 maret 2019

Post a Comment

Previous Post Next Post