Solusi Korea VS Solusi Papua


Oleh : Ummu Qonita, S.Pd.I

Seperti sebuah peribahasa, gajah di pelupuk mata tak nampak, kuman mati di seberang nampak. Itulah yang terjadi saat ini pada salah satu mantan Presiden RI. 

Seperti yang dilansir detikNews (28/08/2019). Ketua Umum sebuah partai yang menjadi pembicara kunci pada forum DMZ (Demiliterisasi Zone) Internasional Forum on the Peace Economy di Lotte Hotel, Seoul, Korea Selatan pada tanggal 29 Agustus 2019. 

Beliau mengatakan akan terus mengambil peran besar dalam proses reunifikasi Korea Selatan dan Korea Utara dengan menawarkan Pancasila sebagai jalan damai bagi kedua belah pihak. 

Begitu bersemangatnya mau membantu reunifikasi Korea Selatan dan Korea Utara dengan menawarkan Pancasila sebagai solusi perdamaian, hingga lupa dengan kondisi negerinya sendiri. Lupa bahwa Papua sedang membara. Papua membutuhkan perhatian serius kita semua. 

Dan kini Pancasila entah dimana posisinya ? Namun, pertanyaan selanjutnya adalah, apakah Pancasila mampu menyelesaikan konflik di Papua? 

Fakta yang selama ini terjadi adalah Pancasila hanya menjadi alat politik bagi sekelompok pejabat negara. Jargon "saya Pancasila" hanyalah jargon tanpa makna.

Yang terjadi adalah menjual aset negara, korupsi uang rakyat, dan menginap di hotel "KPK". Walhasil, Pancasila hanya dijadikan alat politik untuk menutupi kebusukan tingkah laku sekelompok pejabat negara dalam dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat. Pancasila pun tak mampu menjadi pondasi di negeri ini. Fakta di lapangan menunjukkan kesejahteraan makin sulit didapat, yang miskin makin dipersulit, yang kaya malah diringankan pajak. BPJS makin wah (naik), para wakil rakyat diberikan tunggangan mewah. Kesejahteraan pun menjadi barang langka. 

Konflik di Papua menunjukan kepada kita bahwa Indonesia membutuhkan ideologi pemersatu yang hakiki dimana didalamnya memiliki aturan berkeadilan. Karena yang terjadi di Papua adalah akibat dari akumulasi ketidakadilan di berbagai sektor kehidupan (pendidikan, ekonomi, pembangunan dll sbg).

Islam adalah sebuah  ideologi/cara pandang menyeluruh tentang kehidupan(akidah) yang melahirkan aturan kehidupan. Didalamnya terdapat aturan kehidupan untuk manusia dalam berhubungan dengan TuhanNya, dengan sesama manusia dan dengan dirinya sendiri. Aturan kehidupan ini berasal dari Allah SWT, Sang Mudabbir (Pencipta dan Pengatur) yang memahami kelemahan dan kekurangan manusia. Sehingga ketika aturan Allah ini diterapkan maka, keberkahan dan keadilan akan dirasakan oleh seluruh manusia tanpa terkecuali. Hal ini sudah dibuktikan selama berabad-abad pada masa  Kekhilafahan Islam. Saat itu Islam menjadi mercusuar dunia. Saatnya kita perjuangkan Islam, agar keberkahan dan keadilan dapat dirasakan seluruh umat manusia. Wallahu alam bisshowab

Post a Comment

Previous Post Next Post