Perisai Iman

Penulis : Mia Fitriah El Karimah, M.Ag

“Seganas-ganasnya harimau, ia tidak akan memakan anaknya sendiri.” Peribahasa ini bertolak belakang dengan fakta yang banyak terjadi hari ini. Bagaimana tidak, kasus ibu yang membunuh anak kandungannya sendiri tengah marak terjadi.

Bocah kembar berumur 5 tahun masing-masing Angga Masus dan Anggi Masus dihabisi ibu kandungnya saat tertidur pulas di mes milik Hotel Ima pada Kamis (Tribunnews.com. Kupang, 5/9/2019)

Dibulan yang sama, seperti dilansir Kompas.com, wanita tersangka FM (29), seorang ibu tega menghabisi bayi yang baru berumur tiga bulan di rumah mertuanya di Jalan Delta, Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Minggu (1/9/2019).

 "pilu " 
"Sadis bukan" 

Seharusnya seorang ibu memberi rasa aman kepada anak-anaknya, bukan malah menjadi sosok yang mengerikan.  Ibu merupakan tempat yang paling aman untuk berlindung setiap kali diancam bahaya, yang paling dibutuhkan,  yang selalu memberikan kehangatan, dan kekuatan untuk anak-anaknya.

Memang, kasus kekerasan terhadap anak yang didominasi oleh para emak ini kerap  kita temui dilingkungan sekitar. Pemicunya  bisa dari personal si ibu, faktor stres tinggi seperti ekonomi, keluarga,  yang pasti keimannya rapuh

Bagi seorang muslim, iman adalah segalanya. Iman adalah aset paling berharga dan menjadi kriteria pertama diterima atau tidaknya amal di hadapan Allah. Akan tetapi, sebagaimana lazimnya setiap aset berharga di dunia ini, tidak sedikit orang yang imannya rapuh bahkan lenyap.

Iman pada diri seorang muslim kadangkala naik, kadangkala turun. Sebagaimana diingatkan oleh Rasulullah: “iman itu bisa bertambah bisa pula berkurang”. Sabda Rasulullah ini memberikan makna bahwa setiap kita harus senantiasa "memupuk dan menyiram iman". Maka, pertahankan iman itu sebaik mungkin. Rasulullah SAW mengibaratkan iman sebagai perhiasan terindah, tergambar dalam doa, "Ya Allah, hiasilah kami dengan perhiasan keimanan. Dan, jadikanlah kami sebagai orang yang mendapatkan petunjuk dan memberi petunjuk kepada orang lain". 

 Jangan biarkan keimanan kita pupus  hanya sebuah masalah yang menurut  kita sangat berat. 

Hidup manusia selalu berada pada bukit, lembah, bahkan dasar jurang, semuanya serba berliku,  seperti roda yang terus berputar, kadang di bawah, kadang juga di atas. Ketika berada di atas, rasanya nyaman.
Namun, saat terpuruk di bawah, penuh kesedihan, penyesalan, dan rasa kehilangan. Tak jarang, sebagian dari kita marah. protes atas takdir-Nya, berputus asa dan lari dari kenyataan dan melampiaskan 
amarah  pada buah hati.

Saat emosi seseorang terpicu, maka hadirkan iman sebagai pengontrol diri. Tanpa kehadirannya dia akan kalap.

Iman akan membawa kita pada tuntunan syariah, bahwa ketika marah melanda, kita harus membaca isti'adzah 
Kalau masih saja dilanda kemarahan, segeralah berwudhu.

Iman yang kuat membuat manusia bijak dalam bersikap, berbuat, dan bertindak. Iman berfungsi sebagai perisai yang melindungi dari perbuatan jahat dan mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik. 

Dengan iman  persaingan hidup antarinsani, kebutuhan hidup yang merangsek naik dari hari ke hari, insya Allah akan pandang oleh iman sebagai lika-liku kehidupan.

 Dengan iman, hidup menjadi lebih optimistis, selalu bersemangat, dan penuh makna.

Dengan iman pula kita dapat mematahkan setiap serangan-serangan yang dilancarkan oleh Syaithan 

Berdoalah selalu agar iman kita terjaga.

Post a Comment

Previous Post Next Post