Al-Muharram, Bukan Euforia Tanpa Makna

Oleh : Isma Adwa Khaira
Lingkar Pendidik Peradaban
Mahasiswi Universitas Negeri Pasuruan


Tanpa terasa tanggal 1 di bulan Muharram kembali menyapa umat muslim diseluruh penjuru dunia. Kini, tepat 1441 Hijriyah sejak perjuangan sang pembawa risalah langit yaitu Rasulullah dari dakwah darrul kufur menuju darrul Islam. Perjuangan yang tidak sekedar hanya ujian level biasa. Justru, saat itu menjadi momentum perubahan yang menyeluruh terhadap kehidupan kaum muslimin. Dimana mereka telah memiliki institusi Negara bernama Daulah Islam Madinah.

Apakah karena banyaknya persekusi dan kriminalisasi pada dakwah maka Rasul berhijrah? Maka, sesungguhnya hijrahnya Rasulullah bukan karena kedua hal tersebut. Tapi dalam rangka menegakkan sebuah negara yang disitulah cikal bakal Islam berjaya.

Selesaikah perjuangan Rasulullah? Tidak. Bahkan 15 hari setelah tegaknya Daulah Islam Madinah Rasulullah sebagai seorang kepala negara mengutus para utusan kepada negara-negara sekitar untuk masuk dan bergabung dengan negara Islam.

Tahun baru bukan hanya sekedar euforia tanpa makna. Tapi hijrahnya Nabi ke Madinah dalam rangka menegakkan Islam kaffah. Yang justru hari ini hanya diperingati namun tidak diteladani.

Tidak ada yang berbeda dengan tahun baru lain yang hanya dirayakan tanpa ada perubahan yang berarti pada umat muslim. Dimana perjuangan beliau adalah total dari sistem Jahiliyah taghut menjadi sistem Islam kaffah.

Sayangnya, kaum muslim hari ini masih dininabobokan oleh sistem kapitalisme-sekulerisme yang jelas menginginkan momunten muharram hanya sebagai ritual perayaan biasa tanpa ada gerak untuk merubah sistem jahiliyah hari ini menuju sistem Islam.

Tidak ada lagi kepedulian terhadap saudaranya yang digenosida di Kashmir, Suriah, Uighur, dll. Seolah itu hanya angin lalu yang tidak perlu dirubah hingga perubahan datang dengan sendirinya.

Belum semrawutnya negeri ini dengan sistem sekuler yang mana tidak ada harga dari sebuah nyawa. Sehingga pembunuhan menjadi hal yang umum hari ini. Belum lagi permasalahan remaja gaul bebas, aborsi, harga pokok, korupsi, narkoba dan banyak lagi lainnya yang begitu memperlihatkan bahwa sistem ini sudah merusak tatanan kehidupan kaum muslimin.

Perubahan. Itulah dibutuhkan kaum muslimin di seluruh dunia hari ini. Perubahan total untuk merubah seluruh tatanan kehidupan jahiliyah menjadi kehidupan Islam.

Sayangnya, hal ini bukan hanya membutuhkan satu orang atau beberapa orang. Tapi seluruh kaum muslim berusaha menegakkan sistem Islam dan merubah keadaan mereka.

Ingatlah pada firman Allah Swt :

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka” (TQS. Ar-Ra’d [13]: 11).

Maka perubahan itu haruslah dari kaum muslimin sendiri yang menginginkan perubahan dan berusaha mati-matian untuk mewujudkan perubahan diseluruh negeri Islam. Perubahan dari sistem kufur menuju sistem Islam yaitu Khilafah. Yang mana khilafah telah dijanjikan oleh Allah bahwa ia akan tegak kembali.

أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ

Setelah itu, akan datang masa raja dictator/ pemaksa (Mulkan Jabriyyatan) dan atas kehendak Allah masa itu akan datang;  lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, akan datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah  (Khilafah yang berjalan di atas kenabian ) Setelah itu, beliau diam  [HR. Imam Ahmad].

Janji Allah itu pasti dan terbukti. Maka di posisi mana kita sebagai umat muslim Indonesia dalam perjuangan tegakkan khilafah? Diposisi lawan atau kawan? Maka perjuangan ini telah menuju fase akhir dengan semakin pekatnya kehidupan kaum muslimin.

Wallahu A'lam bisshowab

Post a Comment

Previous Post Next Post