Kebakaran Hutan, Bagaimana Negara Bersikap?

Gambar : Liputan6.com
Oleh : Bunda Fakhrina
Pustakawan

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kamu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari dosa-dosamu,” (QS. As Syura: 30)

Masyarakat menderita ISPA terdampak asap pekat, kebakaran hutan hingga saat ini belum juga padam, udara tak sehat lagi untuk diisap, bahkan menyentuh level berbahaya. Murid sekolah diliburkan, aktivitas masyarakat terbatas geraknya di ruang publik, beberapa anggota pemadam api mulai lelah dan mengalami penurunan kesehatan. Tim Manggala Agni cukup banyak, tetapi peralatan minim. Mereka minta bantuan peralatan dan posko. Posko ini untuk petugas pemadam kala perlu layanan kesehatan dan makanan. Rumah sakit mulai dipadati korban ISPA, mengalami keterbatan alat dan fasilitas.

Kerusakan dan bencana bukan saja menjadi ujian bagi masyarakat untuk bersabar serta pasrah menerima begitu saja, namun pemerintah harus memiliki langkah strategis, aksi yang harus segera ditangani dengan seksama. Pemerintah Pusat atau Daerah bukan hanya saling menyalahkan dan mengandalkan, namun sudah seharusnya sigap kompak bersikap serta mengerahkan seluruh kemampuan yang ada untuk menangani bencana ini.

Tidak hanya Hutan di Sumatra, namun Kebakaran Hutan ini ternyata juga melanda Kalimantan dan Sulawesi. Pulau besar yang memiliki  hutan belantara, hewan-hewan endemik yang penuh pesona menjadi saksi keserakahan manusia. Hewan liar pun menjadi korban, orang utan, ular dan jutaan fauna serta flora lainnya juga ikut terbakar. Tidak mudah untuk mengembalikan kembali tumbuhnya hutan itu serta punahnya hewan hewan eksotis yang kita miliki. Pembukaan lahan dengan membakar menjadi alasan mudahnya  dan murahnya dana yang harus dikeluarkan untuk alih lahan, tanpa memikirkan dampak dan resiko yang ditanggung masyarakat sekitanya yang menjadi korban. 

Pemerintah harusnya bagaimana ?

Siapkan segala cara serta alat-alat yang berguna untuk memadamkan kebakaran hutan, minta bantuan Negeri tetangga bukan suatu kehinaan. Teknologi pemadam kebakaran segera kerahkan dan terpenting kekuatan doa dalam setiap aktivitas. 

Melakukan shalat istisqo, meminta hujan kepada Allah sebagai wujud keimanan. Bencana ini akibat lalai serta lupa kepada sang pemberi pertolongan, cermin keserakahan manusia dalam kehidupan. Menyerahkan urusan negara kepada swasta, inilah biang kerok utama dalam pengurusan negara. serta ulah swasta yang semena-mena melakukan pembakaran dengan sengaja demi penghematan biaya.

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya,” (QS. Al Isra’ : 16)

Post a Comment

Previous Post Next Post