Jangan Biarkan Cendrawasih Terbang Menjauh

Oleh; Widiawati 
(Akrivis Dakwah Ideologi) 

Apa yang terjadi pada Papua saat ini adalah akibat ketidakadilan yang terjadi di bumi cendrawasih. Ketika sumber kekayaan alam di kelola oleh pihak asing yaitu Amerika yang menjadi faktor penyebab kemiskinan rakyat terutama di Papua. Negara yang saat ini mengadopsi sistem demokrasi kapitalis dimana segala sesuatu dengan timbangan untung dan rugi hingga menjadikan rakyat sebagai tumbal atas keserakahan penguasa saat ini. Dan tentu saja para kapitalis tidak akan pernah rela jika penduduk setempat mendapatkan kesempatan yang luas untuk mengakses kemajuan baik dalam ekonomi maupun pendidikan. Karena jika masyarakat semakin terdidik dan mampu mengelola sumber daya alamnya yang melimpah, pasti mereka tidak akan membiarkan para kapitalis asing untuk mengambil dan mengeruk sumber daya alam yang dimilikinya. 

Para kapitalis  akan tetap membiarkan masyarakat dalam kondisi berpendidikan rendah tentunya dengan strategi agar tetap mengokohkan kekuasaannya dalam mengetuk kekayaan alam Papua. 

Dalam persoalan ekonomi, maka para kapitalis hanya menjadikan sebagai tenaga buruh semata bahkan ketika masyarakat mengais hasil bangang sampah emas pun diperlukan tidak manusiawi hingga nyawa pun jadi taruhan. Saat ini para kapitalis mendapatkan payung hukum dengan diberlakukan UU yang hanya menguntungkan mereka para pemilik modal dengan kesempatan menjarah kekayaan alam seluas-luasnya. 

Dengan kondisi demikian, persoalan di Papua tidak akan pernah selesai ketika negeri ini masih terus menerapkan sistem kapitalis. Ketika Papua merdeka yang ada hanya akan semakin menancapkan kuku keserakahan asing tanpa ada yang menghalangi. Persatuan dan kesatuan yang digembor-gembor hanya jargon semata. 

Saat ini penguasa telah gagal mensejahterakan rakyatnya malah lebih tunduk terhadap para penjajah asing dan aseng. Fungsi negara yang seharusnya menjadi pengayom, pelindung rakyat serta berusaha mensejahterakan rakyatnya justru tidaklah nampak. Konsentrasi penguasa  sibuk memikirkan kepindahan ibu kota ke Kalimantan semakin jelas bahwa ketidakmampuan mengidentifikasi akar masalah disana. Pada akhirnya yang akan dikorbankan adalah rakyat itu sendiri.  

Sebagaimana kita ketahui bahwasanya provinsi Papua menyimpan berbagai kekayaan alam dan potensi tambang luar biasa. Dimana saat ini kekayaan alam berupa hasil tambang diserahkan kepada asing yaitu PT. Freeport Indonesia yang merupakan perusahaan asing dari Amerika. Anehnya  masyarakat Papua tidak merasakan kesejahteraan dengan adanya perusahaan tersebut justru yang terjadi kemiskinan yang kian hari kian merata. Hal ini diungkapkan oleh mantan wakil presiden Sandiaga Uno. Bahwa kemiskinan di Papua 8 kali lipat dari daerah Jakarta. Seperti yang dilansir dari media CNNIndonesia.com. 

"Padahal daerahnya sangat kaya sumber daya alamnya. Terang aja orang marah, negeri yang sangat kaya raya ini tapi tingkat kemiskinannya delapan kali lipat dari kita di sini (Jakarta)," ujar Sandi dalam diskusi grup Instruktur Nasional Partai Amanat Nasional (PAN), di Gedung Joang '45, Jakarta, Kamis (22/8).

Dengan melihat fakta seperti ini , seharusnya  pemerintah harus fokus terhadap segala hal yang menjadi penyebab terjadinya kerusuhan disana apalagi sudah menelan korban banyak terutama masyarakat sipil dan aparat penegak hukum. Adanya serangan dari separatis OPM menjadi indikasi bahwa Indonesia dalam sebuah ancaman bahwa Papua ingin berlepas dari NKRI. Apabila terus dibiarkan, maka akan mengalami nasib seperti halnya Timor-Timur yang sudah jatuh ke tangan negara lain akibat campur tangan asing. 

Ketika berlepasnya dari NKRI tentu akan mengalami kerugian baik masyarakat di Papua maupun Indonesia umumnya. Adanya faktor pemicu ujaran rasisme seharusnya bisa diredam dan harus di fahami bahwa hal ini terjadi ada pihak-pihak yang senang ketika bumi Cendrawasih ini lepas. 
Islam adalah solusi Papua

Islam adalah agama dan ideologi yang mampu menyelesaikan masalah umat manusia. Dimana negara akan menjadi pelayan rakyat, memenuhi berbagai kebutuhan pokok hidup rakyatnya tanpa pandang status baik muslim dan non - muslim merasakannya. 

Negara akan terus memenuhi kebutuhan seperti pendidikan secara gratis agar rakyatnya menjadi manusia yang bermartabat baik di kota maupun pelosok sekalipun tanpa memandang ras, suku, bangsa. Sehingga melahirkan generasi yang berkualitas dan berakhlakul karimah. 

Negara akan mempertahankan keamanan dalam negeri berbagai hal yang mengancam kedaulatan akan dicegah. 

Bahkan negara boleh memberikan sebagian harta milik negara untuk rakyatnya, jika dipandang memang ada rakyat yang membutuhkan selama pemberian itu tidak menghalangi kepentingan rakyat yang lain. Sehingga kesejahteraan akan dirasakan oleh seluruh rakyat di pelosok negeri dan tidak ada lagi ketimpangan dan kesenjangan sosial.

Jika seluruh kebutuhan rakyat telah terpenuhi, kesejahteraan juga dirasakan oleh seluruh rakyat, maka berbagai persoalan kesenjangan maupun rasisme tidak akan terjadi di seluruh pelosok negeri, yang ada adalah kebersamaan, ketentraman dan kesatuan benar-benar akan terwujud dan tidak akan ada lagi wacana ingin memerdekakan diri dari kesatuan wilayah negara Islam. 

Maka, persoalan Papua akan segera tuntas ketika pemecahannya dengan islam bukan dengan ideologi lain yaitu kapitalisme yang di diusung oleh negara-negara Barat yaitu Amerika . Hanya dengan mengganti sistem Islam khilafah a'la minhaj nubuwwah semuanya akan tuntas. 

Post a Comment

Previous Post Next Post