Perpustakaan Sekolah Harus Mampu Berinovasi.


Teks Foto :  Asisten II Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Keistimewaan Aceh Kabupaten Aceh Timur, H. Usman A. Rachman, SH, SP, MM ketika menyematkan tanda peserta secara simbolis kepada perwakilan peserta Bimtek Pengelola Perpustakaan Sekolah Tingkat SD, SMP dan SMA sederajat dalam wilayah Kabupaten Aceh Timur pada Selasa, 20 Agustus 2019 di Aula Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Timur yang turut disaksikan oleh Kepala Perpustakaan Lukman, SP, MM.

Aceh Timur-nusantaranews,Dewasa ini kehadiran Perpustakaan harus bisa dan mampu berinovasi dengan perkembangan jaman, terutama di era digital saat ini, sebab kehadiran sebuah perpustakaan di suatu tempat sebut saja sekolah, gampong atau kecamatan.


Sebagian orang beranggapan kalau ada kata perpustakaan, maka akan terbayang buku atau majalah. Namun dengan semakin canggihnya teknologi informasi anggapan tersebut seharusnya anggapan seperti itu kurang tepat, dengan tidak bermaksud menghilangkan fungsi awal dari perpustakaan, yaitu diantaranya menyediakan koleksi baik tercetak maupun non cetak, perpustakaan saat ini sudah banyak dilengkapi dengan teknologi modern. Audio visual, internet. dan berbagai perangkat teknologi informasi lainnya telah menghiasi ruang perpustakaan. Perpustakaan yang tidak mau merubah dirinya, maka akan ditinggalkan oleh pengunjungnya, karena dengan browsing di kamar tidur atau ditempat-tempat mengasyikan baik cape, maupun mall, kita dapat menelusur berbagai informasi, baik dari perpustakaan maupun dari berbagai tempat lainnya Bekerja yang terus menerus di suatu tempat tentu suatu saat akan mendapatkan kejenuhan. Untuk mengatasi hal tersebut ada beberapa cara, diantaranya adalah dengan kreativitas dan inovasi. Jangan hanya melulu rutinitas yang dikerjakan, tetapi coba dengan berbagai alternatif yang sekiranya memberikan suatu perubahan (inovasi), atau juga bentuk kreativitas.
Inovasi di perpustakaan dapat dilakukan pada berbagai jenis layanan, misal untuk pelayanan: Perpustakaan saat ini harus sudah dilengkapi dengan seorang jasa bimbingan plus konsultasi, yang dapat merujuk kebutuhan pengunjung untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam terutama dalam hal pendidikan yang berkaitan erat dengan ilmu pengegetahuan dan disinilah peran pustakawan harus dapat membantu menuntut dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengunjung perpustakaan.hal tersebut dikatakan oleh Asisten II Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Keistimewaan Aceh Kabupaten Aceh Timur, H. Usman A. Rachman, SH, SP, MM ketika membuka Acara Bimtek Pengelola Perpustakaan Sekolah Tingkat SD, SMP dan SMA sederajat dalam wilayah Kabupaten Aceh Timur pada Selasa, 20 Agustus 2019 di Aula Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Aceh Timur di Perlak.
Lebih lanjut ia mengatakan, Perpustakaan sekolah merupakan bagian penting dari komponen pendidikan yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya dari lingkungan sekolah. Sebagai salah satu sarana pendidikan, perpustakaan sekolah berfungsi sebagai penunjang belajar bagi para siswa/siswi juga membantu siswa dan guru dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Perpustakaan sekolah harus memungkinkan para guru dan siswa memperoleh kesempatan untuk memperluas dan menambah pengetahuan dengan membaca bahan pustaka yang diperlukan dalam proses belajar dan mengajar. Rutinitas kerja di perpustakaan kadang kala memunculkan rasa jenuh, apalagi yang dikerjakannya hanya satu garapan saja, misalnya hanya memberikan layanan sirkulasi, atau terus menerus bekerja di bagian pengolahan. Hal tersebut tentunya menimbulkan kebosanan/rasa jenuh. Untuk menghilangkan kejenuhan bekerja ada banyak cara, baik dengan kebijakan rotasi, mutasi atau memberikan rekreasi bagi pustakawan. Dan satu hal yang sebaiknya sering dilakukan oleh pustakawan adalah membuat suatu inovasi. Inovasi menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2002) adalah pengenalan hal-hal yang baru (pembaharuan). Inovasi dilakukan berdasarkan pengalaman dan kajian di perpustakaan. Ada banyak cara untuk melakukan inovasi di perpustakaan, hal ini sangat tergantung dari kondisi perpustakaan yang bersangkutan.
Sementara itu Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Aceh Timur , Lukman , SP, MM dalam laporannya mengatakan ini berlangsung selma tiga hari sejak 20 sampai dengan 22 Agustus nanti yang diikuti sebanyak 40 orang peserta yang menjadi pengelola perpustakaan di tiap-tiap sekolah dengan menghadirkan pemateri yang berasal dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Aceh, Kementyrian Agama Kabupaten Aceh Timur dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Timur (*)
Previous Post Next Post