Bulan Haji Dan Persatuan Umat

Oleh : Hafsah Ummu Lani

Haji adalah salah satu rukun Islam yang kelima dalam Islam hanya bagi yang mampu secara fisik dan finansial.  Tiap tahun Indonesia memberangkatkan haji dalam jumlah yang besar. 

Dalam surah Al Hajj ayat 27 yang artinya:
"Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh".

Dari zaman nabi Ibrahim as ritual haji sudah dilaksanakan sebagai wujud ketaatan.  Hingga pada zaman Nabi terakhir Muhammad SAW menjadikan momen ibadah haji untuk berdakwah dan mempersatukan umat dalam ukhuwah Islam.  Dari seluruh penjuru negri berkumpul tanpa sekat ras,  suku dan negara,  semua berkumpul tanpa penghalang. Namun ada yang lebih penting sebenarnya yang harus dipersiapkan yakni makna hakiki dari sebuah perjalanan haji tersebut seperti pesan Rasul dalam kutbah wada terakhir beliau dihadapan jamaah haji saat itu... 

*Wahai manusia,  sungguh darah kalian,  harta kalian dan kehormatan kalian sama sucinya seperti sucinya hari ini (Idul Adha) negri ini dan bulan ini.... 
Siapa saja yang memiliki amanah,  tunaikanlah amanah itu kepada orang yang berhak menerimanya.  
Ingatlah semua perkara jahiliyah sudah aku campakkan dibawah kedua telapak kakiku... Urusan (pertumpahan) darah jahiliyah juga sudah dihapus.  Sungguh riba jahiliyahpun sudah dilenyapkan. 

Wahai manusia.... Sungguh aku telah meninggalkan ditengah-tengah kalian suatu perkara yang amat jelas.  Jika kalian berpegang teguh padanya,  kalian tidak akan pernah tersesat selama-lamanya.  Itulah Kitabullah dan Sunah NabiNya. 

Wahai manusia... Sungguh setiap muslim adalah saudara bagi muslim yang lain.  Wahai manusia,  ingatlah Tuhan kalian satu.  Bapak kalian juga satu.  Setiap kalian berasal dari adam.  Adam berasal dari tanah.  Yang paling mulia diantara kalian disisi Allah adalah yang paling bertakwa diantara kalian*

Isi sebagian kutbah Rasul sangat jelas bahwa kita diperintahkan untuk menjaga darah,  harta dan kehormatan pada sesama.  Namun lihatlah hari ini darah manusia terutama kaum muslim tumpah dimana-mana,  di Palestina,  di Suriah, di Irak,  di Uighur, yang terhangat adalah Kashmir di India dimana saudara kita dibantai dihari Idul Adha itu sementara yang punya kekuasaan untuk menghentikannya terdiam seribu bahasa. 

Rasulullah pada setiap bulan haji mengambil momen tersebut untuk berdakwah dan menyerukan umat agar bersatu dalam ketaatan kepada Allah,  satu-satunya zat yang harus ditaati perintahnya.  Perhatikan pesan beliau dalam khutbah terakhir yang menekankan agar umat tidak terpecah belah karna pada dasarnya kita berasal dari bapak yang satu,  aqidah yang sama maka tidak ada alasan untuk bercerai berai. 

Dalam surah Ali Imron ayat 103 Allah SWT berfirman yang artinya: "Berpeganglah seluruhnya kalian kepada tali agama Allah (Al Qur'an)  dan janganlah bercerai berai"

Makna yang tersirat dalam ayat tersebut adalah ketika kalian menjadikan Islam sebagai pengikat dalam satu aturan,  satu perasaan dan satu pemikiran maka kalian akan kokoh,  namun lihatlah hari ini,  umat Islam bagaikan buih diatas lautan,  jumlahnya banyak namun tidak kuat dan mudah dikalahkan.  

Dalam sebuah hadist riwayat Ahmad Rasul SAW betsabda:  
"Tali ikatan Islam akan putus seutas demi seutas. Setiap kali terputus, manusia bergantung pada tali berikutnya. Yang paling awal terputus adalah hukumnya, dan yang terakhir adalah shalat."

Hari ini kita lihat bahwa hukum Allah sudah dicampakkan,  manusia lebih cenderung kepada aturan manusia.  Ketika ada yang menyuarakan agar hukum Allah diterapkan maka beramai-ramailah mereka menolak dengan berbagai alasan tanpa mau diajak berdiskusi.  Demi kelanggengan kekuasaan agar syariah tidak diterapkan maka dibuatlah opini buruk tentang syariah dan para mengembannya. Salah satu buktinya adalah membubarkan ormas tersebut dengan mencabut badan hukumnya. Tidak cukup sampai disitu,  siapapun yang membawa identitas agama maka akan dicap radikal dan anti NKRI. 

Dari zaman keruntuhan Islam hingga hari ini,  pola untuk memecah belah kaum muslim hampir sama yakni dengan mengobok-obok aqidah dan menebar fitnah antar sesama kaum muslim. 

Umat ketika diikat dengan ikatan aqidah dimanapun dia berada,  mulai dari ras,  suku,  dan warna kulit akan terlihat ciri khas ikatannya.  Lihatlah ketika azan berkumandang,  umat muslim dimanapun berada akan bersujud menyembah Rabbnya,  tidak pernah meleset waktu dan tata caranya.  Ketika pekikan takbir berkumandang,  berhamburanlah manusia mencari tempat untuk bersujud. 

Pun ketika ditanya,  siapa yang kamu sembah pasti semua akan menjawab bahwa Tuhan kamilah yang menciptakan seluruh yang ada di bumi ini tanpa harus melihat wujudnya. 

Ikatan mana lagi yang lebih sempurna selain ikatan aqidah? dengan kitab yang sama dan dalam aturan yang sama yakni aturan Islam.

Post a Comment

Previous Post Next Post