Saatnya Pemuda Yang BerPeran Bukan BaPeran

Penulis : Yuyun Suminah
Komunitas Karimah 
(Kajian Remaja Muslimah) Cikampek

Berbicara pemuda sosok yang identik dengan jiwa yang penuh semangat, optimisme, percaya diri, penuh energi, penuh impian dan cita-cita. Maka wajar pemuda menjadi pelopor-pelopor perubahan, banyak berperan dalam segala bidang dan prestasi.

Berbicara soal prestasi jangan dipersempit ya gaes, hanya berkaitan dengan nilai akademik saja. Misal berprestasi di sekolah sampai bisa mengantarkan kita meraih beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Kuliah. Pasti maukan? 

Tapi ada warning dari Menteri Keuangan Sri Mulyani "Jangan khianati Republik Indonesia. Terima kasih saja tidak cukup, berikan dalam bentuk pemikiran, kerja keras, prestasi dan yang paling penting berikan hati anda hanya untuk Indonesia,".
Beliau meminta kepada para penerima beasiswa alias awardee dari negara tidak mengkhianati Indonesia. Pernyataan itu disampaikan saat membuka acara Sarasehan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Tahun 2019 di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat. (Detik.com 15/3/2019).

Ketika berprestasi kita diminta untuk bisa berperan, apa yang bisa kita berikan untuk bangsa. Terus buat kita yang tidak berprestasi dibidang akademi mau berperan dalam bidang apa?

Pilih Peran Mudamu

Wahai pemuda ambillah peranmu ketika kita tidak bisa berperan dalam bidang akademik atau  IPTEK maka ambillah peranmu dalam bidang IMTAQ (Agama). Kita bisa berkontribusi dalam hal kebaikan. Pelopor kebaikan buat dirimu sendiri khususnya dan buat orang lain pada umumnya.

 Dengan menjadi penggerak atau mengajak kepada ketaatan untuk menuntut ilmu. Seperti banyaknya komunitas-komunitas taat yang dipelopori oleh pemuda seperti pemuda ngaji, pemuda Alquran dll.

 Gandenglah tangan temanmu yang salah arah dan tunjukilah peta arah yang tepat, Jadilah pewarna untuk kebaikan. Bukankah itu juga sebuah prestasi? 

Seperti sabda Rasulullah "Permisalan antara teman baik dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi, adapun penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberikan minyak wangi kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu mendapatkan bau harum darinya, adapun pandai besi bisa jadi akan membakar bajumu atau engkau mendapatkan bau yang tidak sedap darinya”. (HR. Bukhori, No.5534).

Maka, ambillah peranmu dalam pelantara ketaatan bagi teman-temanmu, mengajak kepada kebaikan. Dalam Islam ada banyak pemuda hebat seperti Usamah bin Zaid yang di usia 18 tahun sudah menjadi panglima perang menghadapi romawi, Umar bin Abdul Aziz usia 22 tahun menjadi gubernur Madinah, Muhammad Al Fatih pada usia 22 tahun sudah menjadi sulthan bahkan setelah 2 tahun menjabat berhasil menaklukan benteng legendaris Konstatinopel pada usia 24 tahun dll. Apakah kita merasa iri dengan prestasi ketaatan mereka kepada Allah?

Pemuda Kelola Bapermu

Baper (bawa perasaan) pasti dimiliki oleh setiap orang terlebih pemuda. Pada zaman sekarang pemuda milineal lebih cenderung baper 'bawa perasaan' ke hal-hal yang kurang bermanfaat seperti maraknya budaya pacaran. Kini mereka disibukan dengan cinta yang belum waktunya. Lebih peka atau baper ketik melihat pemuda lain sudah memiliki pasangan (pacar), baper ketika pemuda lain dengan fashion, gadged yang kekinian. Baper melihat kemewahan fasilitas yang dimiliki, motor, mobil pacar yang cantik dan ganteng.

Padahal ketika bapernya para pemuda bisa dikelola bisa membawa perubahan. Misal baper melihat kondisi pergaulan bebas yang semakin marak dan bablas tanpa aturan Islam. Seperti perzinaan, kenakalan remaja, Narkoba dll. Baper ketika melihat pemuda yang mengukir ketaatan kepada Allah, baper ketika diusia muda sudah tahfiz Alquran, menjaga kesucian diri dari pergaulan bebas bernama pacaran. 

Yuk Ngaji

Wahai pemuda kau akan tau peran strategismu ketika kau menuntut ilmu (ngaji). Karena baik laki-laki maupun perempuan hukumnya wajib menuntut ilmu.
"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah).

Dan dengan ngaji kita juga bisa mengelola dan menempatkan baper sesuai aturanNya. Pemuda yang banyak berperan bukan baperan. Yuk ngaji tanpa tapi tanpa nanti. Wallahu a'lam.

Post a Comment

Previous Post Next Post