Melejitkan Jiwa Entrepreneur Anak Sholih

Penulis : Hawilawati
(Praktisi Pendidikan)_

Bagi setiap Muslim tentu tak asing lagi kisah Sahabat Rosul Abdurrahman bin 'Auf. Pribadinya yang sholih yang senantiasa setia terhadap perjuangan dakwah Rosulullah, beliau juga seorang pengusaha yang dermawan. Kondisinya yang kaya raya tak membuat dirinya jumawa terhadap sesama, beliau gemar menolong. Dirinya semakin taat kepada Allah. Harta yang berlimpah semakin membuat dirinya (wara) berhati-hati dalam menggunakan harta yang dimilikinya. Bahkan hampir seluruh hartanya digunakan untuk dakwah Islam dan jihad fii sabilillah. Tak heran kesholihan dirinya yang disebut Allah sebagai 10 orang sahabat Rosul yang dijamin masuk surga.

Sosok kesholihan Abdurrahman bin Auf tersebutlah yang bisa dijadikan teladan bagi generasi. Ketika ia mampu menguasai duniawinya maka ia semakin taat kepada Allah.

Ikhtiar menjemput rezeki wajib dihiasi dengan syariat Allah agar aktivitas tersebut bernilai ibadah dan materi yang didapat penuh keberkahan.

Dalam program Market Day yang dilaksanakan oleh STP (Sekolah Tahfidz Plus) SD Khoiru Ummah Ciledug - Tangerang pada hari Ahad   31 Maret 2019 adalah sebagai salah satu program rutin  setiap tahun untuk mengedukasi para Siswa/i tentang banyak hal, diantaranya :

Pertama, sebagai Muslim tidak boleh malas, harus ditumbuhkan jiwa mandiri sedari dini namun tidak mengabaikan menuntut ilmu. Untuk level sekolah dasar dengan kategori usia pra baligh, pembelajaran hal ini sangat penting agar kelak baligh khususnya bagi anak laki-laki sudah siap untuk bisa belajar memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam ilmu  fiqih, Ayah sudah tidak wajib membiayai anak laki-lakinya yang sudah baligh, namun jika Ayah masih  membiayai kebutuhan  hidup anak laki-lakinya  maka itu menjadi  nilai shodaqoh. Berbeda dengan anak perempuan ia akan gugur mendapatkan nafkah dari ayahnya, jika sudah menikah. Kewajiban nafkah anak perempuan beralih kepada suaminya. Bekerjapun bagi seorang Muslim tentu lebih baik daripada meminta-minta.

Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah Saw bersabda, _“Sungguh, seandainya salah seorang di antara kalian mencari kayu bakar dan memikul ikatan kayu itu, maka itu lebih baik, daripada ia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya ataupun tidak.”(HR. Bukhari dan Muslim)._

Kedua, jual beli adalah salah satu bentuk ikhtiar menjemput rezeki. Berdagang adalah hal yang banyak memiliki keutamaan. Generasi harus di berikan pemahaman bahwa dalam jual beli tidak hanya sekedar mendapat untung yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan unsur halal haram, layaknya pandangan  kaum kapital, namun ada rambu-rambu yang harus ditaati diantaranya : menjual dengan cara yang jujur (tidak curang atau menipu)

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhu bahwa Rasuluillah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, _“Seorang pedagang muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat (nanti).”_

Juga harus sesuai dengan adab jual beli yang disunnahkan seperti : interaksi penjual dan pembeli sebatas interaksi muamalah tidak lebih dari itu (tidak merayu penjual yang berlawanan jenis agar diberi harga murah, menawar yang sangat berlebihan sampai memaksa, jual beli harus saling ridho, dll), saat melakukan jual beli harus tetap menutup aurat dengan pakaian syar'i, barang yang dijual adalah milik sendiri bukan hasil mencuri, produk yang dijual harus halal dan thoyyib secara dzatnya jika itu makanan dan minuman dan jika itu jenis benda maka yang diperbolehkan dalam syariat.

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

_“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.”_ (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221).

Ketiga, dalam program ini Siswa/i juga di dorong untuk menjadi produsen, bagaimana mereka bersama orangtua kompak memikirkan ide dan memproduksi sendiri  produk apa yang akan dijual. Dengan cara seperti ini anak akan sangat menghargai hasil karya dan waktu dalam  menjemput rezeki yang  membutuhkan usaha keras, dan akan lebih memahami bahwa  proses menjemput rezeki  berapapun hasil yang diperoleh harus senantiasa disyukuri.

Adapun bekerja dengan tangan sendiri memiliki keutamaan sebagaimana Hadits Rosulullah :

“Wahai Rasulullah, mata pencaharian (kasb) apakah yang paling baik?” Nabi kemudian bersabda, “Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi),” (HR.Ahmad 4:141, hasan ligoirihi).

Keempat, dalam program ini tentunya ada muatan mata pelajaran diantaranya : Siswa/i belajar berkata yang baik, sopan dan jelas saat bertransaksi jual beli atau menjajakan produknya sebagai aplikasi pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa/i belajar mengenal mata uang yang sah sebagai alat jual beli sebagaimana terdapat dalam pelajaran Ilmu Sosial atau Geografi. Siswa/i belajar mengenal konsep penambahan, pengurangan, perkalian juga pembagian, dan pengenalan angka ribuan, puluhan ribu bahkan ratusan ribu sebagai aplikasi pelajaran Matematika. Siswa/i belajar jual beli yang jujur dan barang yang halal dan tuntunan jual beli yang disyariatkan lainnya sebagaimana yang sudah disebutkan diatas sebagai aplikasi pelajaran Tsaqofah Islamiyyah. Siswa/i pun belajar mengenal jenis produk yang berbentuk padat, cair dan bagaimana mengemas yang terbaik sesuai dengan jenis bentuknya sebagai aplikasi pelajaran Sains. Luar biasa banyak ilmu yang diperoleh dengan program Market Day tersebut.

Program inipun dimeriahkan dengan bazar murah  sebagai donasi untuk tanah waqaf Sekolah Tahfidz Plus (STP) SD Khoiru Ummah Ciledug  yang sangat diapresiasi oleh warga sekitar sekolah dan  tebus sembako murah kepada kaum dhuafa sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.

Alhamdulillah acara yang telah dialokasikan mulai dari jam 07.30 - 11.30 WIB berjalan lancar, bahkan aneka  produk  Siswa/i yang dijual di Stand Market Day sebagian besar habis pada pukul 10 karena antusias warga yang membeli berbagai produk mereka. Semoga kegiatan ini semakin melejitkan jiwa entrepreneur generasi sesuai dengan tuntunan syariat Allah yang diridhoi dan semakin bersyukur atas segala rezeki yang diberikanNya.

Wallahu'alam Bishowwab

1 Comments

  1. Alhamdulillah, semoga Khoiru Ummah Ciledug makin maju dan sukses barokah.

    ReplyDelete

Post a Comment

Previous Post Next Post