Tim 7 Garuk Waria dan Perempuan Malam di Payakumbuh

N3 Payakumbuh — Sudah menjadi rutinitas terjadwal bagi pasukan penegak perda kota payakumbuh atau akrab disebut tim 7 yang terdiri dari gabungan unsur Pol PP, TNI dan Polri, giat menggelar razia penyakit masyarakat.

Razia penyakit masayarakat dan maksiat yang digelar pada ahad (21/10) dini hari dibawah pimpinan Kasat Pol PP, Devitra tak luput dari aksi kejar-kejaran. Dan kondisi itu sudah hal yang lumrah dikala tim menggelar razia.

Dalam razia tersebut, Tim 7 kita Payakumbuh berhasil menjaring sebanyak 2 orang waria (bencong-red) dan 2 orang perempuan yang biasa berkeliaran tengah malam serta beberapa orang remaja berstatus pelajar diamankan oleh satuan Tim 7 Kota Payakumbuh jam 01.30 dini hari.

Sejumlah petugas yang berpakaian preman sempat kejar kejaran dengan 2 orang waria yang biasa mangkal di kawasan Bunian dan Parak Batuang dan akhirnya 1 orang berhasil ditangkap dikawasan Bunian an. AA dan 1 orang lagi diamankan di depan Apotik Medika Farma Koto Baru an. MD.

Tak usai disitu, sekitar pukul 02.30 tim kembali menyisit kawasan Pasar Ibuh. Di lokasi ini tim mengamankan 2 pasang pemuda di 2 lokasi yang berbeda.

Satu pasang diamankan dalam kedai tuak yang sudah tutup dan satu pasang lagi di tempat karaoke yang juga menjual tuak, berjarak sekitar 50 M dari lokasi pertama di Kawasan Ibuh Timur.

Tidak puas dengan hasil yang telah digelar, tim 7 krmbali menggrebek sebuah warnet dan game online di Simpang Benteng yang sudah diberi peringatan untuk yang ketiga kali. Warnet tersebut diduga belum kantongi izin, serta sudah beroperasi 24 jam.

Sebanyak 21 orang pemuda dan remaja lagi asyik bermain game online ditempat yang memiliki 35 unit komputer PC ini padahal jam sdh menunjukkan pukul 03.00 dini hari.

Ketua tim 7 Devitra kepada media menerangkan bahwa tim telah melakukan serangkaian penertiban dinihari menjelang shubuh. Khusus sejumlah remaja yang masih berstatus pelajar SLTP dan SLTA dibawa petugas ke Kantor Satpol PP Bukit Sibaluik.

“Ya, tim kali ini sudah menertibkan 2 waria yang sering mangkal di seputaran Bunian dan Parak Betung. Selain itu juga ada pasangan ilegal dan beberapa perempuan yang ikut terjaring serta kita juga menertibkan dan merazia warnet,” sebut Devitra.

Dikatakannya, saat razia di warnet “J”, pemiliknya tidak berada ditempat, kita coba kontak dan meminta pemilik untuk datang ke lokasi warnet miliknya. Tim terpaksa membawa 1 unit komputer PC lengkap untuk dijadikan barang bukti, dalam pelanggaran pada proses penegakan hukum. Untuk proses selanjutnya, Satpol PP akan berkoordinasi dengan Kantor BPM PTSP terkait rencana penyegelan sampai pemilik mengurus izin dan mematuhi jam operasional.

“Sejumlah waria alias bencong serta remaja yang berkeliaran malam ini didata dihadapan keluarga dan membuat surat perjanjian serta apabila mengulangi kembali melakukan hal yang sama bersedia untuk direhabilitasi dibawah binaan Dinas Sosial,”imbuh Devitra.

“Sedangkan untuk pelajar yang bermain di warnet sampai larut malam diserahkan oleh Petugas Satpol PP ke orangtua masing masing, setelah menandatangani surat perjanjian,” pungkas Devitra.

Ada yg menarik dari pengakuan sang ibu kandung bencong bunian AA.
Sang ibu yang juga beralamat di Bunian ini tidak menyalahkan anaknya tetapi menyalahkan dirinya sendiri.

“Saya tidak akan menyalahkan siapa, yang salah adalah saya dan saya menyesali diri. Sejak hamil, saya sangat berharap sekali melahirkan anak perempuan sehingga pakaian bayi yang disiapkan semuanya untuk menanti kedatangan anak perempuan. Tapi takdir Allah beda, justru anak laki laki. Namun saya sering memperlakukan AA layaknya seorang perempuan,” sesal ibu.

“Saya pasangkan pakaian perempuan, saya biarkan rambutnya dipanjangkan dan biasa dikepang dua, sejak kecil. Sehingga kini, tumbuhlah ia berprilaku sebagai perempuan,” beber ibu.

Berbeda dengan AA, waria MD yang memanggil dirinya dengan Mona, menurutnya profesi sebagai waria untuk menghidupi ibunya yang sudah tua dan sering sakit sakitan. Dirinya mengaku juga punya hutang yang harus diangsurnya setiap hari.

“Jadi disamping untuk menghidupi diriku aku juga membantu kebutuhan orangtuaku. Sejak kecil sudah punya sifat perempuan,” sebut AA senyum saja.

Dipenghujung malam jelang pagi, Kasat Pol PP Devitra kembali menghimbau kepada semua orangtua yang hadir dinihari di markas Pol PP.

“Kami tak bosan menyampaikan agar kita jangan salah dalam mendidik dan bimbinglah anggota keluarga kita. Mari kita bimbing dengan nilai nilai agama yang benar agar kita tidak menyesal di kemudian hari. Kami hanya pelaksana tugas dari pemerintah, untuk menegakkan Perda bukanlah sebuah hal yang mudah, namun itu harus didukung semua unsur terkait, intinya diawali dari keluarga,” Devitra pesankan. (Rahmat Sitepu)
Previous Post Next Post