Sri Sultan Hamengkobono X Kunjungi Lunang Pessel

N3, Pessel ~ Sri Sultan Hamengkobono X, Gubernur Yogyakarta dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas Wakil Ketua DPD RI berkunjung ke Lunang Kabupaten Pesisir Selatan- Sumatera Barat, Sabtu siang (5/12). Ikut mendamping wakil ketua sekretariat DPD RI Evi Astar,SH, Budayawan Mohd. Sobri, beberapa tokoh masyarakat Lunang, Walinagari.

Sri Sultan Hamengkubono X yang bergelar Maharajo Alam Sati dalam kesempatan itu menyampaikan, amat sangat senang dan bahagia melihat masyarakat transmigrasi asal Jawa se Pesisir Selatan telah lebih baik kehidupannya. Ini tentu memperhatikan kehidupan dimana bumi di pijak di sana langit dijunjung.

Silahkan orang jawa pandai berbahasa minang, asal jangan melupakan budaya jati diri sendiri sebagai orang jawa yang baik. Karena semua karakter budaya jawa dan minang yang baik baik diakui oleh undang-undang. Karena itu pemerintahan Yogyakarta amat menyambut baik orang-orang minang yang hidup di Yogya secara baik dan rukun dan mereka selalu mempertahankan budaya minang itu sendiri dan menghormati budaya jawa yang ada di Yogyakarta.

Ini semua semua rahmat kebinnekaan yang indah dibumi Republik Indonesia yang besar dan hebat ini. Kebanggaan ini tentu merupakan kebanggaan kita bersama dalam memajukan kehidupan yang lebih baik lagi dimasa masa mendatang, harapnya

Sri Sutan Hamengkobono X juga menyampaikan, di Sumatera Barat ini, saya juga merupakan salah seorang datuk yang diberi gelar Maharajo Alam Sati dan Ibu Gusti Kanjeng Ratu Hemas Puti Retno Indah Putri. Karena itu saya berpesan kepada masyarakat jawa yang ada di Sumatera Barat agar terus bekerja dan bekerjasama dengan masyarakat dan pemerintah setempat dalam meningkatkan pembangunan di daerah ini dalam upaya juga meningkatkan kesejahteraan hidup dari tahun ke tahun.

Kita patut bangga, perkumpulan transmigrasi se Indonesia terus meningkatkan pendidikan sebagai upaya meningkatkan kehidupannya, saat ini kita telah memiliki beberapa profesional dan telah berpendidilkan bergelar Dr. 48 orang dari anak anak paguyuban tranmigrasi asal Jawa.

Kami juga menawarkan pemberia bibit jagung, padi dan lain-lain yang tentu dapat lebih hasil panennya. karena itu silahkan mengusulakan permohon nanti kita akan kirim ke daerah ini. mudah-mudahan saja cocok dengan kondisi daerah ini. Jika tidak tentu kita akan bekerjasama bagaimana para petani kita mendapat bibit yang bagus untuk mendapat penghasilan yang lebih untung dan baik, ujarnya

Ketua Paguyuban Jawa Transmingrasi se Pesisir Selatan, KI Djoko dalam kesempatan itu menyampaikan kebahagian sangat atas kunjungan Sri Sultan Hamengkubono, yang telah lebih dari 40 tahun sejak meninggalkan tanah Yogya belum sempat bertatap wajah hingga hari ini.

Di Lunang ini tranmigrasi pertama itu berjumlah 49 KK pada tahun 1973 yang datang dari daerah Yogyakarta. Saat itu kondisi sangat memprihatinkan sekali, rumah berlantai tanah, berdinding bambu. listrik belum masuk, jalan jalan belum sebagus saat ini. Pada tahu 1974 terjadi pengiriman besar besar hingga tranmingrasi silaut VI sampai menjadi 1000 KK.

Hingga saat ini terus berkembang sesuai juga dengan perkembangan pembangunan daerah, katanya.

Pada kesempatan itu Budaywan Mohd. Sobri juga berkesempatan menjelaskan berbagai budaya jawa yang mesti menjadi prinsip hidup untuk menjadi orang jawa yang baik dan bijak. Serta juga mampu menampilkan kemampuan dalam memimpin dan memajukan daerah transmigrasi untuk lebih baik dari tahun ke tahun.
Previous Post Next Post