Wakil Presiden Jusuf Kalla Hadiri 100 Tahun Adabiah

N3, Sumbar ~ Wakil Presiden, Jusuf Kalla berpesan agar masyarakat Sumbar tidak tenggelam dengan kejayaan masa lalu. Karena kejayaan masa lalu bukan untuk dibanggakan, tetapi harus dijadikan pendorong untuk kemajuan pada masa depan.
 
Hal ini diungkapkan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menghadiri peringatan 100 tahun berdirinya Syarikat Oesaha Adabiah, Minggu (23/8) bersama tiga menteri kabinet kerja dari Menteri Pu -Pera, Mochamad Basoeki Hadimoeljono, Kemenpan RB, Yudi Chrisnanadi, Menteri Agraria dan Tata Ruang,  Ferry Musyidan Baldan dan   anggota Komisi VI DPR RI, Betty Shadiq.
 
Sumbar kata JK, merupakan daerah tempat lahirnya negarawan hebat yang tampil di panggung nasional seperti M. Hatta, M. Yamin, Sutan Syahrir, Rasuna Said dan Tan Malaka. Para tokoh ini menyumbang banyak ide dan pemikirian untuk terbentuknya NKRI.
 
Namun, kata JK saat ini orang-orang pintar di Sumbar yang berkecimpung di panggung nasional sudah mulai berkurang. Para pemikir, alim ulama yang terkenal dari Sumbar tidak banyak lagi dari Sumbar.
 
“Dulu 10 orang penceramah Jumat di Jakarta, delapan orang diantaranya merupakan Minang,” seloroh JK memproyeksikan bagaimana pintarnya orang Sumbar.
 
JK juga menganalogikan, ketika beberapa daerah pada masa penjajahan berperang dengan menggunakan parang, menggunakan senjata namun tidak di Sumbar. Karena orang Sumbar berperang dengan menggunakan otak atau ilmu.
 
“Jadi, ke depan memang butuh kerja keras untuk kembali melahirkan pemikir, cerdik pandai dan alim ulama dari Sumbar,” terang JK.
 
Menurutnya, kemajuan suatu bangsa tidak hanya bergantung pada Sumber Daya Alam (SDA), tetapi juga bergantung pada Sumber Daya Manusia (SDM).
 
"Kita bisa menyebut Jepang, Korea dan banyak negara yang maju karena memiliki SDM yang bagus. Ini patut menjadi contoh. Tidak ada gunanya SDA yang melimpah tanpa didukung SDM yang memadai," katanya. Dia meminta Adabiah sebagai lembaga yang memiliki sejarah panjang dalam mendidik generasi muda di Sumbar tetap terjaga secara kualitas  hingga tidak kalah dari lembaga lain.
 
"Sekarang masyarakat juga sudah menyadari pentingnya pendidikan, karena itu mereka bersedia untuk membayar mahal asalkan anaknya mendapatkan pendidikan yang berkualitas," katanya.
 
Gubernur Reydonnyzar Moenek dalam kesempatan itu juga menyampaikan, kehebatan tokoh-tokoh Sumatera Barat masa lalu hendak menjadi motivasi bagi generasi masa kini untuk bangkit berbuat hal yang sama untuk pembangunan nasional. Begitu banyak tokoh Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Tan Malaka, M. Yamin hingga Tokoh Abdullah Ahmad yang mendirikan Adabiah tahun 1915 hingga saat ini telah banyak pula melahirkan orang-orang hebat baik di daerah maupun di tingkat nasional.
 
Kebanggaan dengan tokoh-tokoh masa lalu Sumatera Barat, ini juga membuktikan bahwa SDM masyarakat Sumatera Barat yang dikenal dengan ranah Bundo Minangkabau ini sesungguh memiliki kualitas handal. Semoga kedepan Sumatera Barat mampu kembali melahirkan tokoh yang hebat hebat itu, harapnya.
 
Hal senada juga diungkapkan Ketua Pengurus YSO Adabiah Padang Awaloedin Djamin. Menurutnya, para tokoh besar Sumbar ini perlu dijadikan contoh untuk bagi generasi Sumbar mendatang. Karena selain berasal dari Sumbar pemikiran tokoh nasional ini menjadi tonggak lahirnya negara ini.
 
"Dua tahun lalu saya bicara dengan gubernur agar mencatat nama-nama tokoh di Sumbar yang tokoh nasional dan tokoh lokal. Agar nantinya bisa menjadi acuan generasi selanjutnya. Saya juga meminta dibuatkan monumennya sampai ke daerah," paparnya. Awaloedin berharap, dengan menginjak 100 tahun perguruan Adabiah akan dapat melahirkan bukan hanya satu Syahrir akan tetapi 100 Syahrir dari Sumbar.
 
"Kita patut bangga dengan tokoh-tokoh ini," ucap Awaloedin. Dalam kunjungan ini juga ikut hadir Azwar Annas, Bachtiar Chamsyah, Fahmi Idris, Fasli Djalal, Syamsu Djalal, Djohermansyah Djohan, Syahrul Ujud, Adrinof Chanigao, dan Forkopimda Sumbar. Zrd
Previous Post Next Post