Pertanian Sulsel Dapat Kucuran Dana Rp 1,3 Triliun

Nn, Sulsel ~ Pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan, menganggarkan Rp 1,3 triliun untuk sektor pertanian di Sulawesi Selatan. Khususnya, untuk produksi tanaman semusim yakni padi, jagung dan kedelai.
 
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Sulsel, Lutfi Halide, mengungkapkan, untuk program produksi pertanian padi, jagung dan kedelai ini, pemerintah pusat mengucurkan anggaran sebesar Rp 1,3 triliun. Karena itu, pihaknya mengundang seluruh dinas pertanian kabupaten dan kota untuk membicarakan masalah tersebut.
 
"Dari segi anggaran, kita banyak didukung pemerintah pusat," kata Luthfi, usai Rapat Percepatan Pelaksanaan dan Penyerapan Anggaran Kegiatan APBN - P 2015, di Kantor Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura.
 
Luthfi mengingatkan, anggaran Rp 1,3 triliun tersebut untuk tanaman semusim seperti padi, jagung, dan kedelai. Karena itu, tidak boleh ada keterlambatan benih, pupuk, ataupun kebutuhan air.
 
"Anggaran untuk padi, jagung dan kedelai Rp 1,3 triliun. Ini APBN-P, mulai April ini. Sekarang dibahas, bagaimana kesiapan menyerap APBN-P ini. Saya juga sudah ingatkan bahwa kita mengurusi tanaman semusim," ujarnya.
 
Terkait upaya menghadapi anomali iklim, Luthfi mengaku tidak ada masalah. Di Sulsel ada tiga tipe iklim, sektor barat, sektor timur, dan sektor peralihan. Musim tanam 2015 yang dimulai September, musim tanamnya di sektor timur, sehingga di sektor timur didorong tanaman padi. Sedangkan, sektor barat mulai dari Barru sampai dengan Jeneponto diarahkan untuk jagung dan kedelai bagi wilayah-wilayah yang kesulitan air.
 
"Bersama daerah, kita juga bahas mana wilayah untuk padi, jagung, dan kedelai. Sehingga, dinas pertanian di daerah bisa fokus merencanakan dari awal dan anggaran yang disiapkan pemerintah bisa kita optimalkan," jelasnya.
 
Sementara, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, rapat tersebut dalam rangka memantapkan program Upaya Khusus (Upsus) bidang pertanian, untuk menjadikan Sulsel sebagai lumbung pangan nasional. Termasuk, proses mempersiapkan surplus beras 2,5 juta ton.
 
"Tentu saja rakor ini memantapkan perencanaan mereka agar tidak salah, sesuai kondisi rill di lapangan," ujarnya.
 
Ia menginstruksikan agar koordinasi antara pemerintah provinsi dan daerah, koordinasi dengan kelompok tani dan mitra, berjalan baik. Tanaman semusim tidak boleh mengalami keterlambatan karena akan mempengaruhi hasil. Mulai bibit, pupuk, hingga air.
 
"Kita mendapatkan budget support yang besar, karena itu jangan sampai ada kesalahan. Penggunaan budget harus terencana dengan pendekatan manual yang tepat," pesan Syahrul. Rel/Dw/Er
Previous Post Next Post