Sayatan Politik “Rang Piaman”

Nusantaranews.net ~ Sosok Davip Maldian S,Sos salah satu putra terbaik Minang Kabau yang berkompetisi sebagai calon anggota DPD RI 2014 -2019 ini, merupakan salah satu dari tokoh dunia pendidikan dan tokoh politik yang piawai memainkan perannya, baik secara organisasi maupun personal.

Penilaian ini bukanlah isapan jempol belaka, namun dibuktikannya dengan loyalitas yang tinggi sewaktu menjabat ketua partai Hanura Kota Padang. Dimana partai yang baru lahir diera reformasi itu, tidak dikenal bahkan disepelekan oleh masyarakat Sumatera Barat.

Tetapi, dengan pengorbanan dan kegigihannya yang kuat mempromosikan serta mendekatkan diri ketengah masyarakat, sehingga dalam rentang waktu beberapa bulan saja, partai Hanura telah menyita perhatian dan buah bibir masyarakat di Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Barat.

Padahal ia hanya menjabat sebagai ketua partai untuk Kota Padang saja dan bukan menjabat sebagai ketua partai untuk Provinsi. Namun gaungnya dalam berimprovisasi mampu menghentak partai Hanura kepelosok-pelosok Kabupaten dan Kota se_Sumatera Barat.

Seayun langkah bergantinya waktu, yang namanya politik memang tak pandang bulu, kawan, teman, karib kerabat apalagi lawan semua harus dimakan. Karena partai telah besar dan dikenal masyarakat, upaya sikut menyikutpun mulai terjadi. Perebutan untuk mengantikan kedudukannya sebagai Ketua Partai Hanura Kota Padang mulai meruak. Dan pada akhirnya, iapun terlindas jua oleh politik praktis oknum-oknum dari dalam partai sendiri.

Akantetapi secara personal, kepiawaian sosok rang Piaman ini juga patut diacungkan jempol. Sewaktu pemilihan walikota Padang akan digelar, Davip ketika itu mencoba mencalonkan diri melalui jalur partai Hanura, tetapi keinginannya tidak terkabul. Namun kenyataan ini tidak membuatnya patah arang, kegigihan dan tekadnya untuk memajukan Kota Padang makin bergelora.

Bercermin atas keberhasilannya sewaktu membesarkan partai Hanura Kota Padang, iapun optimis kemudian mencoba mencalonkan diri melalui jalur independen (non partai) dengan berbagai persyaratan seperti dukungan masyarakat sebanyak 34 ribu KTP, inipun dapat dipenuhinya, tetapi tidak dilanjutkannya karena mempertimbangkan rekan-rekannya yang ikut kompetisi, sehingga ia mundur dan tidak ikut pada Pilkada Kota Padang.

Diskriminasi para oknum partainya ternyata tidak sampai disitu, iapun pernah mengajukan diri kepada partai yang pernah dibesarkannya itu untuk menjadi calon legislative (caleg) untuk DPR-RI pada pemilu 9 April 2014 nanti, dan lagi-lagi gagal.

Iapun menyadari, sepertinya dukungan secara organisasi atau partai tidak akan mungkin didapat. Maka iapun legowo, dikarenakan niat hanya untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat dan kemajuan Provinsi Sumatera Barat, kemudian iapun mendaftarkan diri sebagai calon anggota DPD-RI pada Pemilu 9 April 2014 mendatang.

Meski demikian ia sadar, politik memang tidak pandang bulu, dan ia tetap mencintai Partai Hanura yang pernah dibesarkannya itu. dan ternyata niat yang tulusnya untuk mencalonkan diri sebagai perwakilan daerah (DPD-RI) itu di Ridhoi Allah. Namanya keluar sebagai salah satu calon anggota DPD-RI pada pemilu mendatang dengan nomor urut 4.

Dengan tafakur iapun berdo’a kepada Allah, agar keinginannya untuk "berbuat dan berfikir untuk daerah" melalui program perlindungan buruh, pendidikan berkarakter, pelayanan kesehatan yang terjangkau, penguatan ekonomi berbasis kerakyatan, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dapat dukungan dari rakyat dengan memilih dan mempercaya dirinya sebagai salah satu wakil mereka di DPD-RI. Amiiin amiiin Yaa Rabbal Alamiiin. **
Previous Post Next Post