Walikota Padang : Surat “Muchtar Naim” Salah Alamat



Nn, Padang -- Muchtar Naim  “ Surat Terbuka ” Salah alamat di terbitkan Koran Padang, Rabu 29 Mei 2013 lalu, beralasan tidak tepat ditujukan kepada Irman Gusman,  seharusnya kepada Walikota Padang Fauzi Bahar, dalam kapasitas apa Muchtar Naim bicara, menjelek dan menghina orang lewat surat terbuka di tujukan ke Irman Gusman, sepertinya ada lagu permintaan.

Dikatakan Fauzi Bahar  sebagai Walikota Padang, dalam acara jumpa pers,  telah berjuang untuk mendatangkan para Investor  ke Kota Padang lebih kurang sekitar 7 tahun  lamanya, “Kamis (30/1). Di ruangan pertemuan lantai II Balaikota Padang.

Berbagai upaya dan usaha di lakukan, agar Kota Padang sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Barat tidak jauh tertinggal dengan Propinsi lainnya di Indonesia, di bidang pembangunan dan perekonomian kerakyatan.

Pada akhir jabatan Fauzi Bahar sebagai Walikota Padang, dua Perusahan berskala Besar  mau berinvestasi  dan sudah dilaksanakan peletakan Batu Pertama tanda di mulai pekerjaannya di Kota Padang,  dapat menyedut tenaga kerja lebih kurang sekitar 6  ribu orang nantinya, bila pekerjaan bangunan selesai.

Seharusnya apa yang dikatakan Muchtar Naim lewat surat terbuka, yang mengatasnamakan masyarakat Minangkabau dan mempersoalkan RS Siloam yang akan dibangun Lippo Group yang dikhwatirkan akan melakukan kristenisasi di tujukan kepada saya (Fauzi Bahar-Red) bukan kepada Irman Gusman, semua yang hadir dalam acara peresmian peletakan batu pertama pembangunan LIPPO GROUP adalah saya yang mengundang.

Jadi, kehadiran Irman Gusman, Azwar Anas dan Ketua Umum LKAAM Sumbar  M. Sayuti Dt. Rajo Penghulu.  Serta  yang lainnya disebabkan karena saya yang menghadap dan mengundang langsung, meminta, memohon untuk dapat menghadiri acara peletakan batu pertama sebagai tanda di mulainya pekerjaan pembangunan berskala besar di Sumatera Barat, khususnya di Kota Padang oleh LIPPO GROUP.

Saya tak habis pikir  tentang surat terbuka di tujukan pada Irman Gusman, menyebutkan  Azwar Anas dan M. Sayuti Dt. Rajo Penghulu. Dapat di katakan Muchtar Naim, “sungguh pemikiran yang sangat keliru dan salah ”  karena sudah di luar batas sebagai orang tua, seharusnya memberi nasehat dan teguran secara langsung bukan bicara media cetak.

Dalam hal ini, saya pun tak mengerti, Muchtar Naim telah berani bicara atas nama masyarakat Sumbar,  sebagai kapasitas apa dia berbicara atau hanya sekedar mencari  jadi diri, itu mungkin sudah terlambat karena Muctar Naim sudah tua, badan sudah tak mampu untuk berbuat, seharusnya membimbing generasi selanjutnya kearah lebih baik,  generasi kreatif bukan generasi yang berpikiran negatife, ujar Fauzi Bahar.

Lebih jauh, Fauzi Bahar katakan umat Islam  di Kota Padang hidup berdampingi dengan agama- agama lainnya, mempunyai hubungan historis sangat harmonis, tentu hal ini, menjadi tanggung jawab saya sebagai Kepala Daerah, antara agama yang satu dengan yang lainnya hidup berdampingi penuh rasa keakraban dan tak pernah ada gesek-gesekan.

Sehingga, program ke agamaan yang saya  jalankan selalu mendapat tempat di hati rakyat Kota Padang, seperti anak sekolah berpakaian Jilbab untuk siswa putri berjalan dengan baik, begitu juga para PNS yang perempuan bekerja berpakaian jilbab, Majlis Taklim, Didikan Subuh, Pasantren Ramadhan dan Subuh Barakhah.

**Ide Kotor Muchtar Naim**

Sedangkan Muchtar Naim, apa yang dapat  di perbuat untuk masyarakat Sumatera Barat selama dia hidup, hanya bisa mencari masalah dan mengeluarkan ide-ide kotornya dengan pola pikiran menilai sesuatu tetap salah dan tidak bisa mencarikan solusinya atau jalan keluarnya, maka itu, saya katakan, atas nama apa Muctar Naim berbica, saya tak mengerti sama sekali. Jangan katakan atas nama masyarakat Sumatera Barat. Ujar Fauzi Bahar.

Maka itu, saya membangun dari dini Aklak anak-anak dengan ajaran Agama sebagai benteng dirinya kelak, bisa menggunakan akal dan fikiran yang sehat, punya kepribadian yang kokoh, tidak mudah di pengaruhi orang-orang  untuk merusak pola fikirannya, dapat menetap hari esok lebih baik dari sekarang.

Kita tahu selama ini di Kota Padang, ada sekolah Non Muslin, Rumah Sakit Non Muslim  tapi yang sekolah di sana banyak orang Muslim, begitu juga dengan rumah sakit, yang banyak berobat orang  muslim  kesana, ujar Fauzi Bahar.

Kenapa, Muchtar Naim berbicara terlalu jauh dan merasa takut tentang kristenisasi nantinya di daerah Ranah Minang ini, apa dia sudah terlalu mengerti tentang ilmu  agama,  saya rasa Azwar Anas, M.Sayuti orang yang lebih mengetahuinya dan lebih mendalam ajaran Agama Islam, makanya Muchtar Naim dalam mengirim surat terbuka kedepannya harus lebih mengontrol diri, jangan bicara dalam kondisi tidak sehat.

Jadi, Muchtar Naim janganlah mengeluarkan femikran yang salah dan negative menilai seseorang, apalagi di kait-kaitkan dengan Agama,  di tambah lagi dengan mengkaitkan Irmal Gusmal sebagi calon presiden RI nantinya.

Kedepannya saya sangat berharap para tetua di Sumatera Barat, khusus Muchtar Naim kalau ada persolan dan masalah-masalah di Ranah Minang atau di kampung kito, janganlah sampai di ekspos di media masa, hal ini akan dapat merugikan kita semuanya. Siapa lagi yang akan membangun Ranah Minang kalau tidak kita bersama.

Berikanlah Saran dan Kritik yang sifatnya dapat membangun negeri bukan meruntuh yang sudah di rencanakan semaksimal mungkin, kapan kita akan maju cuma membicarakan sesuatu yang tidak tahu ujung pangkalnya, ujar Fauzi Bahar. Taf
Previous Post Next Post