Adat dan Budaya Berlandaskan ABS-SBK.

Nn, Padang -- Dalam ilmu fikih salah satu bahan pertimbangan para ulama untuk mengeluarkan patwa, adat bersandik sayarak, syarak bersandi kitabbullah (ABS-SBK) sebagai pegangan dan landasan yang kokoh sehingga para ulama dalam pengeluaran patwa, betul-betul berdasarkan berbagai pertimbangan yang akurat dan lebih mendalam.

Disampaikan Wakil Walikota Padang, H. Mahyeldi Ansharullah, SP  dalam acara berdialog dengan tokoh-tokoh adat dan budaya Kenagarian Limau Manis, ninik mamak, bundo kanduang, cadiak pandai dan warga lima manis, hadir juga dalam acara tersebut, Eks Sekda Kota Padang, Ir. Emzalmi, M.Si, Camat Pauh Wardas Tanjung. di Masjid Al Wathan Limau Manis.

Mahyeldi katakan kontribusi nilai-nilai adat harus kita perkokoh dengan mencerdaskan pola pikiran melalui pendidikan, mencerdaskan nilai-nilai seni, mencerdaskan sosial kemasyarakatan dan mencerdaskan Agamanya serta mencerdaskan kemampuan di miliki seseorang.

Tentu semua tidak begitu mudah untuk mendapatkannya, tanpa ada kemauan dan ketekunan keinginan untuk mempelajari  serta mensernirgiskannya. Kita harus memberikan motivasi dan dukungan agar adat selingka Nagari dapat terus menerus terpelihara dan berkembang, ujar mahyeldi.

Adat Bersandi Syarak, Syarak Bersandi Kitabullah di dalamnya sudah mencakup semua aspek kehidupan dan dapat di jadikan sebagai pedoman hidup di tengah-tengah masyarakat, seperti kita tahu dengan kata ereng jo gendeng, raso jo pareso dan aklak budi pekerti.

Bila semuanya ini, dapat kita satukan dalam mengujudkan pembangunan, baik pembangunan perekonomian kemasyarakatan, pembangunan akidah masyarakat dan pembangunan sosial kemasyarakat, akan dapat membuahkan hasil sesuai dengan harapan, lanjut Mahyeldi.

Selanjutnya, Ir. Emzalmi sebagai tokoh masyarakat Pauh, katakan penerapan tentang tantanan adat budaya di daerah kita dengan filosofinya Adat Bersandi Sayarak, Syarak Bersandi Kitabullah. Sangat perlu sekali di pertahankan di tengah-tengah masyarakat.

Dengan kemajuan teknologi informatika sikap dan prilaku anak-anak akan dapat berobah dan mempengaruhi perkembangan jiwanya, bila kita sebagai orang tua tidak memberikan perhatian dan bimbingan yang serius kepada anak-anak, tentu anak-anak kita nantinya akan salah langkah, bahkan dia tidak mengerti tentang adat dan budaya yang kita miliki nenek moyangnya.

Adat istiadat atau kebiasaan suatu nagari, dapat mewarnai kehidupan masyarakat dalam membangun nagari kedepannya, bila kebiasaan suatu masyarakat membangun, selalu dilaksanakan secara bergontong royong, seperti membaut Masjid dan Mushalla serta membangun fasilitas umumnya lainnya, hal seperti itu harus diberikan motivasi dan dorongan untuk membangun nagari, ujar Emzalmi.

Wardas Tanjung sebagi Camat Pauh, atas kunjungan Wakil Walikota Padang, Mahyeldi Ansyarullah, SP dan tokoh masyarakat Pauh, Ir. Emzalmi, M.Si mengucapkan ribuan terima kasih yang nanti dapat memberikan pencerahan bagi masyarakat kami tentang Adat dan Istiadat Minangkabau.

Kita berharap agar pertemuan ini mendapat berkah dari Allah karena diadakan di rumah Allah, yang mana membicarakan tentang Adat Istiadat Minangkabau dengan Filosofinya, ABS-SBK. Bila sudah dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat, masyarakat akan aman dan sejahtera dan jauh dari segala bentuk musibah dan bencana, ujar Wardas Tanjung.

Kemajuan zaman di era globanisasi, kondisi alam selalu berobah-robah, baik itu adat dan budaya  sebagai kebiasaan kehidupan masyarakat juga terpengaruh dengan suguhan informasi teknologi yang canggih, dunia ini kecil dirasakan, seperti orang main bola di Eropah, dalam hitungan detik saja kita telah dapat melihat apa yang terjadi disana.

Makanya, adat dan budaya yang kita miliki harus dijaga kelestariannya, dari pengaruh kemajuan ilmu teknologi, jangan dijadikan sebagai slokan nantinya. Diharapkan para generasi selanjutnya harus bisa mempertahankan adat dan budaya serta dapat membanggakannya di manapun berada.

Dalam kesempatan itu, Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Limau Manis mengatakan bahwa  salah satu cirinya orang Minangkabau, dipastikan dia pemeluk Agama Islam, tidak beragama Islam, bukan dia orang Minangkabau.

Ketua KAN katakan syarak mengatakan Adat memakainya, jadi kita perlu memberikan pemahaman-memahaman tentang ada isitiadat dalam suatu nagari jelas tidak sama, seperti salah satunya, cara penyelenggaraan Mayat, Nagari limau Manis dengan Nagari Pauh IX sudah berbeda, ujar nya.

Wakil Walikota bersama rombongan melaksanakan shalat jum'at bersama di Masjid Al Wathan Limau Manis, karena acara ini selesainya bertepatan hampir masuknya shalat jum'at. Mahyeldi langsung sebagai Khatib dan menjadi imam shalat Jum'at berjamaah. Rel/Taf

Post a Comment

Previous Post Next Post