Mental Pemuda Yang Tergilas Zaman

PEMUDA harapan bangsa, pemuda pondasi negara dan penentu kemajuan bangsa. Goresan sejarah memang mencatat, berdirinya negara ini, tidak lepas dari pergerakan cita-cita mulia para pemuda. Ketika itu, mereka dianggap sebagai pelopor dan spirit bagi perjuangan kemerdekaan bangsa. 

Hal ini diwujudkan dengan lahirnya ikrar bersama pada tanggal 28 Oktober 1928 yang dikenal dengan “Sumpah Pemuda”. Dan ketika itupula pertama kali lagu “Indonesia Raya” diperkenalkan melalui gesekan biolanya sang jurnalis/wartawan yang juga pencipta lagu bernama Wage Rudolf Supratman.

Seiring perkembangan zaman, semangat pemersatu dan perjuangan melawan penjajahpun nyaris pudar. Cara berpikir dan tingkah laku pemuda saat ini telah banyak berobah. Karena kebanyakan dari mentalnya lemah dan mudah dihasut serta ditunggangi oleh oknum-oknum sang penindas. 

Salah satu contoh…. Peringatan Sumpah Pemuda yang dilakukan oleh mahasiswa dan pemuda di beberapa tempat di Indonesia, berlangsung ricuh…….. para mahasiwa bentrok dengan petugas keamanan, karena para mahasiswa dianggap keterlaluan dengan menghujat dan melecehkan simbol negara yaitu Presiden Republik Indonesia.

Kalau dikaji lebih dalam, memang diera reformasi, semua orang diberikan kebebasan, baik berkarya, berserikat dan mengeluarkan pendapat, dan itupun telah diatur oleh UUD 1945. Tetapi kebebasan, berkarya, berserikat dan mengeluarkan pendapat yang bagaimana. Apakah dengan melakukan hujatan dan hinaan terhadap simbol negara dapat disebut kebebasan ?

Selain itu, kita juga dapat berkaca terhadap perilaku para pemuda disekeliling yang tidak mempunyai komitmen terhadap diri sendiri. “raso jo pareso (bhs:minang)” sudah mulai hilang. Kondisi ini disebabkan pemuda telah terkontaminasi oleh budaya luar, yang “katanya” menjunjung tinggi kebebasan. Para pemuda kian terjerumus sebagai perusak, anarkis dan mudah dihasut. Pemuda bukan lagi ikon pelindung, pondasi atau generasi yang diharapkan.

Oleh karenanya, dihari ulang tahun yang ke 83 ini, pemuda harus mampu membangkitkan kembali semangat perjuangan dan semangat pemersatu bangsa. Bukan pahlawan kekacauan, yang membuat bangsa ini mudah terombang ambing. Mari camkan kembali makna yang terkandung pada butir-butir sumpah pemuda itu. “Berbangsa satu, bangsa Indonesia” Tanah air satu, tanah air Indonesia” dan Berbahasa satu, bahasa Indonesia”.**

Post a Comment

Previous Post Next Post