Gedung Escape Building, Infrastruktur Tsunami Pertama di Indonesia

Maket Escapa Building

Pembangunan Escape Building atau shelter dilingkungan kantor Gubernur Sumatera Barat merupakan bangunan gedung infrastruktur tsunami evakuasi secara vertikal. Rancangan ini khusus dimulai setelah terjadi gempa Sumbar 30 September 2009 yang lalu, dimana tahun 2010 ini BNPB mengalokasikan dana sebesar 16 Miliar kepada pemprov. Sumbar sebagai dana tahap awal, ucap Kepala Dinas Prasjal & Tarkim Ir. Dody Ruswandi saat menyampaikan laporannya dalam acara peresmian peletakan batu pertama Pembangunan Escape Building pertama di Sumatera Barat pagi tadi. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala BNPB Pusat Majen Syamsul Ma’rif, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Ketua DPRD Sumbar Ir. Yulteknil, Wakil Guberbur Muslim Kasim serta beberapa kepala SKPD terkait dilingkungan pemprov Sumbar.

Dijelaskan Dody, pembangunan gedung ini telah didisain khusus 4 lantai, dimana pada lantai satu dan dua dipergunakan untuk ruangan perkantoran, sementara lantai tiga dan empat dikosongkan tambah atap sebagai tempat evakuasi tsunami yang diperkirakan dapat menampung lebih kurang 3.500 orang.

Bangunan ini memakai pondasi khusus Isolator ( Seismic Base Islation ) yang mampu menerima goncangan kekuatan gempa lebih dari 0,5 gerakkan gratifikasi bumi atau lebih 10 SR. Struktur kontruksi pembangunan gedung ini mempergunakan kontruksi tehnologi Jepang dengan dana penyelesai diperlukan dana sebesar Rp. 30 Miliar.

Pelaksana Konstruksi pembangunan ini oleh PT Waskita Karya DED yang dikerjakan oleh PT Tano Consultant dan berkerjasama dengan Pusat Studi Kebencanaan dan Engineer Universitas Tokyo Jepang yang juga didampingi oleh Unand. Mudah-mudah bangunan ini dapat selesai pada tahun 2011 nanti.

Dody juga menyampaikan, pembangunan gedung dengan konsep serupa juga direncanakan pada gedung RS M. Djamil Padang, Kantor Gubernur dan Dinas Prasjal dan Tarkim Sumbar. Konsep bangunan ini merupakan yang pertama di Indonesia, dan akan menjadi contoh pembanguan gedung lain di wilayah rawan bencana di Indonesia .

Menyikapi kondisi wilayah dan kerawanan kebencanaan di Sumatera Barat terutama pinnggiran pantai, kita sebenarnya membutuhkan 40 buah bentuk bangunan seperti ini sebagai tempat evakuasi secara vertikal didaerah ini.

Menyikapi pembangunan rehabilitasi dan rekontruski 20 gedung rusak sedang dan ringan telah dialokasikan dana APBD sebesar 50 Miliar dan dana BNPB sebesar Rp. 82,5 Miliar dan untuk 8 buah gedung yang roboh pemerintah provinsi Sumatera Barat masih diperlukan dana sebesar Rp. 450 Miliar, ungkapnya. rel/ronald

Post a Comment

Previous Post Next Post