Ayo Bersatu Padu Bendung Erosi Nasionalisme!

Oleh : Ecevit Demirel
Ketua Laskar Merah Putih Sumatera Barat
Jl. Seranti No. 9 Air Tawar Timur Padang

Erosi kehidupan berbangsa dan bernegara (baca; erosi nasionalisme) di era reformasi saat ini cukup kuat. Fenomena ini tergambar dari sikap “nafsi-nafsi”, seperti lebih dikedepankannya kepentingan daerah ketimbang kepentingan nasional, atau lebih menonjolnya kepentingan pribadi, kelompok dan golongan. Diakui atau tidak, akhir-akhir ini banyak diantara kita selaku anak bangsa yang cenderung lebih mengutamakan kepentingan pribadi, kelompok.

“Dalam momentum HUT RI ke 65 bertepatan dengan bulan suci Ramadhan 1431 Hijriah, saatnya kita kembali kepada jati diri bangsa. Ayo bersatu padu membendung erosi nasionalisme. Bangkitkan roh nasionalis dan roh kebangsaan pada diri kita selaku anak bangsa,”

Rasa cinta pada tanah air dan sikap patriotisme adalah warisan nenek moyang yang patut dipertahankan dan ditumbuhkembangkan. Akan sangat rugi jika Indonesia yang merdeka dan mandiri sampai kehilangan warisan yang sebenarnya adalah modal paling berharga tersebut.

“Jika erosi nasionalisme terus dibiarkan, yakinlah bahwa kita akan semakin sukar menghadapi
tantangan zaman di masa mendatang,” imbuhnya.

Buang Sikap Ego

Agar terbentengi dari bahaya erosi nasionalisme tadi, maka masing-masing anak bangsa perlu membuang jauh-jauh sikap ego pada diri masing-masing seraya menuntun diri dengan jiwa dan semangat "gotong-royong". Yang kuat seharusnya membantu yang lemah, dan sebaliknya yang lemah patut meminta bantuan kepada yang kuat. Yang Yang pintar membantu yang kurang pintar dan yang kurang pintar patut meminta bantuan dari yang pintar. Yang kaya membantu yang miskin dan sebaliknya yang miskin patut meminta bantuan pada yang kaya. Yang kuasa melindungi yang tidak pegang kekuasaan dan sebaliknya yang tidak kuasa patut meminta perlindungan pada yang berkuasa.

“Kalau tidak suka dicubit, maka jangan mencubit. Jangan hidup mentang-mentang. Mentang- mentang berkuasa, mentang-mentang kaya, mentang-mentang pintar, lantas kita berbuat sekehendak hati pada orang lain. Ayo kembalikan tatanan kehidupan masyarakat Indonesia pada kewajaran,”.

Kewajaran sangat diperlukan untuk meneruskan nilai-nilai kemanusiaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang pada kita. Pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dalam alam kehidupan harus dilandasi tekad tak kenal mundur untuk berjuang bagi tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. (**)

Post a Comment

Previous Post Next Post