Kasus DBD Meningkat, Bagaimana Solusi Islam?


Oleh: Yulyanty Amir

(Mom Preneur, Pengemban Dakwah Islam)


Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di kota Palembang per 10 Februari 2024 mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Dinas Kesehatan Kota Palembang mendata ada 232 kasus DBD dan 4 orang dilaporkan meninggal dunia pada bulan Februari ini. Tercatat bahwa jumlah kasus DBD pada bulan lalu ada 140 kasus saja. Artinya, peningkatan kasusnya mencapai 60% dari bulan sebelumnya (detikcom, 10/2/24).


Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Palembang, Yudhi Setiawan mengatakan masyarakat harus waspada terhadap penularan DBD. Jika mengalami gejala demam tinggi hingga 40 derajat celcius, badan terasa nyeri, pusing dan ada bintik merah dibadan, segera periksakan ke Puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama. 


Deman berdarah dengue atau yang kita kenal dengan DBD merupakan penyakit menular dan mematikan yang virusnya dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit DBD ditemukan pertama kali di Filipina tahun 1953, kemudian menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia. Namun, hingga saat ini obat DBD belum ditemukan. 


Pada umumnya DBD banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis. Indonesia merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis. Karenanya, Indonesia rentan terserang virus DBD. Biasanya nyamuk Aedes Aegypti ini akan berkembang pada saat musim hujan tiba.


Sebenarnya penyakit DBD ini sangat berhubungan dengan kebersihan lingkungan. Maka, salah satu cara yang mudah untuk mencegah terjangkitnya DBD adalah dengan selalu membersihkan rumah dan lingkungan. 


Nyamuk Aedes aegypti ini berkembang biak di wadah yang berisi air bersih. Oleh karena itu, untuk mencegah berkembangnya nyamuk ini, harus rutin menguras dan membersihkan wadah air terutama yang terbuka seperti bak mandi. Menutup wadah penampungan air dengan rapat, mengubur barang bekas yang bisa menampung air seperti kaleng bekas, botol dan lainnya


Sayangnya, kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan rumah dan lingkungan masih sangat minim. Kurangnya edukasi ke masyarakat menengah ke bawah merupakan salah satu faktor makin berkembangnya wabah DBD. Apalagi memang rumah yang ditempati masyarakat kecil kebanyakan tidak layak huni. 


Kondisi rumah yang sempit, banyaknya sampah, pakaian yang bergantungan merupakan tempat bersarangnya nyamuk. Karena keadaan-keadaan tersebut terkadang rakyat terdampak penyakit DBD ini. Sedangkan, pemerintah hanya menghimbau tanpa memberikan solusi yang tepat dan jelas. 


Beginilah ketika kehidupan diatur oleh sistem kapitalisme. Pemerintah kurang begitu perhatian kepada masyarakat terutama masyarakat kecil yang hidup dibawah garis kemiskinan. Jangankan memiliki rumah yang bersih dan layak huni, untuk makan sehari-hari saja mereka harus kerja keras. 


Yang penulis amati di kota Palembang saja banyak sekali para pemulung yang hidup bersama sampah. Kondisi rumah yang jorok, pakaian yang dipakai juga kotor dan bau. Mereka seolah tidak begitu peduli akan  kebersihan dan kesehatan. Selain itu, bisa jadi mereka tak paham cara menjaga kebersihan dan kesehatan. 


Solusi dalam Islam

Islam merupakan agama sekaligus ideologi yang mengatur kehidupan manusia dari mulai tidur sampai tidur lagi.  Islam sangat mengutamakan kebersihan dan kesehatan untuk seluruh umat manusia. Sebab, kesehatan merupakan kebutuhan pokok untuk keberlangsungan kehidupan manusia. Islam mengatur agar manusia selalu menjaga kebersihan, karena kunci utama kesehatan adalah kebersihan pada diri dan lingkungan. 


Allah swt berfirman dalam surat At. Taubah ayat 108,

“Allah menyukai orang-orang yang bersih,“


Selain itu dalam sistem Islam, pemerintah diberi amanah untuk mengurus rakyatnya dengan baik. Maka, pemerintah tentunya akan menyediakan fasilitas tempat tinggal yang layak huni untuk masyarakat, sirkulasi udara yang baik, mengatur pembuangan air agar tidak tersumbat yang mengakibatkan banyak terjadi genangan air. 


Edukasi akan terus diberikan kepada masyarakat dari segala lini. Baik yang tinggal di kota hingga ke perkampungan yang jauh sekalipun. Edukasi dilakukan dengan langsung mendatangi rumah-rumah warga dan mengajak warga kerja bakti membersihkan lingkungan tempat tinggal mereka. Hal itu dilakukan, sampai mereka benar-benar paham akan arti hidup bersih. 


Dalam suatu hadist Rasulullah Saw bersabda, 

“Maka bersihkanlah perkarangan rumahmu dan ruang tempat tinggalmu dan janganlah kamu seperti orang Yahudi yang menumpuk sampah di rumahnya (H.R. Al-Bazzar) 


Selain itu pemerintah Islam juga akan menjamin kesehatan semua masyarakatnya. Negara akan memberikan fasilitas terbaik tanpa pandang bulu maupun membedakan-bedakan kelas kamar perawatan dalam pelayanannya. Obat yang terbaikpun akan diberikan oleh fasilitas kesehatan yang ada dengan biaya yang sangat terjangkau. 


Jika suatu penyakit belum ditemukan obatnya, maka pemerintah akan memberikan fasilitas kepada ahli untuk segera mengadakan penelitian agar bisa membuat obat yang dapat membantu penyembuhan suatu penyakit tentunya atas izin Allah penyakit itu sembuh. Berobat hanyalah ikhtiar manusia dan hukumnya sunnah. Namun, jika suatu penyakit tidak diobati justru akan mengakibatkan kesakitan hingga kematian, hal ini tidak dibenarkan dalam Islam karena menzalimi tubuh. 


Demikianlah, Islam mengatur masyarakatnya. Pemimpin Islam tidak akan membiarkan rakyatnya sakit tanpa mampu berobat, sehingga menanggung kesakitan. Namun mengapa kita  masih enggan diatur oleh syariat Islam?

1 Comments

Post a Comment

Previous Post Next Post