Terorisme, Propaganda Sesat Menyudutkan Islam



Oleh: Rizki Aulia Rahma
Pada hari Ahad tanggal 28 Maret lalu, telah terjadi pengeboman di sebuah gereja Katedral Makassar Sulawesi Selatan. Peistiwa ini disebut sebagai aksi  Bom bunuh diri yang dilakukan oleh Pasangan suami istri yang sekaligus diduga sebagai pelaku. 

Dalam peristiwa ini, dua orang tewas sedangkan belasan korban termasuk petugas keamanan gereja mengalami luka-luka (Kompas.com, 30/3/21)

Insiden Bom bunuh diri memang sering berulang. Sayangnya peristiwa ini seringkali di lekatkan dengan Islam. Pelaku sering diindetikkan dengan muslim yang taat, kelaurga aktivis, simbol-simbol Islam, buku-buku bahkan Al-Qur’an sebagai barang bukti. Sederet peritiwa bom yang telah terjadi ini, kini sukses melahirkan individu kaum muslimin yang minder dengan agamanya sendiri, bahkan memfitnah dan memusuhi ajarannya. Perang melawan terorisme kini didengungkan.

Sebenarnya agenda war on terorisme merupakan agenda yang di aruskan oleh Amerika serikat pasca peledakan WTC. Terkait  Global War On Terrorism (GWOT) yang di gadang-gadang Amerika serikat ini pernah di sampaikan melalui  presidennya George Walker Bush. Ia menyatakan “Either you are with us or with terroris? if you are not with us, you are against us” (Apakah anda bersama kami ataukan bersama teroris? Jika anda tidak bersama kami berarti anda menantang Kami).


Analis politik dari Princeton University, USA  menanggapi proyek Global War On Terrorism (GWOT)  ini pada International Relations Journal vol 19(1)  dengan judul War is Too Important to Be Left to Ideological Amateurs pada 2005. Dalam publikasinya tersebut ia menuliskan, rencana Amerika untuk mendapatkan dominasi Global dunia sudah dirancang sejak masa Ronald Reagan dan di masa Bush, ditegaskan kembali dalam draf Cheney Wolfowitz Doctrine. Salah satu isi doktrin tersebut adalah penggunaan kekuatan militer Amerika untuk mencegah bangkitnya kekuatan lain di dunia. Amerika sadar, setelah keruntuhan Uni Soviet dengan Ideologi komunisnya, Ideologi Islam adalah pesaingnya yang berpotensi menghancurkan kepentingan, melenyapkan mimpi-mimpinya dan melawan penjajahan serta hegemoninya atas banyak bangsa saat ini.  Maka Islam Phobia diaruskan termasuk ke negri-negri kaum Muslim untuk menjauhkan umat Islam dengan agamanya sendiri terutama Islam politik yang selama ini dipropagandakan sebagai akar pemikiran yang melahirkan terorisme.

Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah Azza wa Jalla dan dibawa oleh  Rasulullah Sallallahu ‘Alayhi wa Sallam. Islam, sebagai Rahmat untuk semesta alam pernah diterapakan dalam segala asfek kehidupan di bawah naungan sebuah negara yang disebut sebagai Negara Khilafah. Islam menjamin terpeliharanya harta, kehormatan, darah, dan jiwa warga negaranya. Islam sangat tegas melarang pembunuhan tanpa alasan yang benar. Jaminan ini berlaku juga bagi non Muslim. Ini bukanlah cerita tanpa bukti, Tapi sebuah realita yang benar adanya. Islam pernah diterapkan selama kurang lebih 13 abad. Menaungi belahan barat hingga timur dunia dengan warga negara yang beragam adat, budaya, bahasa dan agamanya. Islam berhasil mencapai puncak kejayaan saat dunia dalam kegelapnnya. Cahayanya menaungi manusia dan mewujudkan kesejahteraan padanya. Tentang keamanan, tidak perlu ditanya. Rasulullah Sallahu ‘Alayhi wa Sallam sebagai Rasul dan Nabi terakhir sekaligus kepala Negara yang memimpin daulah Islam di Madinah kala itu telah bersabda :

“Hancurnya dunia lebih ringan di sisi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang muslim.” (HR. An-Nasa’i)

Warga negara Daulah Islam, kafir muahad (kafir yang bukan warga negara tetapi terikat perjanjian dengan Daulah Islam) pun mendapatkan perlakuan istimewa. 

“Siapa saja yang membunuh kafir muahad, dia tidak akan mencium bau surga, padahal sungguh bau surga itu bisa dirasakan dari jarak perjalanan 40 hari.” (HR Muslim)

Jaminan kemanan yang luar biasa yang diberikan Daulah/ Khilafah Islam yang menerapkan syariat Islam  diakui oleh sejarawan dan cendikiawan Barat. Will Durant misalnya, berkomentar, “Para Khalifah telah memberikan rasa aman kepada manusia (Muslim dan non-Muslim) hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka…” (Will Durant — The Story of Civilization). 

Kembalinya kekutan politik Islam untuk memimpin dunia disadari oleh Amerika. Saat Ideologi Kapitalisme yang diembannya telah menunjukkan kerapuhan dan kegagalannya dalam memberikan solusi atas segala problematika ummat di dunia. Saat manusia mencari solusi hakiki atas persoalannya, dan Islam sebagai sebuah Ideologi dengan seperangkat aturan yang sempurna perlahan tapi pasti mendapat tempat di hati manusia. Ketakutan Amerika semakin nyata. Maka, jangan terperdaya dengan propaganda tentang terorisme, radikalisme dan ekstimisme yang selalu menyasar Islam dan kaum muslimin. Wahai saudaraku, ketahuailah agama kalian sangat damai dan tidak mengajarkan hal itu.

Seharusnya, kaum muslim saat ini disibukkan untuk mewujudkan kembalinya sebuah negara yang menerapkan syariat Islam yang telah terbukti mampu mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan bagi umat manusia. Negara tersebut adalah negara Khilafah yang telah terlisankan dalam sabda Rasulullah yang mulia tentang kepastian kembalinya.

"Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR Ahmad, Abu Dawud ath-Thayalisi dan al-Bazzar).

Post a Comment

Previous Post Next Post