ISLAMOPHOBIA WAS BORN FROM A SECULAR SOCIETY



Oleh: Ismayanti

Lagi dan lagi tuduhan keji terhadap islam terulang kembali, baik berupa penghinaan terhadap Allah, Rasulullah ï·º, Alquran, maupun terhadap ajaran Islam. Baru-baru ini kita dikagetkan dengan aksi bom bunuh diri yang dilakukan di depan halaman gereja Katedral Makassar. Ianya adalah tindakan terkutuk yang bertentangan dengan syariat Islam. Aksi tersebut terjadi pada Ahad, (28/3/2021) pagi sekitar pukul 10.30 WITA, mengakibatkan dua orang yang diduga pelaku tewas dan 20 orang luka-luka. 

Ramai-ramai berbagai kalangan mengutuk perbuatan tersebut. Sore harinya, Presiden Jokowi langsung memberikan pernyataan resminya dengan mengatakan semua ajaran agama menolak terorisme. Malam harinya, Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo telah berhasil mengungkap identitas pelaku bom bunuh diri yaitu pasangan suami istri milenial yang baru menikah. Mereka disebut tergabung dalam Jemaah Ansharut Daulah (JAD). (cnnindonesia.com, 28/3/2021)

Cepatnya penanganan kasus tersebut patut diapresiasi. Belum berganti hari, identitas pelaku beserta jaringannya terungkap dengan sejumlah bukti. Namun demikian, ada hal yang mengusik masyarakat perihal kasus lain yang lambat dan sulit terungkap. Seperti kasus KM50 dan penangkapan koruptor Harun Masiku, hingga kini masih belum terselesaikan. Dan yang lebih mencengangkan lagi dari barang bukti yang berkaitan dengan pelaku yang diduga terlihat bahwa pelaku adalah sepasang suami-istri yang marupakan salah satu bagian dalam sebuah kelompok dakwah islam. Seolah megambarkan bahwa latar belakang dari kelompok teroris itu adalah mereka yang terlalu radikal dalam mempelajari agamanya. 

Akibatnya lahirlah apa yang disebut dengan Islamopobia,  ketakutan yang berlebih dalam memahami agama islam secara intensif, penyakit ini mulai tumbuh dalam diri kaum muslimin. Tidak sedikit dari kaum muslim yang terpengaruh atas praming jahat yang diaruskan oleh para kafir barat terhadap kemuliaan islam sehingga atas dasar ketakutannya mereka mulai membataskan diri dalam menjalankan ajaran-ajaran islam, menagambil sebagian dan meninggalkan sebagian. 

Radikalisme dan Terorisme adalah Propaganda Menyerang Islam

Tragedi pengeboman gedung kembar WTC pada 11 September 2001 silam, walau keberadaannya hingga kini masih kontroversi, sukses menciptakan propaganda bahwa teroris adalah muslim serta menghembuskan islamopobia ke seluruh dunia. Tak terkecuali di negeri-negeri muslim, termasuk Indonesia yang langsung membentuk BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme).

Pascatragedi WTC, serangkaian aksi bom bunuh diri pun terjadi di dunia. Indonesia diawali dengan bom Bali tahun 2002 hingga yang terbaru kasus bom Makassar ini. Seolah kompak, semua pelaku puluhan aksi terorisme meninggalkan bukti yang menunjukkan dirinya adalah muslim yang juga terlibat dengan jaringan terorisme. Terorisme dipropagandakan sebagai hilir dari pemahaman agama yang radikal. Berbagai program deradikalisasi pun terus diciptakan agar radikalisme [versi mereka] hilang. Seperti dihilangkannya ajaran jihad dan khilafah di buku-buku sekolah, sertifikasi dai, dll.

Cendekiawan muslim Muhammad Ismail Yusanto mengatakan, sangat mungkin peristiwa bom Makassar ini dilakukan pihak tertentu untuk mendiskreditkan Islam dan perjuangannya. Peristiwa ini kemudian dijadikan dalih untuk melakukan tindakan lebih represif kepada aktivitas dakwah dan para pejuangnya, seolah semua itu terkait aksi pemboman tersebut. (mediaumat.news, 30/3/2021)

Padahal, telah jelas dalam ajaran Islam, perbuatan tersebut terlarang dan merupakan dosa besar karena membunuh dirinya sendiri juga melukai banyak orang. Tindakan tersebut sangat keliru jika dianggap bagian dari ajaran Islam, apalagi sampai dikatakan jihad menjelang Ramadan. Oleh karenanya, tindakan tersebut pastilah dilakukan orang yang tak paham Islam. Sehingga, tidak boleh ada upaya mengaitkan tindakan tersebut dengan dakwah Islam dan upaya dalam mengembalikan Islam. Rasulullah ï·º telah memberikan contoh kepada umat Islam bagaimana cara berdakwah dan berjihad.

Bagaimana mungkin seorang muslim yang medakwahkan islam dengan tujuan menyebarkan opini islam keseluruh penjuru dunia justru menggunakan cara-cara kriminal, kasar dan keji  yang jelas ditolak bahkan dibenci oleh semua orang dari latar belakang agama apapun. Rasulullah ï·º selaku Role model semua manusia mencontohkan bagaimana melakukan dakwah agar bisa sampai kepada umat tanpa kekerasan, dan tanpa paksaan. Dakwah yang diwariskan oleh Rasuullah adalah dakwah melalui pemikiran, karena manusia akan bangkit seiring dengan bangkitnya pemikiran. 

Oleh karenanya, dapat dipastikan bahwa mereka yang mengupayakan seribu cara untuk memadamkan cahaya islam adalah mereka yang sangat jahil terhadap ajaran islam atau  kemungkinan kedua adalah mereka yang mengetahui bahwa ketika islam yang memimpin dunia maka peradaban kufur mereka akan lenyap. Sehingga melakukan fitnah keji terhadap islam hanyalah akan mengundang kesengsaraan dalam hidup, Menebarkan label-label negatif untuk menjatuhkan kemuliaan islam hanya akan  menuai kesia-sian semata, karena islam sampai kapanpun dalam kondisi apapun akan tetap suci, tetap sempurna, bagaimana tidak, karena yang menjaganya bukan manusia yang pasti berbuat cela, melainkan pencipta manusia, Allah Azza Wajalla.

Post a Comment

Previous Post Next Post