Kekerasan Anak Meningkat, Butuh Solusi Tepat


Oleh: Siti Farihatin, S.sos
 (Guru KB dan Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam)

Ketika kita membahas tentang anak, sungguh bahasan yang sensitif dan mendapat perhatian penuh. Anak adalah amanah yang senantiasa harus kita jaga dan kita arahkan agar menjadi sosok kebanggaan dan menjadi sosok estafet penerus perjuangan. Mendidik mereka memang perlu kesabaran, keikhlasan serta tanggung jawab. Mengabaikannya berarti melabeli diri kita sebagai orang tua yang abai, karena anak adalah amanah yang harus tetap kita jaga sampai diri ini berhadapan dengan takdir Allah.

Tapi, apa jadinya ketika amanah tersebut diabaikan? Pasti dosa yang akan kita dapatkan. Dan tidak sedikit orang tua yang menjadikan anak sebagai pelampiasan dan kekerasan anak pun tidak dapat dihindarkan.

Kejadian yang miris terjadi pada 3 anak yang terlantar, mereka mengalami kekerasan ketika orang tua mereka tidak memiliki uang. Mereka akan mendapatkan pukulan bahkan tusukan ke badan ketika mereka tidak bisa mendapatkan uang dan tidak mau untuk mencuri. Fenomena yang seperti ini tidak terjadi 2 atau 3 kasus, bisa jadi puluhan kasus yang mendera anak-anak di usia yang sejatinya perlu kasih sayang dan perhayian yang lebih dari oramg tua. Tapi mirisnya kenyataannya terbalik.

Sebelumnya, tiga anak diduga menjadi korban eksploitasi, saat ditemukan menangis di bawah kolong jembatan Pasar Pagi, Tambora, Jakarta Barat, Senin (9/11) pagi. “Ketiga anak kecil tersebut mengaku disuruh 'ngelem' (menghirup lem), merokok dan minum-minuman keras, mengemis dan mencuri oleh anak remaja,” ujar Koordinator Petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Sudinsos, Jakarta Barat, Amirullah, di Jakarta, Rabu. Ia menyebutkan, mereka ditemukan oleh anggota petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Roa Malaka, saat bersih-bersih kawasan tersebut, kemudian diamankan dan dibawa petugas Dinas Sosial ke Gedung Olah Raga (GOR) Cengkareng. (Republika, 11/11/2020)

Petugas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S) Suku Dinas Sosial Jakarta Barat memantau kondisi kesehatan tiga anak terlantar yang ditemukan anggota PPSU Kelurahan Roa Malaka, Tambora, Jakarta Barat. Pemantauan setelah dirujuk ke GOR Cengkareng. Tiga anak yang tengah dalam perawatan Sudinsos Jakarta Barat yakni anak laki-laki RR (10), serta kakak beradik laki-laki RM (9) dan perempuan N (5). “Kami lakukan ‘rapid test’ (tes cepat Covid-19) di Puskesmas Cengkareng terhadap mereka sembari menunggu hasilnya keluar sebelum dirujuk ke Panti Sosial Bina Insan Kedoya Jakarta Barat, karena kami satu pintu,” ujar petugas P3S Sudinsos Jakarta Barat Amelia Saputri di Jakarta, Rabu (11/11). (Republika, 11/11/2020)

Kasus kekerasan anak ini semakin meningkat, sebanyak 62% anak mengalami kekerasan verbal selama di rumah dan 11% mengalami kekerasan fisik. Menurut dosen IPB, Dr. Yulina Eva Riany memgatakan bahwa kekerasan anak ini terjadi karena faktor sosial-ekonomi yang rendah seperti terlilit hutang dan rendahnya ekonomi sehingga oramg tua menjadi stres dan anak menjadi pelampiasan kekerasan.

Dari faktor pemicu tersebut, sungguh sangat jelas kapitalisme sekuler yang menjadikan ekonomi semakin carut marut dan sangat butuh peran negara yang mampu mengayomi rakyat dan memberikan kesejahteraan penuh kepada masyarakat. Kapitalisme memberikan angin segar kepada korporasi semata, akibatnya negara lebih mementingkan tenaga kerja asing daripada menyerap tenaga kerja dalam negeri.

Masalah pun semakin komplek dengan tidak tersedianya lapangan pekerjaan, masih banyak.masalah yang menimpa sehingga kekerasan pada anak pun terjadi. Pajak yang semakin mencekik, biaya pendidikan yang tinggi, kesehatan yang tidak murah dan biaya hidup yang semakin melejit menjadikan rakyat semakin stres untuk memikirkannya. Sedangkan lapangan kerja tidak banyak dan tidak mudah untuk didapatkan, apalagi di masa pandemi saat ini.

Lantas, solusi yang seperti apa yang dibutuhkan? Tentunya solusi yang mengakar yang mampu untuk menyelesaikan masalah yang mengakar. Islam memberikan solusi yang tidak omdo (omong doang) tapi Islam mampu memberikan kesejahteraan yang penuh untuk rakyat yang menjadi bagian dari negara Islam.

Islam memberikan gambaran yang sangat jelas dalam penataan kepemilikan dan pendistribusian harta. Kepemilikan umum dalam Islam menjadi hak masyarakat secara umum dan haram untuk dimiliki swasta, sehingga kepemilikan umum ini dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan.
Pos kepemilikan umum ini dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat misalnya untuk biaya pendidikan gratis, biaya kesehatan dan kebutuhan pokok yang lainnya. Untuk lapangan pekerjaan negara wajib memberikan lapangan pekerjaan bagi siapa saja yang membutuhkan, terutama bagi laki-laki yang berkewajiban menafkahi keluarganya. Dengan sistem yang sempurna ini maka masalah sosial-ekonomi dapat dihindarkan sehingga kekerasan yang menimpa kepada anak tidak akan terjadi.

Inilah gambaran solusi yang mengakar yang mampu mengatasi problematika yang saat ini semakin miris dan tidak dapat dihindarkan. Islam memberi jawaban segala problematika umat. In sya'Allah.

Post a Comment

Previous Post Next Post