Memaknai diri sebagai Pemuda


Oleh : Yauma Bunga Yusyananda

 

Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pemuda didefinisikan sebagai orang muda laki-laki atau pun remaja. Kenapa laki-laki saja? Karena ada pemudi yang berarti orang muda perempuan.

Adapun dalam Islam, definisi pemuda diambil dari kata Syabab yang berarti kekuatan, baru, indah, tumbuh, serta awal dari segala sesuatu. Syabab juga dimaknai sebagai akar dari sikap optimis dan positif yang seharusnya menjadi watak pemuda sejati, dan wujud keimanan terhadap Allah SWT. Hal tersebut dikutip dari buku  Syabab: Panduan Gaul Syar'i Muda-Mudi Muslim Masa Kini karya Paresma Elvigro.

Maka jangan terheran jika Abu Bakar radhiyallahu’anhu masih terkategori sebagai pemuda walapun pada awal masuk Islam beliau berusia  37 tahun.  Karena Abu Bakar masih memiliki sikap optimis dan positif yang senantiasa tumbuh. Seharusnya pemuda hari ini pun mampu bersikap demikian. Pemuda dikenal sebagai sosok yang ambisius yang masih mencari jati dirinya dengan emosi yang terkadang naik dan turun. Dalam sisi akademik, banyak ragam dari pemuda hari ini. Ada yang mageran, ada yang semangat belajar hingga ikut lomba nasional dan internasional, ada yang aktif berorganisasi hingga ada yang belajar sambil membantu perekonomian keluarga. Itu beberapa gambaran potret pemuda hari ini.

Seambius apapun kita didunia, maka sebaiknya kita memahami bahwa kematian akan menghampiri dan capaian kita didunia tidak akan berarti apa-apa jika kita tidak landaskan pada keimanan dengan cinta pada Allah dan Rasulnya. Termasuk dalam mencintai ilmu pengetahuan, maka kita harus mencintai ilmu karena Allah dan RasulNya memerintahkan untuk menuntut ilmu.

Tetapi kita perlu mengontrol segala angan-angan kita di dunia, bahwa benar orang yang paling cerdas adalah orang yang mampu menmgingat kematian. Dan kita tidak bisa mengenal usia kita yang terasa masih muda, kita tetap harus waspada dengan angan-angan kita seolah kita akan menghadap kematian saat tua menjelang.

Mulai saat ini mari maknai masa muda kita dengan tetap mengingat kematian karena kehidupan yang abadi adalah hidup setelah mati. Isi masa muda kita dengan semangat belajar karena Allah dan Rasulnya, karena masa muda kita adalah hal yang akan kita pertanggungjawabkan kelak dengan seluruh amal kita semasa kita hidup. Tetap semangat.

“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).” (HR. At-Tirmidzi, Lihat Ash-Shahihah no. 946)

Post a Comment

Previous Post Next Post