Mahkamah Agung, Putuskan Iuran BOJS Batal Naik ?

Oleh : Pitasari
 (Mahasiswi)

Kesehatan merupakan hal yang utama bagi setiap orang, dengan badan yang sehat kita dapat melaksanakan aktivitas kita sehari-hari. Terkadang saat badan kita sakit banyak dari aktivitas kita terbengkalai, apalagi dengan badan yang sehat sangat memudahkan kita untuk beribadah kepada Allah SWT walaupun ketika sakit pun juga atas kehendak Nya.

Namun terkadang sesorang menyesalkan badan yang sedang sakit bukan lantaran sadar bahwa sakit ini datangnya dari pencipta, namun menyesalkan jika sakit yang parah harus berurusan dengan administrsi rumah sakit. Terlebih lagi yang sakit sesorang dengan jaminan kesehatan kelas 3, yang pastinya proses administrasinya sangat panjang. 

Begitulah realita sakit di sisitem sekarang, seseorang akan lebih takut dengan administrasi rumah sakit. Administrasi rumah sakit menjadi momok yang menakutkan bagi masyrakat kelas menengah apalagi dengan recovery  jaminan kesehatan kelas paling bawah/ kelas tiga.

Jaminan kesehatan seperti rentenir berjalan barang siapa yang telat membayarnya akan sangat sulit mendapatkan jaminan kesehatan saat sakit, bahkan yang lancar membayar iuran nya setiap bulan saja tidak mendapatkan jaminan kesehatan yang layak dan memadahi. Tidak sesuai realita memang kesehatan menjadi sangat mahal, terlebih lagi di sistem sekuler kapitalis ini.

Kesehatan dijadikan ladang bisnis bagi para kapitalis dimana yang memilki uang yang besar akan mendapatkan jaminan yang sesuai, berbeda masyakat kelas bawah pastinya akan mendapatkan jaminan yang sesuai pula (tidak layak). Kesehatan yang harusnya menjadi tanggung jawab penuh  negara, malah di limpahkan pada jaminan kesehatan swasta, BPJS  kesehatan merupakan jaminan kesehatan yang mekanismenya berupa iuran, masyarakat harus membayar iuran setiap bulannya.


Iuran nya pun berbeda-beda berdasarkan kelas, BPJS kesehatan mematok tiga golongan kelas berbeda untuk iuran setiap bulan yang harus dibayar. Belum lagi beberapa waktu lalu iuran BPJS naik 100%. Kelas I dari Rp 80.000 menjadi Rp 160.000, kelas II dari Rp 51.000 menjadi Rp 110.000, dan kelas III dari Rp 25.500 menjadi Rp 42.000.

Namun baru-baru ini iuran bpjs turun berlaku hanya untuk golongan kelas II sedangkan untuk golongan kelas I dan II tetap sama, dengan keputusan tersebut, Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Samarinda ( DPRD Samarinda ) Sri Puji Astuti mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. "Alhamdulillah ya, soalnya kita yang mendengar dari keluhan masyarakat paling bawah ya," ucapnya saat dihubungi Tribun kaltim. Co, Minggu (14/3/2020).

Dan ia banyak mendapat laporan-laporan yang memang akhirnya pindah kelas atau turun kelas. Lalu karena Kota Samarinda ini belum Universal Health Coverage (UHC) semuanya jadi terhambat kalau gak bisa bayar atau telat bayar. "Akhirnya mereka gak bisa terlayani," ucapnya (Lihat:https://kaltim.tribunnews.com/2020/03/15/iuran-bpjs-kesehatan-batal-naik-dprd-samarinda-nilai-positifbanyak-keluhan-dari-masyarakat-bawah)

Begitu mirisnya masyarakat seolah dipermainkan oleh sesuatu yang sangat penting yaitu kesehatan, masyrakat harus membayar sendiri jaminan kesehatan mereka. Negara seolah tidak peduli pada masyarakat yang sedang mempertaruhkan nyawa mereka yang terbengkalai di meja administrasi lantaran jaminan kesehatan, nyawa seolah dipermainkan.

Berbeda halnya dalam Islam, kesehatan merupakan jaminan negara yang didapatkan oleh setiap warga negara baik muslim maupun orang kafir, negara bertanggung jawab penuh atas kesehatan mereka yang sakit. Negara membangun rumah sakit dengan pelayanan yang baik serta tidak ada pembedaan kelas golongan pada setiap pelayanan maupun rauangan,jelas ini berbeda dengan sistem sekuler saat ini yang dibedakan pelayanannya dari golongan kelas.

Biaya untuk kebutuhan rumah sakit serta menggaji para dokter dan pegawai dari baitul mall, yaitu harta yang di kelola negara yang didapat dari sumber daya alam kepemikikan umun yang dikelola negara. Sehingga dengan begitu, negara mampu memberikan fasilitas kesehatan terbaik secara gratis kepada masyarakat. 

Demikianlah betapa dalam Islam sangat memperhatikan kebutuhan warganya, tak hanya kesehatan yang dipenuhi melainkan berbagai kebutuhan pokok manusia lainnya  seperti pendidikan, pekerjaan, keamanan dan sebagainya pun turut diberikan negara sebagai bentuk tanggung jawabnya mengurus umat.  Keadilan serta kesejahteraan semua itu hanya bisa kita rasakan manakala syariat Islam diterapkan dalam kehidupan ini secara sempurna, yakni dalam naungan Khilafah Islamiyah. Karena pada hakikatnya hanya dengan hukum-hukum dari sang pencipta lah yang mampu memberikan kesejahteraan bagi umat manusia. Wallahu’alam Bisshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post