Kala Corona "Menyapa"



Oleh : Rita Handayani
(Ibu Rumah Tangga Ideologis, Member Akademi Menulis Kreatif)

Jagat dunia tetiba digegerkan oleh wabah penyakit yang menyerang sejumlah orang di Kota Wuhan, Cina. Wabah ini dengan cepat menyebar hingga kebelahan negara lainnya. Tak kurang dari 25 negara kena imbas virus yang belum ditemukan obatnya ini. mulai dari Amerika Serikat, Australia, Filipina, Finlandia, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kamboja, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Nepal, Rusia, Singapura, Spanyol, Sri Lanka, Swedia, Vietnam, dan Uni Emirat Arab (CNCBIndonesia.com 4/2/2020).

Dilansir dari CNNIndonesia.com (ahad 9/2/2020), sebanyak 811 jiwa telah di laporkan meninggal dunia dan kasus yang terkontaminasi pada virus corona ini sebanyak 37198 jiwa.

Dikutip dari situs Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kasus infeksi virus corona yang dilaporkan ada yang menunjukkan gejala dan tidak. Untuk proses virus corona yang dilaporkan gejalanya adalah demam, batuk dan nafas pendek. Menurut CDC, gejala virus corona sudah terlihat mulai 2-14 hari, dengan kemampuan penyebaran yang semakin kuat.

Sebagian besar penderita virus ini berhubungan dengan pasar makanan laut di Wuhan. Demikian juga, penderita awal yang terjangkit virus dengan nama 2019.ncov ini merupakan karyawan Huanan Seafood Market. Pihak berwenang percaya, virus tersebut kemungkinan besar berasal dari olahan makanan binatang buas yang dijual di Pasar Huanan.

Asal tahu saja, pasar makanan laut Huanan memang menjual berbagai macam makanan unik. Disebut unik karena menjajakan berbagai binatang liar. Mulai dari anak serigala, rubah hidup, buaya, salamander raksasa, ular, tikus, burung merak, landak hingga musang. Tidak hanya binatang liar atau binatang buas, binatang yang menjijikkan pun banyak dikonsumsi oleh orang-orang Cina begitulah video-video yang beredar di jagat sosmed.

Banyak negara waspada dan melakukan tindakan pencegahan, terhadap penularan virus corona ini. Mulai dari penghentian produk import dari Cina hingga penjemputan para warga negaranya, yang berada di Cina. Hal ini berbanding terbalik dengan pemerintah Indonesia yang cenderung lamban dalam memutuskan mana yang lebih urgen dan mana yang mesti diprioritaskan. Bahkan dengan alasan faktor ekonomi yang bisa mengakibatkan bisnis merugi dan devisa negara berkurang. Maka pemerintah tidak menutup akses turis dari Cina. Juga produk-produk Cina tetap masuk seperti buah-buahan dan produk lain-lain. Virus corona ini menjadi bukti nyata bertapa lemahnya penguasa dalam mengambil kebijakan terhadap asing.

Solusi Paten dalam Islam.

Terlalu sempurna Islam itu sebagai sebuah agama. Dia tidak hanya mengatur urusan hamba dengan Tuhannya. Namun juga mengatur masalah manusia dengan dirinya sendiri, hingga perkara sesama manusia dalam dekapan aturannya pula. Demikianlah syariat bicara.

Ketika manusia merasa punya hak lebih atas dirinya sendiri. Sehingga ia merasa bebas melakukan apapun terhadap tubuhnya.  Tak terkecuali dengan makanan yang dikonsumsi. Semua masuk mulut dan perut,  yang penting suka dan bisa mendapatkannya. Hingga tidak peduli orang lain memandang itu mengerikan atau bahkan menjijikkan.

Lain halnya dengan seorang muslim, yang wajib terikat hukum syara. Sekilas terlihat dikekang karena banyak aturan, misalnya saja masalah makanan harus halal dan thoyyib. 

Allah berfirman
"Makanlah oleh kalian rejeki yang halal lagi baik yang telah allah karunia kan kepada kalian". (TQS. An-nahl : 114).

Sejatinya akan kita dapatkan banyak faedah dengan menaati syari'ah, seperti makanan yang halal dan thoyyib, lebih baik dari sisi kesehatan jasmani maupun dari sisi ruhiyah juga menjadi mudah terkabulnya do'a.

Halal dari zatnya, yaitu makanan yang bahan dasarnya berasal dari hewan atau tumbuhan yang tidak diharamkan atasnya. Maka makanan yang bahan bakunya seperti bangkai, darah, babi, binatang buas, ular, hewan yang menjijikan,  hewan yang tercekik, hewan yang terpukul, hewan yang jatuh dari tempat yang tinggi atau terpeleset,  hewan yang ditanduk, hewan yang disembelih untuk berhala atau sesembahan atau hewan yang di perintahkan membunuhnya dalam Alquran, seperti ular, burung gagak, burung elang, tikus, anjing dan hewan yang dilarang membunuhnya dalam Al-quran, seperti semut, lebah, burung hud-hud, burung shurad, katak adalah termaksud haram.

Kemudian harus halal cara mendapatkannya. Tidak dengan jalan batil seperti : korupsi, mencuri, menipu, pelacuran, judi, dan lain sebagainya.

Lalu, kepala negara dalam bingkai syariat Islam, harus memastikan dan menjamin pemenuhan kebutuhan dasar warganya secara layak. Yaitu, pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Maka virus corona ini, masuk sisi kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang tanggung jawabnya ada di pundak penguasa. Harus mendapatkan perhatian dan penanganan secara cepat dan tepat, sebagai perkara yang darurat.

Bagaimana Islam Menangani Wabah Menular?.

Rasulullah Saw, bersabda:
"Janganlah kalian terus menerus melihat orang yang mengidap penyakit kusta." (HR. Al-Bukhari).

Kusta adalah jenis penyakit menular di masa Nabi sebelum ditemukan obatnya.

Pertama, karantina atau isolasi bagi wilayah penduduk yang terdampak suatu wabah penyakit menular. Dimana tempat isolasi ini khusus dan jauh dari pemukiman penduduk. Bahkan jika diperlukan dibangun sebuah tembok tinggi di sekitar daerah yang terdampak wabah. Untuk memastikan wilayah tersebut terisolasi sehingga mencegah wabah penyakit menular ke wilayah lain.

Kedua, para penderita diperiksa secara detail. Dan dilakukan langkah-langkah pengobatan secara, tepat, cermat, juga ketat.

Ketiga, adanya Ulama yang siap hadir di tengah-tengah para penderita. Untuk menyiram rohaninya, mengokohkan gharizah tadayunnya (naluri beragama), menguatkan kesabaran dan keikhlasan akan ketetapan Sang pemilik jiwa. Karena segala yang asal mulanya tiada, kemudian menjadi ada akan kembali tiada pula. Segala yang bernyawa akan menemui ajalnya. Segala yang hidup pasti akan mati. Itulah sunnatullah berjalan sesuai dengan ketetapan yang termaktub di lauhul mahfudz. Kematiannya insya Allah khusnul khotimah dan merupakan syahid di sisi Allah Swt.

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.
"Dari Aisyah ra. Sesungguhnya ia bertanya kepada Rasulullah tentang tho'un? Maka Nabi Saw menceritakan kepadanya, sesungguhnya tho'un itu siksaan yang Allah Swt kirimkan kepada yang ia kehendaki. Kemudian Allah Swt menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman. Tidak ada seorang pun hamba yang terkena tho'un lalu ia tetap tinggal di negerinya, sambil bersabar dan dia yakin bahwa tidak akan menimpa kepadanya kecuali yang telah Allah tuliskan baginya. Maka ia akan mendapatkan pahala mati syahid (HR. Bukhari, Imam Baihaqi, Imam Ahmad).

Selain penanganan terhadap warga yang sudah terinfeksi seperti pemaparan diatas. Negara juga punya kewajiban dan tanggung jawab untuk menjaga warga negaranya yang tidak terpapar wabah. Agar tetap aman dan terhindar dari jangkitan virus berbahaya tersebut.

Apalagi jika wabah itu berasal dari negara tetangga. Maka melindungi warga negara sendiri lebih utama, dibandingkan untung rugi bisnis dari para turis yang dikhawatirkan akan menyebarkan wabah virus menular. Karenanya negara tidak layak mempertaruhkan atau menukar kesehatan dan nyawa rakyatnya dengan devisa negara.

Sayangnya bagai merindu rembulan di siang bolong. Begitu kira-kira gambaran di sistem sekuler-kapitalis seperti yang terjadi di negeri ini. Dengan alasan faktor ekonomi penguasa menjadi lemah di hadapan asing. Sudah saatnya, umat beralih mengkaji Islam secara keseluruhan menyongsong hidup mulia di bawah naungan Allah Swt. Sang Penguasa alam raya.

Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post