Banjir Jakarta Jadikan Alat Muhasabah

Oleh: Ranti 
Ibu Rumah Tangga

Selasa 31 desember 2019 hingga rabu 1 Januari 2020 tepatnya di hari pertama tahun baru 2020 warga Jakarta di sambut dengan di landa hujan deras sehingga menyebabkan seluruh wilayah IbuKota tergenang banjir. tercatat ada 63 titik banjir yang menyebar di kawasan Jakarta, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hujan yang turun di momen pergantian tahun ini adalah yang paling ekstrem selama kurun waktu 24 tahun terakhir.

Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) merilis data terbaru sampai dengan Kamis (2/1) pukul 21.00 WIB jumlah korban meninggal akibat banjir di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) sebanyak 30 orang, jumlah korban terbanyak terfapat di wilayah Kabupaten bogor mencapai 11 orang meninggal, Jakarta timur 7 orang, kota Bekasi dan Depok masing masing 3 orang.

Berbagai spekulasi terjadi mengenai bencana banjir ini di antaranya ada yang menyebut banjir ini terjadi karena penggundulan hutan penyempitan dan dangkalnya sungai sungai hingga pembangunan yang sangat jor joran dan kurangnya resapan air membuat air membeludak saat hujan turun secara serentak dalam waktu yang lama.

Padatnya jumlah penduduk di ibukota tentu berimbas pada banyaknya jumlah sampah yang ada. Kondisi ini semakin diperparah dengan kebiasaan masyarakat yang belum sadar pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Hingga akhirnya sampah banyak menumpuk di got-got dan sungai-sungai. Kemudian menghambat aliran air, dan menyebabkan sungai meluap hingga terjadilah banjir.

Bahkan tak hanya di Jakarta saja diketahui banjir bandang menerjang sejumlah daerah di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa 31 Desember 2019 hingga Rabu 1 Januari 2020 Sebanyak 150 rumah rusak, Sebanyak 150 rumah di Perumahan Cimareme Indah, Blok D RT 04/03, Desa Margajaya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), rusak diterjang banjir bandang, Banjir juga terjadi sejumlah wilayah di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Sedikitnya ada 11 desa di 6 kecamatan yang terendam banjir, Ketiggian air bervariasi antara 30 hingga 150 sentimeter.

Faktor ulah manusia yang merusak lingkungan menyebabkan sejumlah wilayah rentan terhadap bencana banjir dan longsor, daerah aliran sungai semakin kristis dan semakin dangkal, kurangnya ruang hijau dan hutan, buruknya pengelolaan sampah dan pembangunan di pengunungan yang sembarangan, ini bisa menjadi faktor faktor penyebab terjadinya bencana.

Langkah langkah yang bisa di lakukan untuk menanggulangi banjir ialah bisa dengan membuat bendungan bendungan untuk menampung curahan air hujan, menata daerah rawan banjir dan melarang masyarakat membangun pemukiman di daerah tersebut, membangun sumur resapan resapan air, juga di sosialisaikan kepada masyarakat akan menjaga kebersihan lingkungan dan kewajiban memelihara lingkungan.

Penanganan yang harus di lakukan juga tidak hanya melulu fokus kepada persoalan fisik dan material saja melainkan harus juga mengajak masyarakat untuk berpikir apa makna dari musibah yang Allah SWT berikan ini, mungkinkan ini suatu ujian bagi mereka yang beriman ataukah azab bagi mereka yang bermaksiat, ini bertujuan agar dapat mengingatkan korban bencana bencana bahwa kejadian yang menimpa merupakan suatu ketetapan Allah swt dan juga teguran Allah atas kemaksiatan  yang dilakukan manusia salah satunya melalaikan kewajiban penerapan islam dalam bingkai daulah khilafah ala minhajinnbuwah
Wallahu’alam Bi Shawwab

Post a Comment

Previous Post Next Post