Hijrah Menuju Islam Kaffah

Oleh : Siti Ningrum

Bulan September tahun 2019 ini umat muslim memasuki tahun baru Islam yang ke 1441 H. 

Tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun tahun sebelumnya, semarak memperingati tahun baru Hijriah digelar diberbagai kota di Indonesia bahkan menjadi trending topic di twiter. Hastag tentang Islam pun sangat ramai diantaranya #Hijrahmenujuislamkaffah

Indonesia adalah mayoritas muslim bahkan menjadi penduduk muslim terbesar di dunia. Namun anehnya sistem yang dipakai untuk mengurusi umat/rakyat bukan sistem yang berasal dari islam melainkan mengambil dari sistem bukan islam. Ini terbukti dari cara pandang dan perilaku masyarakat pada umumnya. Transaksi riba menjadi penyokong utama ekonomi kapitalisme dan sudah menyebar dalam berbagai hal pun kemaksiatan yang lainnya sudah tak terhitung. Kepengurusan sektor publik pun diambil oleh pihak individu atau swasta. Seperti pengelolaan Sumber Daya Alam, kesehatan dan yang lainnya.

Pengaturan seperti ini jelas akan merugikan rakyat. Kenaikan di berbagai hal pun tidak bisa ditolak. Seperti tarif listrik, mahalnya biaya pendidikan membuat rakyat makin menjerit belum lagi BPJS tahun ini iurannya pun ikut naik. Akhirnya rakyat pun dibuat kesal dengan keadaan yang ada. Belum lagi hutang negara yang kian hari kian bertambah. Ujung-ujungnya rakyatlah yang menjadi korban pencabutan subsidi pun acapkali dilakukan.

Dengan himpitan ekonomi yang semakin sulit, pengangguran meningkat, angka kemiskinan pun demikian. Yang paling miris adalah tingkat kriminalitas yang semakin tinggi. Setiap hari banyak sekali kejadian yang membuat hati pilu, kasus pembunuhan, bunuh diri, jeratan narkoba, dan lainnya. 

Sungguh ironi sekali negeri yang mempunyai slogan gemah ripah loh jinawi namun masyarakatnya jauh dari kata sejahtera. 

Indonesia adalah negara yang kaya akan Sumber Daya Alam, baik di lautan maupun di daratan. Tak ayal menjadi incaran-incaran negeri-negeri kapitalis bahkan sosialis mereka berebut dengan dalih investasi. Kebijakan-kebijakan pun memihak pada perusahaan asing dan aseng. Sungguh sangat disayangkan bangsa Indonesia sendiri hanya menjadi bagian dari mereka. Dengan kata lain menjadi pembantu di rumah sendiri.

Dan ini terjadi bukan tanpa sebab melainkan buah dari diterapkannya sistem kapitalisme. Sistem yang dibuat oleh manusia yang nyatanya bukan untuk kemaslahatan rakyat melainkan untuk meraup sebesar-besarnya keuntungan sebelah pihak saja dan tidak mepedulikan pihak lain. Sistem ini dibangun diatas kepentingan pribadi dan golongan bukan untuk kepentingan umum. Sistem kapitalisme adalah sebuah sistem yang rusak dan merusak sebab aturan dibuat oleh manusia. Padahal Allah telah memberitahukan pada kita melalui firmanNya bahwa yang berhak membuat hukum hanyalah Allah swt. dalam surat Yusuf ayat 40 :

"......Tidak ada hukum kecuali hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

Jika aturan diberikan kepada manusia maka akan membuat aturan sesuai dengan kehendaknya masing-masing. Maka yang terjadi adalah kekacauan demi kekacauan. 

Sistem kapitalisme sangat berbahaya sebab kesenjangan sosial sangat kentara antara orang kaya yang semakin kaya dan orang miskin yang semakin miskin. 

Berbeda sekali dengan sistem Islam dimana jika diterapkan maka kemaslahatan yang akan terasa. Dalam sistem islam sektor-sektor publik tidak boleh dikuasai oleh seseorang atau sekelompok orang. Pengaturan SDA pun hanya boleh dikelola oleh negara tidak boleh dikelola individu atau swasta. Sebab kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu Padang Rumput, Air dan Api" (H.R Abu Dawud dan Ahmad)

Begitu pun dengan pengelolaan bidang pendidikan sampai bidang kesehatan semuanya akan dikelola oleh negara. Juga para pelaku kejahatan, mereka akan dihukumi oleh hukum islam yang sifatnya Zawajir (pencegah dari kejahatan;menimbulkan efek jera) dan Jawabir (penebus dosa diakherat)

Sistem Islam lahir dari Sang Pencipta yaitu Allah swt sebagai Al- Mudabbir (Pengatur) maka di dalamnya mengandung kemaslahatan bukan kemudharatan. Sistem yang dibangun diatas aqidah Islam yang darinya memancarkan aturan untuk kelangsungan hidup manusia. 

Sejarah mencatat kegemilangan sistem islam jika diterapkan dalam semua aspek kehidupan. Dari semenjak kemunculan agama Islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW  di Jazirah Arab sampai para Khalifah sesudahnya. 

Maka sudah saatnya kita kembali pada sistem Ilahi yaitu sistem Islam dan meninggalkan sistem kapitalisme. 
Dan semoga pergantian tahun baru Hijriah ini menjadi momentum perubahan bagi umat muslim untuk hijrah menuju sistem Islam secara Kaffah dalam bingkai Khilafah. 

Allah SWT berfirman  : 
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208)

Wa Allahu A’lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post