Bahaya Visi Bangsa Bertumpu Pada Investasi

Oleh: SW Retnani S.Pd.

Indonesia memasuki babak baru di saat selesai Pemilu kemarin. Presiden dan wakil presiden terpilih, siap dengan visi misinya untuk memajukan bangsa. Rakyat pun menunggu keputusan dan kebijakan yang akan memperbaiki taraf hidup mereka. Seluruh harapan rakyat digantungkan pada pundak Sang Pemimpin terpilih. Semoga dengan adanya visi -misi yang menjanjikan, mampu merubah nasib rakyat menjadi lebih baik lagi. Kurang lebih 267 juta jiwa penduduk Indonesia, berharap kesejahteraan merata di seluruh bumi Nusantara. Keadilan pun tegak kokoh menjaga dan melindungi hak setiap langkah anak bangsa.

Doa dan harapan rakyat seakan di terpa angin malam. Pelan, namun pasti tersapu oleh janji-janji manis yang tak berujung. Bahkan tergantikan oleh mimpi buruk, yakni dengan hadirnya tangan-tangan asing dan Aseng melalui investasi. Semacam bantuan yang berlabel "No free for lunch". Jadi, bisa dipastikan ada sesuatu  tersembunyi,  yang mereka incar di negeri khatulistiwa ini. Mimpi buruk rakyat Indonesia kian mendekati kenyataan, dikala rezim membuka tangan dan mempersilahkan bahkan mengundang para investor asing dan Aseng untuk dapat menanamkan modalnya di negeri ini. Sebagaimana dilansir dari amp.kompas.com bahwa KOMPAS.com - Joko Widodo menyampaikan ketegasannya mengenai pemerintahan yang akan dipimpinnya, saat menyampaikan pidato pertama sebagai presiden terpilih pada acara Visi Indonesia, Minggu (14/7/2019) malam.

Menurut Jokowi, salah satu perhatiannya adalah mengundang investasi yang seluas-luasnya.
Jangan ada yang alergi terhadap investasi. Dengan cara inilah lapangan pekerjaan akan terbuka sebesar-besarnya.(Kata Jokowi).

Dengan demikian, Jokowi pun memberikan ancaman kepada mereka yang menghambat investasi.
Yang menghambat investasi semuanya harus dipangkas. (Kata Jokowi).
Secara khusus, Jokowi mengancam birokrasi yang lambat dan berbelit-belit.
Apalagi ada punglinya. Hati-hati, ke depan saya pastikan akan saya kejar.
Saya kejar, saya kontrol, saya cek, dan saya hajar kalau diperlukan. Tidak ada lagi hambatan-hambatan investasi karena ini adalah kunci pembuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya. Kata mantan wali kota Solo dan gubernur DKI Jakarta ini.

Apakah dengan adanya investasi asing dan Aseng ini akan menyelesaikan seluruh permasalahan negeri kita? ataukah malah membuka problematika baru bagi bangsa? Hal ini harus kita cermati bersama, dengan hadirnya para investor asing dan Aseng ini malah mengukuhkan imperialisme mereka, melalui proyek liberalisasi atas nama Investasi. Artinya, mereka bisa menguasai sepenuhnya pada bisnis atau usaha yang telah mereka berikan modal. Hal ini tentu sangat merugikan rakyat, sebab rezim membuka peluang investor di seluruh bidang. Apalagi modal yang mereka berikan ini dibayar beserta bunga. Dengan kata lain adanya transaksi riba. Penduduk indonesia yang mayoritas Islam, pasti paham bahwa riba itu haram.
Allah SWT berfirman:

اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّ ۗ  ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْۤا اِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبٰوا  ۘ  وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰوا  ۗ  فَمَنْ جَآءَهٗ مَوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖ فَانْتَهٰى فَلَهٗ مَا سَلَفَ ۗ  وَاَمْرُهٗۤ اِلَى اللّٰهِ ۗ  وَمَنْ عَادَ فَاُولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ  هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
"Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 275).

Semestinya ketika kita ingin membangun negara, jangan sampai berhutang pada negara lain. Sebab, hal ini akan merugikan bangsa kita sendiri yakni hilangnya Wibawa negara kita di mata dunia. Allah SWT telah melimpahkan kekayaan alam bagi  negeri kita, mulai dari lautan hingga daratan. Sumber daya alam inilah yang mestinya  kita olah sendiri, sehingga hasilnya dapat dipergunakan untuk kebutuhan rakyat dan pembangunan negara. Dengan jerih payah kita sendiri akan menghasilkan negara yang berideologi kuat, Mandiri dan yang pasti punya wibawa di mata dunia. Hal ini penting untuk membangkitkan umat.

Seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, ketika beliau mendirikan Negara di Madinah. Beliau membina masyarakatnya dengan berideologikan Islam. Dan dana pembangunan negara diperoleh dari Baitul Mal yang mendapatkan suntikan pemasukan dari fayi, kharaj, kepemilikan umum, zakat mal dan lain-lain. Serta menutup rapat-rapat campur tangan kafir, sebab keikutsertaan kafir akan bisa menjadi Jalan bagi orang-orang kafir untuk menguasai kaum muslimin. 
Allah SWT berfirman:ۗ 
وَلَنْ يَّجْعَل
َ اللّٰهُ لِلْكٰفِرِيْنَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ سَبِيْلًا
" Allah tidak akan memberi jalan kepada orang kafir untuk mengalahkan orang-orang beriman."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 141).

Dengan demikian, jalan terbaik satu-satunya  untuk mengatasi seluruh problematika kita saat ini adalah kembalinya kita kepada hukum dan aturan Sang Maha Pencipta.
Allah SWT berfirman:

اَفَحُكْمَ  الْجَـاهِلِيَّةِ يَـبْغُوْنَ ۗ  وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّـقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ

"Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?"
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 50).

Dengan syariat Islam, negeri kita akan berjaya. Terlepas dari tumpukan hutang riba dan imperialisme kafir penjajah asing dan Aseng, sehingga terwujud kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh bangsa. Khilafah akan mengembalikan masa keemasan umat Islam yang dulu pernah diraih selama 13 abad dan Islam menjadi mercusuar dunia.
Yakinlah, Islam rahmatan lil alamin.
Allah SWT berfirman:

وَمَاۤ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّـلْعٰلَمِيْنَ

"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 107).
Wallahu a'lam bish showab.
Previous Post Next Post