Trenggalek,- meski harga
cengkeh sedang terjun bebas, banyak petani warga Dusun Nitri, Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan yang tetap memetiknya. Ditengah kepurukan
petaniniki, datang Satgas TMMD untuk memberikan
komunikasi sosial (Komsos) kepada petani agar tetap usaha dan bekerja.
Memetik
cengkeh adalah usaha yang masih bisa dikerjakan ditengah beratnya persaingan
ekonomi. Senin (29/7), Serda Ruslan yang tergabung dalam Satgas TMMD 105
Trenggalek bersama anggota Polres Trenggalek, membantu Mbah Sukiran (68) warga
setempat panen cengkeh di kebunnya.
Selain
membantu, juga melakukan Komsos terkait kiat usaha ditengah beratnya persaingan.
Harga
cengkih saat ini memang turun drastis harga basah per kilonya hanya Rp. 20 ribu
sedangkan kering per kilo Rp. 72 ribu. Sempat terpuruk harga cengkeh kering
cuma Rp 62 ribu, harga yang cukup murah karena ongkos petik cengkeh mahal,
kalau anjlok tentunya keuntungan yang didapat petani sangat minim.
Cengkeh
menjadi komoditas perkebunan unggulan
yang dibudidayakan oleh masyarakat di Trenggalek. Karena selain semua bagian
pohon bisa dimanfaatkan, cengkeh mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Dengan
persaingan ini, maka petani diharapkan memiliki produk unghukan dari pengusaha
lainnya. Dengan maksud bisa bersaing.
"Memang
harus ada yang beda dengan usaha milik
orang lain. Meski sama sama cengkeh harus cengkeh yang baik dan pengolahannya
beda, " ujarnya.