Gaza, Siapa yang akan membebaskanmu Kini?

Kanti Rahmillah, M.Si

“Tabiat Israel selalu ingin merusak syiar Islam. Mereka tidak pernah ridha terhadap Islam sehingga salah satunya dengan merusak kesucian Ramadhan." Imam besar asal Gaza, Muzaffar S A Alnawati. (Republika.co.id (17052019))

Inilah alasan mengapa sudah beberapa tahun terakhir, Israel selalu melancarkan serangan di bulan Ramadhan. Tak terkecuali Ramadhan tahun ini. Menurut imam Muzaffar, penduduk Gaza sudah terbiasa berpuasa dengan ditemani suara Rudal. Mereka harus bersiap untuk kematian kerabat bahkan dirinya. Para wanita tidur dengan hijab, lantaran khawatir malamnya akan terjadi sesuatu. Sehingga mereka bisa langsung melarikan diri.

Sungguh pemandangan yang tak manusiawi. Saat muslim di belahan bumi lainnya sedang menikmati indahnya beribadah di bulan Ramadhan. Mereka harus rela membagi kebahagiaannya dengan kekhawatiran bom mendarat di rumah mereka. Kemanakah para pemimpin negeri muslim? Tak adakah pemimpin yang sehebat Umar bin Khatab atau panglima perang sehebat Salahudin Al Ayubi?

Al quds Milik Umat Muslim

13 Ramadhan 15 H, Khalifah Umar bin Khatab membebaskan Palestina. Sejak saat itu, tanah Palestina telah resmi menjadi tanah kharajiah umat muslim. Tanah yang diperoleh tanpa peperangan. Setelah kaum muslimin menaklukan Romawi, tersisa lah Al qudz. Pengepungan pun terjadi selama 6 bulan yang diakhiri dengan penyerahan kunci kota Al Quds kepada Khalifah Umar bin Khatab.

Pendeta Sophronius, sang pemegang kunci merasa aman memberikan keamanan penduduknya pada kaum muslim. Karena dalam surat perjanjian yang ditandatangani kedua belah pihak. Khalifah akan menjamin kehidupan mereka. Termasuk gereja dan tiang-tiang salibnya. Karena dalam Islam, tak ada paksaan dalam mengimaninya. Sehingga peribadatan mereka tak akan dimusnahkan. Namun aturan lainnya dalam kehidupan, seperti muamalah, pendidikan, dan lainnya wajib diatur oleh negara. 

Begitupun yang dilakukan panglima perang Salahudin Al Ayubi. Setelah 88 tahun Al quds direbut tentara salib dengan beringas. Akhirnya, tepat pada tanggal 22 Oktober 1187, kembali Al quds kepangkuan Daulah Islam. 

Perebutan Palestina oleh Solahudi Al Ayubi sungguh sesuai syariat. Kegigihannya dalam Perang Hittin selama 3 tahun, telah menghantarkan kemenangan pada kaum muslim. Penduduk Palestina menyambutnya dengan gembira. Baik muslim maupun non muslim. Karena menurut mereka, termasuk penduduk Nasrani dan Yahudi nya. Kepemimpinan yang dilandasi syariat Islam, menjadikan negerinya penuh dengan kedamaian dan ketentraman. Jauh berbeda dengan kepemimpinan yang dihantarkan oleh pasukan salibis.

Harus ada Satu Komando

Derita rakyat Palestina, terutama Gaza, sungguh menjadi ironi besar sejarah umat muslim. Kita hanya bisa menyaksikan rintihan anak-anak Palestina yang menjadi yatim piatu, karena kedua orang tuanya telah syahid. Bantuan yang kita berikan hanyalah obat-obatan dan makanan. Ibarat ada yang sedang dipukuli. Kita hanya bisa memberi si korban, sekedar pengobatan. Tanpa menyelesaikan masalahnya. Tanpa membantunya untuk melawan si pemukul.

Negeri-negeri muslim hanya mampu mengecam, tanpa ada tindakan yang nyata. Padahal tentara yang dimiliki kaum muslim itu jumlahnya besar. Mengapa tak ada satupun negeri muslim yang menurunkan tentaranya? Itu semua karena negeri-negeri muslim sedang dibelenggu Nasionalisme. Sebuah paham yang akhirnya menyekat-nyekat ukhuwah. 

Tak ada satu komando. Negeri muslim sibuk dengan urusannya masing-masing. Para pemimpinnya telah menjadi komprador-komprador para penjajah, yang tak ingin Islam bersatu. Hawa sejuk peradaban Islam, telah diusir dari kehidupan warganya. Hingga tersisa hawa pengap sekulerisme-kapitalsme yang telah menjauhkan muslim dari agamanya sendiri. 

Dimanakah Umar bin Khattab hari ini? Seorang pemimpin yang dengan keimanannya mampu menaklukan Palestina. Membebaskannya dari belenggu keterjajahan. Dimanakah Salahudin Al Ayubi hari ini? Seorang Jenderal pemberani, yang dengan ketangguhannya, mampu merebut kembali Palestina. 

Semoga derita Gaza berakhir. Seiring dengan berakhirnya kekuasaan para pemimpin antek. Para pemimpin yang hanya menjadi wayang yang siap digerakkan kepentingan. Semoga Palestina terbebas dari kesengsaraan. Seiring dengan diterapkannya syariat Islam di negeri muslim. Karena hanya negara yang berlandaskan syariat Islamlah, akan terlahir pemimpin pemberani. Pemimpin yang mengirimkan tentaranya untuk membebaskan Palestina. Dan mengirimkan Jenedral terbaiknya untuk memimpin pembebasan Palestina.

Post a Comment

Previous Post Next Post