Dari Obor Bangkrut Kemudian



Oleh : Indriana 
Member Akademi Menulis Kreatif

Apa yang terlintas dalam benak kamu ketika mendengar kata obor? Seruas bambu yang ujungnya disumpal kain untuk penerangan. BTW obor yang kita bahas kali ini bukan obor untuk penerangan tapi OBOR disini One Belt One Road yaitu sebuah proyek raksasa yang diinisiasi oleh China tujuannya untuk mempermudah koneksi dagang antar negara di Eropa dan Asia melalui jalur Sutra Maritim dengan membangun infrastruktur lintas Benua.

Ide ini berawal dari Presiden Xi Jinping untuk menggunakan simpanan devisa China yang melimpah untuk memberi pinjaman alias hutang kepada negara-negara berkembang. Pinjaman ini diberikan dalam bentuk proyek pembangunan infrastruktur yang akan melibatkan perusahaan-perusahaan China dengan demikian cadangan devisa menjadi lebih produktif disamping industri China juga bisa memiliki pasar baru.

China mencaplok negara-negara berkembang dan telah banyak negara yang menjadi korbannya, mengalami kebangkrutan dan terpaksa menyerahkan aset-asetnya ke China karena tidak mampu membayar. Seperti Zimbabwe gagal membayar US$ 40 juta kepada China sejak 1 januari 2016 mata uang harus diganti dengan Yuan, Kemudian Nigeria model pembiayaan infrastruktur melalui hutang yang disertai pinjaman, China mensyaratkan penggunaan bahan baku dan buruh kasar asal negara mereka untuk pembangunan infrastruktur. Begitu juga dengan Srilangka setelah tidak mampu membayar hutang akhirnya pemerintah Srilangka melepas pelabuhan Hambatota sebesar US$ 1,1 Triliun. Tak ketinggalan juga Pakistan pembangunan Gwadar Port bersama China dengan nilai investasi sebesar US$ 46 Miliar harus rela dilepas. Bahkan Malaysia juga tidak mampu membayar hutang. 

China adalah negara kapitalis berwajah komunis yang tengah melebarkan sayap diberbagai negara-negara dengan skema pembangunan infrastruktur berbasis hutang, Penjajahan ekonomi gaya baru melalui proyek obor di jalur sutra. Di konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang ke-2 yaitu Indonesia resmi menandatangani 23 kesepakatan kerja sama dengan China yang disaksikan oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. Jumat (26/04/2019) Bisnis.com Penandatanganan kerja sama dengan skema Business to Business (B to B). Indonesia akan memfokuskan pada 4 koridor  yakni Sumatra Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara serta Bali. Selain Kuala Tanjung 2 proyek yang akan ikut jalur sutra China dalam waktu dekat adalah kawasan industri Sei Mangke dan Bandara Kualanamu. 

JIka hal ini dibiarkan tentu sangat berbahaya maka Indonesia akan berpotensi besar terperangkap dalam orbit ekonomi China dengan tergadainya negeri ini ke dalam jebakan hutang yang berbalut kerja sama maka Indonesia akan mengalami nasib yang sama seperti negara-negara yang bekerja sama dengan China.

Sudah saatnya Indonesia harus menjadi negara mandiri, kemakmuran dan kesejahteraan dapat diwujudkan yaitu dengan menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan bahkan bernegara. Khususnya dalam aspek ekonominya menggunakan sistem ekonomi Islam, dimana dalam sistem ekonomi Islam tidak ada praktek ribawi misalnya pinjaman alias hutang tidak ada bunga, sumber daya alam tidak boleh dimiliki oleh individu / perusahaan asing dan aseng, ekonomi dikembangakan semata-mata untuk kesejahteraan rakyat bukan untuk kepentingan kaum pengusaha, tidak dikendalikan oleh aturan manusia, pengembangan ekonomi tidak boleh sampai merusak alam. Inilah jalan yang harus diambil Indonesia dengan begitu maka tidak akan tergantung dengan negara-negara yang berkedok atas nama kerja sama.

Wallahua'lam bishshowab.

Post a Comment

Previous Post Next Post