Pemilu Berakhir, Rakyat Semakin Getir

Penulis : Sumiati  
(Praktisi Pendidikan dan Member AMK )

Kekisruhan hasil pemilu terus bergulir, hingga ke penjuru negeri. Kekisruhan ini karena adanya saling klaim jumlah suara yang menang, satu sama lain tidak ingin kalah, para elit politik merasa ada yang dicurangi, masa bergerak terus menerus, hingga tingkat setrespun menjadi, korban jiwa, sakit parah hingga dirawat, bahkan rumah sakit jiwapun tak lepas menampung korban pemilu. 

Kekhawatiran yang berlebihan dari kedua kubupun menambah kericuhan yang ada, ditambah angka golput sangat tinggi. Ketakutan ini sangat berdampak kepada sikap kedua kubu. Kemudian masyarakat yang sudah jemu dengan sistem yang ada semakin gencar menyuarakan ganti sistem. Dan ini nyata merupakan kesadaran politik yang dirasakan masyarakat yang semakin cerdas.

Kisruh pemilu tahun 2019 ini menjadi bukti bahwa rakyat tidak bisa berharap bahwa pemilu benar-benar menjadi sarana untuk melakukan perubahan sekalipun hanya merubah rezim. Demokrasi hanya akan berpihak kepada penguasa yang akan melanggengkan penjajahan sistemik dalam segala aspek. Bahkan dari tahun ke tahun tingkat kehancuran sebuah negeri semakin nyata akibat demokrasi ini. 

Dan pemilu lagi-lagi hanya pemborosan uang negara, tenaga, waktu dan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru, yang bisa mengarahkan kepada perubahan haqiqi. Sikap umat Islam yang tidak jera dengan kungkungan demokrasi, maka akan berulang-ulang merasa dikecewakan dan tiada perubahan walaupun sudah mengerahkan segala upaya dan perjuangan. Sistem yang rusak ini ibarat bibit tanaman yang tidak bagus, pupuk sebagus apapun maka tidak akan membuat bibit tanaman ini menjadi tanaman unggul yang dapat mendatangkan hasil yang sesuai harapan. 

Lalu bagaimana dengan Islam dalam hal memilih pemimpin?
Hukum pemilu itu sendiri boleh, namun kebolehan itu tidak lepas dari aturan Allaah SWT dan as-Sunah, hukum yang berlaku adalah hukum Islam. 
Sesuai dengan FirmanNya:

أَفَحُكْمَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ ﴿٥٠﴾

"Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?"

(Q.S.5:50)

Dan syarat seorang pemimpin ada 7 yaitu: Muslim, laki-laki, baligh, merdeka, mampu, adil, berakal. Kemudian syarat afdhaliyahnya adalah seorang mujtahid. 
Jika syarat itu sudah ada, maka harus disempurnakan dengan sistem dari Allaah SWT yaitu Islam bukan Demokrasi. Karena seshalih apapun jika masuk ke dalam Demokrasi maka menjadi salah atau terjerumus. Sebab yang salah adalah sistemnya buka manusianya.
Wallaahu a'lam bishawab.

3 Comments

  1. how to smoke shatter
    Very interesting details, Keep it up!

    ReplyDelete
  2. god green crack
    Thanks for sharing this good article. Great job!




    ReplyDelete
  3. https://herbapproach.org/product-category/flowers/euphoria-extractions-shatter-bars/
    I found this blog site it’s very informative and helpful.

    ReplyDelete

Post a Comment

Previous Post Next Post