N3 Payakumbuh - Berbagai usaha
telah dilakukan Ketua Yayasan Ma’had Islamy, Ramzi Zainuddin dalam peningkatan
mutu pendidikan di Ma’had Islamy. Melalui Kepala Madrasah Arif Hidayat, Ma’had
Islamy sedang membangun 4 ruang kelas baru (RKB). Selain itu juga sedang
dibangun WC representatif yang ada di belakang Mesjid Al Furqon (1933).
Sekilas sejarah masa lalunya,
Ma’had Islamy didirikan pada tanggal 21 Januari 2030 oleh buya besar Luak
Limopuluah, Syech Zainuddin Hamidy yang menimba ilmu hingga ke Mekkah pada masa
penjajahan Belanda dan Jepang. Masa itu, dengan penuh suka duka, Buya Zainuddin
Hamidy majukan Ma’had Islamy yang spesifik dengan pendidikan pondok (qutub),
bahkan menjadi PGA 6 tahun (06/09/1966) dimasa kepemimpinan Basyar Mukhtasar.
Dimasa kejayaannya, sebagaimana
yang dikutip media ini di buku karangan Hikmat Israr, Ma’had Islamy pernah
miliki santri/siswa sekitar 700 santri yang berasal dari berbagai daerah di
Indonesia, bahkan sampai ke Malaysia. Komplek Ma’had islamy ini juga pernah
menjadi Fakultas Adab IAIN IB Padang (29/11/1966).
Dengan kemajuan zaman, berbagai
lembaga pendidikan mulai tumbuh di Luak Limopuluah, baik negeri maupun
swasta/yayasan. Sejak Buya Zainuddin Hamidy wafat (29/03/1957), tak elak juga
terjadi pergantian kepemimpinan yayasan Ma’had islamy. Atas jasanya dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa, Buya Zainuddin Hamidy (alm) dianugerahi
penghargaan oleh Gubernur Sumatera Barat, Azwar Anas ( 16/08/2978). Begitu
besar perjuangan buya Zainuddin Hamidy bersama 2 orang istrinya ( Rahmah Abu
Bakar dan Dasima Yasin) bersama keluarga dan kepengurusan membangun dunia
pendidikan di Luak Limopuluah. Lembaga pendidikan di Kota payakumbuh bergerak
semakin pesat, sejak berdirinya Payakumbuh sebagai daerah administrasi tanggal
17 Desember 1970, berbagai sekolah/madrasah dan ponpes tumbuh bak jamur di
musim hujan di Payakumbuh.
“Para alumni Ma’had Islamy,
Pulanglah Mari kita majukan kembali Ma’had Islamy dengan Khittahnya. Mari kita
bangun kembali pondok kita. Kita punya Pondok, punya MTs dan punya TK,” ucap
Ramzi Zainuddin kepada wartawan, di ruang kerjanya Kelurahan Padang Tangah
Balai Nan Duo Kec. Payakumbuh Barat, Selasa (23/1).
Dengan mata yang berkaca-kaca
akibat air mata sedihnya, Ramzi Zainuddin juga menceritakan sejarah berdirinya
Ma’had Islamy yang pernah capai masa kejayaan. Banyak lulusan Ma’had Islamy
yang sudah menjadi orang penting di berbagai daerah di Indonesia bahkan
mancanegara. Demikian juga dengan alumni MTI Koto Panjang, Ponpes Syech Ibrahim
Harun, MTI Buya Ruslan, MTI Pakan Sinayan dan lainnya di Payakumbuh.
Ditambahkannya, dalam menunjang
sarana prasarana pendidikan di Ma’had Islamy, saat ini kita mulai bangun 4 RKB
megah ditambah fasilitas WC yang representatif di belakang Mesjid Al Furqan.
Kita tidak akan bilang, bahkan tidak rela, kalau Ma’had Islamy alami
kemunduran. Tapi kita akan berupaya sekuat tenaga untuk melanjutkan perjuangan
orangtua dan para ulama terdahulu. Dalam memajukan Ma’had Islamy, tentunya kita
tidak akan mampu berjalan sendiri. Untuk itu, perlu perhatian pemerintah dalam
hal ini Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan. Lahirkanlah sebuah
kebijakan dalam rangka pemerataan guru dan peserta didik.
“Banyak orang penting di
Indonesia, lahir dari Ma’had Islamy, termasuk yang sedang menjabat posisi
pengambil kebijakan di beberapa instansi pemerintah. Perhatikan jugalah kami di
yayasan. Kita sangat prihatin, sangat banyak ponpes di Payakumbuh yang dulunya
tenar, sekarang mulai tidak ada muridnya,” ungkap Ramzi Zainuddin.
“Kita sangat berharap kepada
alumni untuk ikut aktif bangun kejayaan Ma’had Islamy. Hal ini sudah menjadi
komitmen alumni saat Milad Ma’had Islamy ke 88 tahun beberapa waktu lalu di
Ma’had Islamy. Kita dan alumnilah yang akan mengembalikan Ma’had Islamy ke
Khiittah aslinya. Untuk tahun ajaran 2018/2019 mendatang, kita bertekad akan
kembali hidupkan pondok pesantren Ma’had Islamy yang spesifik dengan kitab
kuningnya. Sedikit hal menjadi sesalan bagi kami, dulu banyak guru pengajar yang
kita datangkan dari ponpes ternama di Jawa. Namun setelah menjadi PNS, mereka
tidak datang lagi ke sini. Padahal mereka dulunya di besarkan Ma’had Islamy,
Astagfirullah,” ulas Ramzi Zainuddin
Diterangkan Ramzi Zainuddin, saat
ini kita memiliki 86 siswa setara MTs dari kelas VII-IX, yang diajar 22 orang
guru dan dibantu 1 orang operator. Di Ma’had Islamy kita menerapkan disiplin
yang tinggi, dengan harapan, kedepan para siswa dapat menghargai betapa
berharganya waktu muda untuk menimba ilmu dan memperbanyak amalan baik.
Disiplin kita tidak tertandingi sekolah lain. Kita berharap juga agar peserta
didik yang ada di Ma’had Islamy tidak terpengaruh lingkungan yang kian
memperihatinkan. Menurunnya nilai-nilai agama, nilai-nilai menghargai dan
menyayangi. Dan rasa itulah yang kita pupuk untuk tumbuh kembali. Kita juga
mengharapkan orangtua untuk mendukung anaknya dalam disiplin, bangunkan mereka
pagi hari dan ajak ke mesjid. Insyaallah dan Kita yakin, anak kita tidak akan
terlibat narkoba, LGBT, mabuk-mabukan dan maksiat lainnya.
Di lokasi pekarangan masih
terlihat raut asli Ma’had Islamy dulu. Dibuktikan dengan adanya beberapa
bangunan yang yang terbuat dari anyaman bambu dan papan yang tersusun di lokasi
pekarangan Ma’had Islamy. (Rahmat Sitepu)