N3 Payakumbuh - Muhammad Dafa
Alfarizi (10) anak kedua dari 5 orang bersaudara ini tak pernah menyangka
kecintaannya akan sepak bola membawanya terbang meraih prestasi di kancah sepak
bola pra Danone.
Dafa hanya tahu, kalau setiap
hari dia hanya bermain dan berlatih sepak bola dengan riang di Sekolah Sepak
Bola (SSB) Perisai kota Payakumbuh. Tentunya dengan posisinya sebagai
gelandangan, dengan sekuat tenaga akan berusaha menendang bola yang datang agar
tidak menjebol posisinya.
Anak dari pasangan Hawaldi dan
Rina Yulianti (39) ini, juga tak menyangka kebaikan hati sang pelatih SSB
Perisai Idil, dia dapat berlatih tanpa harus dipungut biaya.
Setiap harinya, Dafa hanya mendapatkan
uang saku sebesar Rp 5.000 yang habis digunakan untuk membayar angkutan umum.
Jarak antara rumah dan sekolahnya terbilang jauh, tapi tak jarang juga Dafa
berjalan kaki sembari berolahraga.
Dafa didukung penuh oleh ayahnya
yang juga mantan atlet sepak bola. Bahkan setiap hari, ayahnya Hawaldi (40)
memberi dukungan dengan mengantarkan anaknya untuk berlatih di Lapangan
Perisai. “Saya sudah bergabung sejak beberapa tahun silam," ujar Dafa
kepada media online nusantaranews.net, Selasa (19/12) sore di lapangan hijau
Perisai usai pertandingan.
Sejak itu, Dafa terus berlatih
keras dan disiplin untuk mewujudkan mimpinya menjadi pesepakbola profesional
suatu hari nanti melebihi ayahnya. “Kadang sulit juga mengatur sekolah dan
latihan,” kata dia polos.
Meski sangat mencintai sepak
bola, lanjut dia, bukan berarti pelajarannya sekolahnya anjlok. Dafa berkata
nilai sekolahnya harus tetap bagus, walaupun berlatih keras setiap harinya.
Hingga kemudian, SSB tempatnya bernaung mengikuti kompetisi Pra Danone.
Dafa mengatakan, kedua orang
tuanya meminta dirinya untuk bermain sebaik-baiknya. Orang tuanya juga berpesan
agar dirinya tak meninggalkan sholat dan selalu berdoa dalam setiap melakukan
aktivitas.
Sementara Pelatih SSB Perisai
kota Payakumbuh Idin, mengatakan, Dafa mempunyai bakat dan semangat yang tinggi
serta disiplin dalam menjalani latihan.
Dia sangat yakin kalau suatu saat
nanti, Dafa akan menjadi seperti pesepakbola profesional melebihi ayahnya.
Bahkan jika terus dibina, lanjut dia, bukan tidak mungkin Dafa bisa menjadi
gelandang ternama di tingkat provinsi, nasional bahkan International.