Rumah Hanyut, Satu Keluarga Mengungsi


N3, Limapuluh Kota ~ Supriadi (23 th) dan keluarga kecilnya tidak menyangka jika malam itu akan mengalami hal yang paling mengejutkan dalam hidupnya , betapa tidak bencana banjir yang terjadi pada tanggal 3 maret 2017 lalu membuat rumah kayu yang mereka tempati selama bertahun- tahun menjadi tidak lagi bisa dihuni karena hanyut terbawa banjir.

Korban bencana banjir di daerah Pangkalan ini adalah warga dusun Rogeh, sekitar 2 kilometer di belakang pasar baru Pangkalan. Akses jalan ke Rogeh ini adalah jalan coran dan buntu sampai ke ujung. Disini dapat kita lihat ada rumah yang sudah berpindah tempat dari posisinya semula dengan kondisi yang memprihatinkan.

Diceritakan pada jam 02:40 WIB dini hari, permukaan air perlahan-lahan naik dan keluarga kecil ini pergi mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Besoknya ketika air surut mereka terkejut dan sedih dengan kenyataan melihat kondisi rumahnya yang lepas dari pondasi dan hanyut ke sawah disebelahnya. Posisi rumah miring dan semua peralatan dalam rumah sudah hanyut terbawa air.

“Semua harta benda kami hanyut terbawa air, tinggallah apa yang dapat kami bawa ketika air mulai naik”, terang Supriadi.

“Untuk sementara kami tinggal di rumah mertua dulu karena rumah ini sudah tidak layak huni lagi”, kata istrinya, Mici (24 th) sambil menggendong Afika Naila (2 th), ketika ditemui www.nusantaranews.net Minggu, 11/3.

Keluarga yang menggantungkan hidupnya dari bertani ini tidak bisa berbuat banyak karena kondisi ekonomi dan trauma pasca bencana ini. Mereka bertahan dengan bantuan orang-orang yang peduli mengantarkan bantuan sembako, air mineral,  pakaian dan lainnya.

“Memang banyak yang datang membawa bantuan kepada kami seperti beras, air mineral, pakaian bekas, mie instan serta makanan lain. Tapi kami tidak ingin berlama-lama hidup seperti ini”, ujar Supriadi.

Sementara itu para tetangganya juga mengeluhkan bahwa mereka tidak bisa memasak karena dapur mereka porak poranda karena banjir. “Kami butuh orang yang mampu bertukang, memperbaiki dapur kami, agar kami bisa memasak”, kata Tek Iros. Rahmat Sitepu
Previous Post Next Post