Pratinjau Inter 2015/2016 – Pembenahan Inter di Semua Lini Harus Dilakukan Mancini

Nusantara ~ Internazionale Milan menjadi salah satu kesebelasan yang cukup sibuk pada bursa transfer musim panas 2015 ini. Menjelang Serie A kembali bergulir, nama-nama seperti Geoffrey Kondogbia, Jeison Murillo, Miranda, Martin Montoya, dan Stevan Jovetic diproyeksikan untuk menghuni skuat reguler Inter musim 2015/2016.

Total belanja lebih dari 60 juta euro ini, termasuk menebus Xherdan Shaqiri untuk kemudian dijual kembali, tentunya diharapkan bisa meningkatkan kualitas Inter yang musim lalu hanya mampu mengakhiri musim di peringkat delapan Serie A. Karena hal itu pula Inter gagal berlaga di kompetisi Eropa pada musim ini.

Sang allenatore, Roberto Mancini, masih dipercaya menangani skuat berjuluk La Beneamata itu. Agar musim ini tak berakhir tragis layaknya musim lalu Mancini pun memiliki rencana terhadap skuat Inter untuk musim depan, yang tentunya melibatkan para pemain barunya.

Pemain Baru Berkualitas untuk Serangan Lebih Efektif

Meski mengakhiri musim 2014/2015 di papan tengah, sebenarnya permainan Inter musim lalu tak seburuk prestasi mereka. Inter kerap menguasai jalannya pertandingan dan menciptakan banyak peluang, namun buruk dalam penyelesaian akhir.

Menurut data yang dikumpulkan situs statistik whoscored, Inter merupakan kesebelasan yang memiliki penguasaan bola tertinggi di Serie A dengan rata-rata 59,9% per pertandingan. Jumlah ini lebih tinggi dari yang dikumpulkan AS Roma, Fiorentina, Juventus, dan Napoli secara berurutan.

Dengan tingkat penguasaan bola yang tinggi, Inter pun memiliki rataan tembakan ke gawang 16,2 kali per pertandingan. Jumlah yang sama dengan Fiorentina ini merupakan yang tertinggi kedua di bawah Napoli.

Dari dua data di atas setidaknya kita bisa menyimpulkan bahwa Inter sebenarnya lebih sering menguasai jalannya pertandingan denga upaya percobaan tembakan yang tak sedikit. Hanya saja, serangan demi serangan yang dilancarkan Inter ini tak terlalu efektif untuk menghasilkan gol.

Masih menurut whoscored, Inter tercatat telah melepaskan 615 kali tembakan sepanjang musim 2014/2015. Namun yang menjadi gol hanya 59 tembakan atau 9,6 % dari total seluruh tembakan. Jumlah ini lebih kecil dari Genoa (12,6%), Lazio (12,5%), Juventus (12%), Napoli (11%), atau Roma (10,3%). Bahkan efektivitas serangan Inter kalah oleh kesebelasan degradasi, Cesena, yang memiliki 9,9%  efektivitas serangan.

Salah satu masalahnya adalah hanya Mauro Icardi yang secara konsisten rajin membobol gawang lawan. Penyerang asal Argentina tersebut mencetak 22 gol di Serie A, yang menjadikannya pencetak gol terbanyak Serie A musim lalu–bersama Luca Toni.

Tandemnya di lini depan, Rodrigo Palacio, hanya mencetak delapan gol. Freddy Guarin yang memiliki rataan tembakan tertinggi kedua setelah Icardi, hanya mencetak enam gol. Sementara Mateo Kovacic dan Hernanes, hanya mampu mencetak masing-masing lima gol.

Masalah produktivitas gol pula yang menjadi salah satu alasan Shaqiri dilego ke Stoke City dan Lukas Podolski tak dipermanenkan. Dua pemain yang didatangkan pada bursa transfer Januari lalu ini dianggap gagal memenuhi ekspektasi Mancini sebagai penggedor lini pertahanan lawan.

Untuk memecahkan masalah ini, Jovetic diharapkan bisa menjadi solusi. Pemain yang dipinjam dari Manchester City ini diharapkan menjadi tandem yang lebih produktif bersama Icardi. Idealnya, kapten timnas Montenegro ini memang diduetkan bersama Icardi di lini depan dalam formasi 4-3-1-2.

Tak hanya sampai di situ, maksud didatangkannya Kondogbia pun agar keseimbangan lini tengah Inter lebih terjaga. Kovacic meski handal dalam melewati pemain lawan dan memiliki operan-operan yang akurat, kurang baik dalam aksi pertahanan, di mana ini sempat menjadi masalah ketika Inter dilatih Walter Mazzarri.

Di Ligue 1, Kondogbia masuk dalam 20 pemain dengan rataan keberhasilan dribble terbanyak dengan 1,7 kali per pertandingan. Tendangan-tendangan jarak jauhnya pun bisa menjadi serangan kejutan dari luar kotak penalti. Akan menjadi nilai plus jika gelandang asal Prancis ini menjadi gelandang yang lebih efektif secara torehan gol dibanding Guarin atau Hernanes.

Pembenahan di Lini Pertahanan

Sebenarnya, kemampuan Samir Handanovic di bawah mistar gawang tak perlu diragukan lagi. Eks-kiper Udinese ini tercatat sudah dua kali terpilih ke dalam Oscar del Calcio Serie ATeam of the Year sebanyak dua kali, pada musim 2010-2011 dan 2012-2013.

Oscar del Calcio Serie A Team of The Year ini merupakan penghargaan dari Asosiasi Pesepakbola Italia (AIC) pada 11 pemain yang dianggap terbaik dalam satu musim kompetisi. Maka torehan dua kali Handanovic yang menyamai torehan Gianluigi Buffon ini bisa disimpulkan jika Handanovic pun merupakan salah satu kiper terbaik di Italia saat ini.

Namun sehebat apapun kemampuan seorang kiper, tak terkecuali Handanovic, peran bek pun begitu menentukan terhadap jumlah kebobolan sebuah kesebelasan. Dan inilah yang juga menjadi persoalan Inter pada musim lalu.

Jumlah kebobolan Inter pada musim 2014/2015 meningkat dari musim sebelumnya. Jika dua musim yang lalu, saat dilatih Mazzarri, Inter hanya kebobolan 39 gol, musim lalu gawang Handanovic yang bermain sebanyak 37 kali terkoyak 48 gol. Karenanya lini pertahanan pun tak luput dari pembenahan oleh Mancini. Jeison Murillo, Miranda dan Martin Montoya menjadi amunisi baru di lini pertahanan.

Murillo dan Miranda tampaknya akan diplot sebagai bek utama Inter musim depan mengingat status keduanya sebagai pemain timnas Kolombia dan Brasil. Penampilan Juan Jesus, Andrea Ranocchia dan Nemanja Vidic di bek tengah pun rasanya kurang memuaskan pada musim lalu, terbukti dengan jumlah kebobolan Inter. Apalagi Vidic harus menepi hingga akhir tahun 2015.

Berbeda dengan Murillo dan Miranda, Montoya harus bersaing untuk pos bek sayap kanan bersama Danilo D’Ambrosio dan Davide Santon. Meskipun bisa dipasang di kiri, tapi persaingan bek kiri lebih sengit karena ada Yuto Nagatomo, Dodo, Federico Dimarco atau mungkin Santon.


Perkiraan line-up Inter jika menggunakan 4-4-2 berlian

Alternatif Strategi sebagai Penyempurna Inter

Meski sudah merekrut banyak pemain baru, Inter nyatanya masih dihubung-hubungkan dengan pemain baru. Dan uniknya, pemain anyar yang diisukan masih jadi buruan Inter berposisi sebagai sayap, sebut saja Ivan Perisic, Diego Perotti, dan Juan Callejon.

Mendatangkan pemain sayap anyar bisa memberikan keuntungan alternatif strategi bagi Inter Milan. Dan itu tampaknya memang menjadi bagian dari rencana Mancini untuk musim depan.

Musim lalu, formasi 4-3-3 beberapa kali dicoba oleh Mancini. Adanya pemain sayap baru dengan kualitas seperti (salah satu dari) Perisic, Perotti, dan Callejon, akan membuat trio lini depan Inter semakin menjanjikan dengan Icardi sebagai penyerang tengah serta Jovetic sebagai penyerang sayap.

Sebenarnya ada penyerang sayap baru dalam diri Jonathan Biabiany. Namun winger asal Prancis yang sempat membela akademi Inter sebelum berkarir cukup lama bersama Parma ini masih diragukan untuk menjadi pilihan utama Mancini.

Selain itu masih ada Nagatomo yang bisa menjadi sayap ofensif. Kembalinya Ezequiel Schelotto dari masa peminjaman di Chievo Verona pun bisa menjadi opsi untuk pos sayap kanan. Namun jika pemain sayap anyar gagal didatangkan, Schelotto tampaknya akan kembali dipinjamkan bahkan dijual.

Untuk menyempurnakan formasi 4-3-3 atau mungkin 4-2-3-1, lini tengah pun memiliki pemain-pemain yang ideal untuk bermain pada posisi ini. Kondogbia tak akan asing bermain sebagai box-to-box midfielder, bisa berduet dengan Gary Medel yang bermain sebagai ball winner. Sementara untuk gelandang serang, Hernanes menjadi pilihan yang pas sebagaimana yang ia perankan selama ini.

Selain itu, Jovetic pun tak akan canggung jika ditempatkan di belakang penyerang tunggal. Saat di Manchester City dan Fiorentina, posisi ini seringkali ia tempati. Di City, ia ditempatkan di belakang Sergio Aguero. Bukan tak mungkin di Inter pun ia ditempatkan di belakang Icardi.

Tapi bermain sebagai sayap pun bukan posisi yang aneh bagi Jovetic. Inilah yang menjadikan Jovetic pembelian yang cukup berguna bagi Inter. Kecuali jika ia rentan mengalami cedera seperti yang ia alami di City.


Perkiraan line-up Inter jika menggunakan formasi 4-3-3

Kesimpulan

Dengan para pemain baru yang didatangkan, tampaknya kualitas Inter akan meningkat jika dibandingkan dengan musim lalu. Para pemain baru itu pun akan meningkatkan kualitas Inter dari segala lini; belakang, tengah dan depan.

Para pemain baru ini pun diharapkan bisa mengefektifkan skema serangan Inter musim lalu yang kerap menyia-nyiakan peluang. Jovetic dan penyerang sayap baru merupakan solusi Mancini untuk memecahkan masalah tersebut.

Karenanya, upaya ini tampaknya akan cukup membuat Inter bersaing di papan atas. Apalagi dengan Inter yang tak berlaga di kompetisi Eropa, peringkat Inter pada musim 2015/2016 akan lebih baik dari musim lalu, bukan tak mungkin menjadi juara Serie A jika permainan Inter konsisten hingga akhir musim.
Previous Post Next Post