Oleh: Ummu Naufal
Praktisi Pendidik
Guru adalah sosok sentral dalam pendidikan yang berperan penting dalam mentransfer ilmu dan nilai moral kepada siswa. Mereka merupakan pahlawan tanpa tanda jasa yang berkontribusi dalam membentuk generasi penerus yang unggul dan berkarakter. Guru juga berperan sebagai penggerak generasi muda menuju kemajuan. Sebagai teladan, guru harus memiliki kualitas pribadi unggul seperti berwibawa, bertanggung jawab, disiplin, serta peduli dan melindungi peserta didik.
Namun sungguh miris pada saat ini banyak guru yang tidak bisa menjadi panutan lagi, bagi para siswa dan lingkungan di sekitarnya, dikarenakan adab dan perilakunya sudah jauh melenceng dari yang seharusnya menjadi pribadi seorang guru.
Dirilis dari tirto.id – Satreskrim Polres Metro Tangerang Kota menangkap dan menahan Sudirman (49) selaku Ketua Yayasan salah satu panti asuhan di Tangerang serta Yusuf Bachtiar (30) sebagai pengasuh. Keduanya ditetapkan tersangka atas kasus pencabulan anak yang ada di panti asuhan tersebut, sedangkan Yandi Supriadi masih buron, ungkap Zain dalam konferensi pers, Selasa (8/10/2024).
Belum lama ini video dugaan pelecehan seksual oleh seorang oknum guru terhadap muridnya di sebuah sekolah di Gorontalo. Video tersebut berdurasi 5.48 menit dan memperlihatkan tindakan tidak pantas yang diduga seorang guru laki-laki terhadap murid perempuannya. Dari Liputan 6.com, Jakarta
Dalam kasus lain di Cianjur Jawa Barat, viral adanya oknum guru yang menganiaya muridnya ketika sedang mengajar, hal ini dipicu karena siswa tersebut senyum-senyum kepada siswa lainnya yang dianggap menghina gurunya.
Guru dalam Cengkeraman Sekulerisme
Dalam dunia pendidikan, guru memegang peran penting sebagai panutan dan pembentuk karakter generasi muda. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa tidak sedikit guru yang mengalami krisis etika dan moral. Fakta tersebut sangat memprihatinkan, mengingat guru seharusnya menjadi teladan dalam membimbing siswa, tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga dalam membentuk akhlak dan kepribadian.
Rendahnya moral sebagian guru saat ini disebabkan oleh penerapan sistem kehidupan sekuler, yang memisahkan agama dari kehidupan. Sistem ini membuat masyarakat lebih fokus pada kesenangan materi, menjauhkan agama dari keseharian, dan mendorong kebebasan tanpa arah yang jelas. Pengaruh tayangan negatif, seperti pornografi, merusak moral dan pemikiran, terutama kaum muda. Akibatnya, banyak orang, termasuk guru dan pelajar, mengabaikan nilai halal-haram demi kepentingan pribadi, yang akhirnya mendorong kehidupan menuju liberalisme dan kebebasan tanpa batas.
Islam Membentuk Karakter Guru dan Murid yang Bertakwa
Seorang guru dalam Islam tidak hanya dituntut untuk mengajar, tetapi juga untuk menjadi contoh yang baik. Sikap dan perilaku seorang guru akan menjadi teladan bagi murid-muridnya. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ahmad)
Menurut Imam Al-Ghazali, tugas utama seorang guru adalah menyempurnakan, membersihkan, dan menyucikan hati manusia agar dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sejatinya, guru juga menjalankan misi rahmat li al-alamin, yakni mengajak manusia untuk tunduk dan menaati hukum-hukum Allah demi keselamatan di dunia dan akhirat.
Seorang guru sebaiknya membimbing murid-muridnya agar semakin dekat mengenal Allah SWT melalui semua ciptaan-Nya. Guru juga memiliki kewajiban untuk menunjukkan kasih sayang kepada murid-muridnya, memperlakukan mereka seperti anak sendiri. Jika dipikirkan lebih dalam, tugas yang diemban oleh seorang guru sebenarnya hampir serupa dengan tugas seorang rasul utusan Allah.
Rasulullah, sebagai mu’allimul awwal fi al-Islam atau guru pertama dalam Islam, bertugas membacakan, menyampaikan, dan mengajarkan ayat-ayat Al-Qur’an kepada umat manusia, membersihkan diri dan jiwa dari dosa, serta menjelaskan apa yang halal dan haram.
Dengan akidah Islam sebagai landasan dan syariat sebagai panduan dalam sistem pendidikan akan terbentuk pribadi berkepribadian Islami yang terpandu dalam menjalani hidup sesuai ajaran agama. Syariat membimbing mereka berakhlak mulia, menjauhi kezaliman dan tindakan amoral, serta menjaga ketakwaan. Pendidikan Islam yang berlandaskan akidah dan syariat melahirkan pendidik yang bermoral, bertanggung jawab, dan menghormati hak-hak orang lain. Pribadi-pribadi ini berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang harmonis, adil, dan bebas dari kezaliman.
Selain itu pendidkan Islam akan mampu membentuk karakter murid yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kecerdasan emosional dan spiritual. Dengan demikian, penerapan syariat Islam akan mampu menghasilkan guru dan murid yang bertakwa, berakhlak mulia, dan siap berkontribusi positif dalam masyarakat.
Wallahualam bissawab.
COMMENTS