Perkokoh Silaturahmi Melalui Tadarus di Masjid Tawadhuk


Malam ini, setelah menjalani malam tadarus yang penuh khidmat di Masjid Thawaduk, Ustad Fadli, Ustad Ripal, Sarip, Romi, dan Nal berjalan keluar masjid dengan hati yang penuh kedamaian. Sebelum melangkahkan kaki ke luar masjid, Sarip, sosok pria humoris yang selalu gigih mendalami ilmu agama ini, lalu mengajak ke lima rekannya makan malam bersama di salah satu warung lontong  malam yang terletak di kawasan Belakang Pondok Kota Padang. 

Tanpa menunggu jawaban teman yang lain, Ustad Fadli spontan menawarkan diri untuk pergi bersama-sama dengan mobil Ayla miliknya menuju lokasi. Aroma masakan gulai lontong yang baru matang menyambut kedatangan kami. Kelimanya turun dari mobil untuk duduk di meja yang sudah disediakan dan memesan makanan sesuai dengan keiginan selera masing-masing. Sambil menunggu menu pesanan, ke limanya sibuk bercanda dan berdiskusi tentang pelajaran yang mereka dapatkan malam ini dari tadarus.


Fadli yang penuh semangat menceritakan bagaimana ayat yang baru mereka pelajari malam itu memberinya inspirasi untuk menjadi lebih baik sebagai seorang muslim. Sarip mengangguk setuju, sambil menambahkan pengalamannya dalam memahami makna ayat-ayat suci Al-Qur'an, serta bagaimana keingianannya yang kuat saat menghafal beberapa ayat bersama Nal dan Romi.


Sementara Ustad Ustad Ripal, yang juga ceria malam ini, turut membagikan kisah selama tidur di dalam Masjid. Semua ikut tertawa terbahak-bahak mendengarnya, dan menambah kehangatan malam mereka.


Begitu pula Romi, yang rada pendiam, berbicara dengan penuh kekhidmatan tentang bagaimana tadarus malam itu telah memberinya ketenangan dan kedamaian dalam hatinya. Dia merasa penuh syukur bisa berbagi momen berharga ini bersama sahabat-sahabatnya.


Iapun mengucapkan terimakasih atas dukungan dari ketua masjid, ketua RW, ketua RT dan masyarakat yang selalu mensupport dan memberi arahan-arahan yang baik terhadap kegiatan tadarus selama bulan suci Ramadhan tahun ini. 


Saat malam semakin larut, kamipun meninggalkan warung dengan hati yang penuh kebahagiaan dan berkah. Di bawah langit yang dipenuhi bintang, mereka berjalan pulang ke rumah masing-masing dengan rasa syukur atas malam yang penuh berkah itu. Mereka menyadari bahwa kebersamaan, kebaikan, dan keikhlasan adalah kunci utama dalam menjalani hidup yang penuh makna.

Post a Comment

Previous Post Next Post