Ibu Engkaulah "Rahim" Peradaban


Oleh: Cia Ummu Shalihah
 (Aktivis Muslimah Makassar)

Peringatan Hari Ibu 2022 akan dilaksanakan pada 22 Desember. Tahun ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) telah membuat tema Hari Ibu 2022. 

Menurut KemenPPA, catatan penting dari Peringatan Hari Ibu di Indonesia adalah bukan perayaan Mother’s Day sebagaimana yang diperingati di negara lain. 

Sejarah mencatat dicetuskannya Hari Ibu di Indonesia merupakan tonggak perjuangan perempuan untuk terlibat dalam upaya kemerdekaan bangsa dan pergerakan perempuan Indonesia dari masa ke masa dalam menyuarakan hak-haknya guna mendapatkan perlindungan dan mencapai kesetaraan (tirto.id/13/12/2022). 

Hingga kini setiap pada tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia. Peringatan Hari Ibu setiap tahunnya ini juga biasa diselenggarakan dengan berbagai rangkaian kegiatan dengan tema dan logo berbeda-beda yang dirilis oleh Kemenpppa (detikNews.com.19/12/2022). 

Sekedar Seremonial 

Peringatan Hari Ibu setiap tahunnya hanya menjadi sebuah seremonial saja di Indonesia. Berbagai lembaga perempuan ramai-ramai ikut serta menyemarakkan peringatan tersebut dengan kegiatan sosial atau pun acara yang berkaitan dengan peran perempuan hari ini. 

Maka dari itu, perempuan Indonesia masa kini harus sadar bahwa mereka mempunyai akses dan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki. Untuk memperoleh sumber daya, seperti akses terhadap ekonomi, politik, sosial dan sebagainya. Begitu juga pengasuhan dalam keluarga, peran dan tanggung jawab. Dalam pengasuhan anak tidak hanya orang tua, namun perlu didukung oleh semua pihak. 

Sekarang eksploitasi perempuan tak kunjung berhenti, salah satunya adalah menampakkan sensualitas dan keindahan tubuh perempuan untuk kepentingan bisnis. 

Program pemerintah ini hanyalah kedok untuk mengokohkan hegemoni kapitalisme, dengan program kesetaraan gendernya. Dalam program ini perempuan digiring menjadi pemutar roda industri kapitalis sekaligus target pasar. Perempuan dijauhkan dari peran politik dan strategisnya sebagai Ummul warabbatul bait, ibu pencetak generasi peradaban Islam. Hal pertama yang akan hilang akibat program ini adalah peran keibuan dan kehidupan keluarga. Bangsa ini akan  kehilangan generasi masa depan yang kuat dan tangguh. 

Seorang ibu lebih berhak untuk senantiasa dihormati sepanjang tahun, daripada hanya satu hari saja, bahkan seorang ibu mempunyai hak terhadap anak-anaknya untuk dijaga dan dihormati serta ditaati selama bukan dalam kemaksiatan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala, di setiap waktu dan tempat. 

Islam Memuliakan Seorang Ibu 

Islam memuliakan perempuan dan menempatkannya pada posisi serta peran yang tepat. Hal ini sesuai kodrat penciptaannya, yaitu sebagai seorang ibu dan pengatur rumah tangga. 

Banyak nash-nash Islam yang memberikan penghargaan besar untuk pernikahan dan melahirkan banyak anak, dan menggambarkan perlakuan istimewa yang layak diterima ibu dari anak-anak mereka. 

Dari Abu Hurairah ra., beliau berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi Saw menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi Saw menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi Saw, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari dan Muslim). 

Jelas sudah, Nasib seorang ibu hanya mampu diubah menjadi lebih baik dengan sistem yang terbaik bagi umat. Bukan hanya sekedar Seremonial “Peringatan Hari Ibu” yang tidak memberikan perubahan sampai di usia peringatan yang sudah mencapai 94 tahun. Saatnya mengembalikan kemuliaan seorang ibu sesuai dengan fitrah yang telah Allah sampaikan dalam Al-Quran dan Hadits. Kembali kepada Islam kaffah sebagai solusi problematika ibu di belahan dunia mana pun.

Wallahu a’lam

Post a Comment

Previous Post Next Post