PHK Masal, Bukti Lemahnya Sistem Ekonomi Kapitalis


Oleh Maya Dhita E.P.
Pegiat Literasi

Ekonomi kapitalisme dalam keadaan sakit akan akan menimbulkan resesi bahkan depresi ekonomi, sedangkan dalam keadaan sehat akan menghasilkan hegemoni.

(Ustaz Dwi Condro, KE batch #1)

Keadaan ekonomi dunia tidak akan pernah stabil entah karena adanya resesi maupun inflasi. Hal ini akan terus dialami selama sistem ekonomi yang diterapkan adalah sistem ekonomi kapitalis. 

Keadaan akan terasa lebih berat bagi negara miskin dan berkembang saat mereka menerapkan sistem yang sama. Ketidakmampuan berdiri di kaki sendiri membuat negara-negara ini terancam masuk ke dalam pusara resesi paling dalam. Ditandai dengan adanya PHK masal yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar.

Dilansir pada investor.id, melemahnya permintaan ekspor membuat para pelaku Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) mau tidak mau, melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada lebih dari 64.000 pekerja yang berasal dari 124 perusahaan. (www.investor.id, 2/11/2022)

Resesi global akibat PHK Masal akan menyebabkan melimpahnya pengangguran karena daya serap tenaga kerja yang kecil. Hal ini menyebabkan daya beli menurun akibat berkurangnya pemasukan. Permintaan akan barang semakin berkurang. Saat perekonomian melemah, maka tingkat kriminalitas akan semakin tinggi karena tekanan kebutuhan hidup yang tinggi tidak dibarengi kemampuan untuk memenuhinya.

Sistem ekonomi kapitalis tidak akan pernah bisa mewujudkan kesejahteraan rakyat. Sistem ekonomi yang ditopang oleh lembaga perbankan berbasis riba dan pasar modal ini akan mudah tenggelam dalam kehancuran. 

Perusahaan akan meminjam dana pada bank untuk memperbesar usaha dengan bunga bank yang cukup tinggi. Untuk mencegah terjadinya inflasi akibat ketidakpastian pasar global, perbankan akan meningkatkan suku bunga dan ini akan menambah berat beban perusahaan. Tak hanya pengusaha, rakyat sebagai konsumen yang memiliki kredit konsumsi akan membayar cicilan lebih tinggi.

Selain itu banyak perusahaan besar yang menjual saham-saham mereka dalam bentuk kertas saham. Harga saham ini sangat fluktuatif karena rentan terhadap opini, rumor dan ketegangan publik. Sedikit saja terjadi ketegangan publik, misalnya, maka harga saham mudah sekali jatuh. Saat perusahaan tumbang maka banyak kepala yang terancam hilang sumber pendapatannya.

Sedangkan dalam kondisi sehat, sistem ekonomi kapitalis tidak akan pernah menguntungkan rakyat kecil. Kesuksesan akan diraih oleh pemilik perusahaan-perusahaan besar dan merekalah yang mengendalikan pasar. 

Berbeda halnya dengan sistem ekonomi Islam. Allah menghalalkan sektor riil dan mengharamkan sektor non riil. Tidak ada sistem perbankan berbasis riba maupun pasar modal berupa judi. 

Negara akan menggunakan mata uang yang stabil yaitu emas dan perak (dinar dan dirham). Menutup kemungkinan terjadinya inflasi seperti yang diakibatkan oleh pencetakan uang kertas yang tidak terkendali.

Negara akan mengupayakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya, untuk menyerap tenaga kerja yang tinggi. Hal ini bisa diwujudkan dengan mengelola SDA tanpa bantuan asing. Memprioritaskan untuk produksi dan konsumsi barang-barang sendiri. Lepas dari ketergantungan pihak asing dan berdaulat di negara sendiri.

Maka saat terjadi resesi global, negara dengan sistem ekonomi Islam akan lebih mudah bangkit bahkan tidak terlalu terpengaruh pada karut marutnya perekonomian global.

Wallahualam bissawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post