Potensi Pemuda Muslim Pengubah Peradaban


Oleh:Finny Ibrahim

Aktivis Dakwah di Kota Depok

 

“Berikan aku seribu orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku sepuluh pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”- Bung Karno -

Kata-kata Bung Karno ini berhasil menggetarkan dan membakar jiwa para pemuda Indonesia dahulu,  sehingga mereka bergerak untuk berusaha dan berjuang mengubah kondisi Indonesia yang terjajah hingga kemudian meraih kemerdekaannya.

Demikianlah gambaran potensi pemuda bagi sebuah bangsa, sebuah negara. Tak ada yang mengingkarinya. Demikian juga bagi umat Islam, pemuda Muslim adalah tumpuan harapan untuk melakukan perubahan, untuk mengubah kondisi umat hari ini yang sangat jauh dari kata sejahtera dan penuh dengan berbagai masalah.

Nah, bagaimana seharusnya  perubahan dilakukan? Untuk melakukan perubahan,  yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah apa yang menjadi akar masalah negeri ini.  Dengan pengamatan yang mendalam kita akan dapati bahwa akar dari seabrek masalah negeri ini –  di antaranya adalah rakyat yang harus menanggung krisis energi; melonjaknya harga pangan dan komoditi pokok lainnya; menjamurnya pengangguran; susahnya mengakses pendidikan dan kesehatan; taraf hidup yang kian rendah;  kriminalitas yang terus meningkat;  generasi yang rapuh dan lain-lain- adalah  penerapan sistem sekular demokrasi yang rusak dan merusak. Sistem ini  menafikan peran Allah SWT dalam kehidupan, dan memberikan hak membuat hukum pada akal manusia yang lemah dan terbatas.

Hanya mengganti rezim nyatanya tak pernah menyelesaikan masalah. Pemimpin datang dan pergi silih berganti tapi sejahtera itu tak kunjung terjadi. Mengapa? Karena kerusakan bukan hanya pada pemimpinnya tetapi juga pada sistemnya. Oleh Karena itulah maka perubahan yang dilakukan tidaklah cukup hanya dengan mengganti pemimpin tapi juga harus   mengganti sistem, yakni mengganti sistem  demokrasi sekular dengan  sistem Islam. Negeri ini butuh perubahan hakiki, yaitu perubahan mendasar yang mampu mengantarkan masyarakat menuju Indonesia yang lebih baik, sejahtera, unggul, maju dan terdepan.  

Oleh karenanya, perubahan hakiki butuh aktivitas politik. Rasulullah SAW teladan  terbaik bagaimana mengubah peradaban jahiliah menjadi peradaban Islam yang mulia, yakni dengan aktivitas politik. Beliau membina para Sahabat  menjadi  kader-kader dakwah Islam, kemudian menyebarkannya untuk mengajarkan Islam kepada yang lainnya.  Inilah yang harus kita lakukan. Mengikuti langkah dakwah Rasulullah SAW mengemban dakwah Islam melalui jalan politik, yaitu dakwah  melalui aktivitas/perjuangan politik (Manhaj Hizb at-Tahrir, 2009, hlm. 14).

Aktivitas politik adalah segala aktivitas yang terkait dengan pengaturan urusan umat/masyarakat, baik yang terkait dengan kekuasaan sebagai  pengaturan urusan masyarakat secara langsung, maupun yang terkait dengan umat sebagai obyek  yang melakukan pengawasan  terhadap aktivitas kekuasaan dalam mengatur urusan masyarakat (Mafahim Siyasiyah, karya Syaikh Taqiyyudin an-Nabhani).

Aktivitas politik yang nyata seharusnya dilakukan dengan memahamkan dan mengedukasi umat sehingga memiliki perspektif dan pemahaman Islam yang benar.  Selanjutnya pemikiran Islam ini akan dijadikan pijakan untuk menyelesaikan permasalahan dirinya dan umat agar terbentuk sikap yang kokoh dalam dirinya untuk membela dan memperjuangkan Islam.  Aktivitas politik ini harus dilakukan oleh kaum Muslimim umumnya, khususnya para pemudanya, baik laki-laki maupun perempuan.

Dalam sejarahnya, Islam selalu memiliki para pejuang di kalangan para pemuda.  Seperti para shahabat Rasul yang didominasi para pemuda, seperti sosok Ali bin Abi Thalib yang masuk Islam dalam usia 7 tahun, dikenal sangat cerdas dan selalu membersamai Rasul SAW. Mush’ab bin Umair, pemuda ternama, kaya raya, tampan rupawan,  meninggalkan semua kemewahan demi ikut berjuang bersama Rasulullah saw. Usamah bin Zaid, di usia 18 tahun telah memimpin pasukan yang anggoanya adalah para pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar untuk menghadapi pasukan terbesar dan terkuat di masa itu, dan masih banyak yang lainnya.

Nabi SAW telah membina mereka, sehingga memiliki keimanan yang kuat, ketaatan  yang sempurna kepada Allah SWT, serta kesadaran politik yang tinggi hingga mendorong mereka melakukan aktivitas politik mengubah  masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat Islam. Demikianlah, dengan potensi yang dimilikinya para pemuda Muslim seharusnya berusaha  mewujudkan kesadaran politik pada diri mereka. Selanjutnya mereka juga harus berusaha mewujudkan kesadaran politik tersebut pada  masyarakat secara umum hingga mampu melakukan aktivitas perubahan yang nyata. 

Hanya saja pengertian politik dalam konsep Islam meliputi pemeliharaan seluruh urusan umat di dalam negeri maupun luar negeri, baik menyangkut aspek negara maupun umat, buka masalah kekuasaan semata. Negara/penguasa bertindak secara langsung mengatur urusan umat, dan rakyat bertindak sebagai pengawas dan pengoreksi pelaksanaan pengaturan tadi oleh negara.

Baik penguasa ataupun rakyat memiliki kewajiban yang sama dalam memajukan Islam dan umat Islam dan bertanggung jawab menyelesaikan problematika umat sesuai dengan hukum dan aturan Allah,  bukan aturan manusia. Ketika keduanya  berupaya menggunakan Seluruh potensi yang dimiliki untuk  menyelesaikan urusan umat, maka pada saat itulah keduanya telah melakukan aktivitas politik.

Melakukan aktivitas politik atau berpolitik wajib bagi setiap Muslim, termasuk para pemudanya untuk berpolitik,  yang diwujudkan dalam bentuk amar ma’ruf nahi munkar, yang ditujukan baik kepada masyarakat secara umum maupun kepada penguasa. Allah Swt berfirman: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung” ( QS Ali Imran 104).

Oleh karenanya, tunggu apa lagi wahai pemuda Muslim, buktikan kecintaanmu terhadap negara ini dalam bingkai ketaatan kepada Allah. Jadikanlah potensi masa mudamu hanya demi mengabdikan diri kepada Allah SWT, taat pada seluruh syariat-Nya, serta berjuang menegakkan seluruh syariat-Nya. Jadikan ambisi kalian kepada akhirat jauh berkali lipat ketimbang ambisi terhadap dunia. Jadikan mata-mata kalian senantiasa tertambat ke sana; surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Tidak tertipu oleh dunia, dan tidak diperdaya oleh keindahannya. Kenikmatannya, berapa pun jumlahnya, tetaplah akan sirna, sementara kenikmatan yang abadi ada di sana, di tempat yang sejati, di sisi Dzat yang Kuasa.[]

Post a Comment

Previous Post Next Post