Gangguan Mental, Masalah Polemik Butuh Solusi Sistemik


Oleh Yunita M
 (Komunita Sahabat Hijrah Balut-Sulteng)

Gangguan mental dapat diartikan sebagai gangguan kejiwaan. Berbagai faktor dan kondisi yang memicu terjadinya gangguan mental ini akan mempengaruhi suasana hati, pemikiran dan perilaku seseorang. Mirisnya, Indonesia sendiri tak terlepas dari negara yang penduduknya mengalami mental health termasuk juga dikalangan remaja dan pemuda. Bahkan banyak kasus bunuh diri yang terjadi karena depresi yang berkepanjangan dengan berbagai faktor.

Riset menunjukan 2,45 juta remaja yang ada di Indonesia mengalami gangguan kejiwaan. Kalkulasinya 1 dari 20 remaja di Indonesia terdiagnosis memiliki gangguan mental, yang mengacu pada Manual Diagnistik dan Statistika Gangguan Mental, keluaran American Psychological(APA). (theconversation,12/10/2022)

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), gangguan mental antara lain depresi, bipolar, gangguan makan, kecemasan, dan skizofrenia. Resiko terberat dari para penderita ganguan mental ini bisa sampai melakukan bunuh diri.

Gangguan mental dipicu dengan berbagai faktor. Entah itu faktor internal maupun eksternal. Faktor internal biasanya disebabkan ketidaksiapan dan ketidakmampuan seseorang untuk menerima keadaan yang terjadi dalam dirinya ataupun sulitnya seseorang mengendalikan dirinya dan mencari solusi saat mengahadapi suatu masalah. Yang akhirnya memicu depresi.

Adapun faktor eksternal bisa berupa tekanan hidup dari keluarga, orang sekitar, masalah ekonomi, bulying, dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut membuka jalan lebar bagi mental healt untuk merasuk kedalam benak masyarakat. 

Sungguh ini bukan masalah sepeleh, perlu adanya solusi untuk meminimalisir atau bahkan mencegah terjadinya salah satu gangguan kesehatan ini.


Kapitalisme Sekuler dan Mental Healt


Mental Healt atau biasa juga disebut gangguan mental bukan lagi hal yang tabuh di negeri ini. Berbagai macam kasus bunuh diri yang terjadi akibat dari gangguan kejiwaan ini dan yang lebih sering menjadi pemicunya adalah depresi dengan berbagai permasalahan dan tekanan hidup yang dilatar belakangi berbagai faktor. 


Gangguan kesehatan mental sejatinya adalah bukti nyata dari kegagalan negara yang seharusnya berperan sebagai penjaga jiwa dan raga masyarakat yang bernaung di dalamnya. Namun, sayangnya sistem kehidupan di negeri ini tak cukup mampu bahkan mines dalam mengatasi problem-problem dasar yang memicu terjadinya gangguan mental ini. Salah satu contohnya adalah permasalahan ekonomi yang tak kunjung berakhir bisa dikatakan sebagai yang paling berpengaruh dari sekian banyak faktor yang ada.


Selama negeri ini masih menerapkan kapitalisme sekularisme dalam sistem kehidupan, maka niscaya gangguan mental ini akan tetap menyerang masyarakat. Pasalnya, karakteristik sistem ini adalah menjauhkan agama dari mengatur kehidupan, dan senantiasa menstandarisasi kehidupan pada asas materi. Sistem ini menghilangkan peran pemimpin yang seharusnya sebagai penjaga dan pengurus kehidupan masyarakat dari aspek terkecil hingga terbesar. 


Dalam sistem ini, rentan sekali terjadi mental healt. Sebab, di samping masyarakat dijauhkan dari agama yang seharusnya sebagai tolak ukur perbuatan, sistem ini selalu memandang sesuatu pada aspek materi, orang akan dihargai jika goodlooking, punya banyak uang, sukses karir dan semacamnya. Sementara, mereka yang tidak memperoleh materi, makin tersisi bahkan tertekan. Mirisnya lagi, mereka mendapat tekanan dari orang-orang terdekat.

Di samping itu, para pemimpin dalam kapitalisme sekuler seakan menutup mata dari berbagai penderitaan masyarakatnya, masalah pendidikan makin mahal, ekonomi sulit, susahnya mendapat lapangan pekerjaan, dan lain sebagainya. Sementara, para pemimpin hanya sibuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya, menghalalkan segala cara walaupun itu dengan cara mengambil hak rakyat.
 
Solusi Islam Mencegah Gangguan Mental

Agama yang mempunyai aturan sempurna adalah Islam di mana setiap aspek kehidupan senantiasa punya aturan dalam Islam dan setiap problem selalu punya solusi. Inilah yang disebut Islam kafah atau syariat yang mengatur seluruh urusan manusia. Inilah salah satu alasan logis mengapa Allah Swt. Sebagai Sang pencipta menjadikan Islam sebagai satu-satunya agama sekaligus sistem kehidupan yang diridainya.

Dalam Islam, mencegah gangguan mental yang menimpa masyarakat adalah pertama dengan membina akidah Islam yang benar pada masyarakat. Hal ini akan melahirkan keimanan akan Allah Swt. untuk senatiasa menerima qada dan qadar-Nya. Sehingga lewat keimanan itulah setiap individu, masyarakat memahami apa yang Allah takdirkan adalah yang terbaik sekalipun tidak sesuai yang ia inginkan. Contohnya, mereka tidak akan muda depresi hanya karena berfisik tak goodloooking. Sebab mereka yakin hal itu tidak akan dihisab oleh Allah kelak. Justru mereka hanya akan pusing dengan ketakwaan dan amalan saleh yang belum maksimal dikerjakan.

Dalam Islam, negara akan menekankan kepada setiap masyarakat bahwa kebahagiaan yang sejati adalah mendapat rida Allah Swt, bukan pujian manusia. Lebih dari itu, masyarakat yang terbentuk dengan aturan Islam adalah masyarakat yang berkepribadian Islam. Sehingga, akan menghilangkan berbagai bulying, ataupun tekanan dan kezaliman sesama individu muslim.

Selain hal itu, pemimpin dalam Islam meriayah sebaik mungkin rakyatnya dengan menjamin kebutuhan per individu masyarakatnya. Melalui kas-kas pemasukan negara Islam yakni baitul mal, pemimpin akan mendistribusikan kebutuhan rakyat. Tak lupa negara menyediakan lapangan pekerjaan untuk mereka yang menjadi tulang punggung keluarga. Sehingga masyarakat memperoleh kesejahteraan yang baik selama hidupnya, bermental sehat karena keimanan dan bertubuh kuat karena jaminan kesejahteraan yang diperoleh.

Wallahualam bissawab

Post a Comment

Previous Post Next Post