BBM Naik, Inflansi dan Kemiskinan Tak Terkendali


Oleh: Dessy Fatmawati S.E.
Aktivis Muslimah



Awal bulan heboh dengan adanya kenaikan harga BBM, tidak hanya di televisi dan media massa, tetapi suami, adik, teman juga mengeluhkannya. Sebenarnya saya ibu rumah tangga yang tidak bisa mengendarai kendaraan bermotor sehingga tidak tahu menahu berapa harga BBM sebelum dan setelah naik. Tapi, yang saya rasakan harga susu anak saya ikutan naik. Langsung deh cari tahu lebih detail lagi apa penyebab harga BBM naik, lebih tepatnya apa alasan Pak Presiden menaikkan harga BBM pada Sabtu 3 September 2022?

Alasan yang disampaikan Jokowi adalah 70% BBM subsidi selama ini dinikmati oleh kalangan warga yang mampu secara finansial. Jika dilihat, solusi menaikkan harga BBM karena subsidinya dinikmati kalangan warga yang mampu secara finansial dirasa kurang tepat. Jika alasannya karena tidak tepat sasaran, secara teknis penggunaan BBM bisa diatur agar tepat sasaran. Misalnya, seperti sekarang dengan diberlakukan pembatasan untuk pembelian BBM jenis pertalite dan solar. Namun, nyatanya ketika adanya pembatasan tersebut, harga BBM tetap tidak turun.

Alasan lainnya adalah peningkatan tajam anggaran subsidi dan kompensasi tahun anggaran 2022 dari yang awalnya Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun. “Menekan biaya-biaya dan memperoleh keuntungan sebesar-besarnya” hal ini biasanya dipikirkan, diucapkan dan dilakukan oleh pelaku bisnis seperti pedagang maupun pengusaha karena tujuan pelaku bisnis adalah keuntungan atau laba. Berbeda sekali dengan negara, tujuan negara seharusnya mengurusi urusan masyarakat bukan untuk keuntungan atau laba. 

Alasan tersebut seolah subsidi untuk masyarakat beban yang harus dikurangi dan dihilangkan padahal memang seharusnya Anggaran negara itu diperuntukkan kepada masyarakat karena merupakan tugas negara untuk mengurusi urusan masyarakatnya. Apalagi subsidi BBM ini sangat mempengaruhi harga kebutuhan primer masyarakat.  

Padahal, dampak kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut adalah kenaikan harga barang dan jasa, terutama barang-barang primer kebutuhan masyarakat. Apabila kenaikan BBM mengakibatkan kenaikan harga barang lainnya akan mengakibatkan inflasi karena BBM sangat mempengaruhi harga barang-barang primer dan seperti kita tahu sebelum harga BBM naik saja barang-barang primer sudah banyak yang meningkat harganya.

Kenaikan harga kebutuhan primer akan menyebabkan banyak masyarakat yang mengalami kemiskinan, padahal masyarakat Indonesia tinggal di bumi yang memancarkan petroleum, gas alam, serta terkubur, timah, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan  perak.  Semua sumber daya alam tersebut seharusnya dikelola oleh negara untuk mengurusi masyarakat sehingga tidak perlu menekan anggaran subsidi dan kompetensi yang bertujuan untuk mengendalikan inflasi, membantu masyarakat miskin. Keadaan masyarakat Indonesia hari ini sangat ironis seperti pepatah yang berbunyi “Seperti ayam mati di lumbung padi”. [] 

Post a Comment

Previous Post Next Post