Sekolah Membiasakan Hijab di Anggap Perundungan


By : Irma Setyawati, S.Pd 
(pemerhati masalah pendidikan)

Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana meminta agar dugaan pemaksaan penggunaan jilbab oleh Guru di SMA Banguntapan tidak dibesar-besarkan, lantaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY telah memberikan solusi terbaik. Lebih lanjut Huda mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Guru di SMA Banguntapan adalah hal yang wajar, karena telah menyarankan yang danggap baik kepada siswinya. "Seseorang mungkin saja salah dalam komunikasi, tetapi sebaiknya proporsional saja, jangan dibesarkan sehingga ada pihak yang terpojok dengan isu ini, apalagi dikaitkan dengan intoleransi," ucap dia.

Sebuah kewajaran, karena kita hidup dalam sistem demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan berperilaku, maka atas nama HAM sekolah membiasakan muridnya berhijab di anggap perundungan. Padahal di balik hijab ada banyak kebaikan dan kemuliaan yang akan di dapat bagi pemakainya. Apalagi di era kebebasan hari ini, jika penampilan serba buka-bukaan dengan kondisi masyarakat yang selalu di suguhi dengan adegan pornografi dan pornoaksi, bukan tidak mungkin mereka yang tidak menutup aurat akan mendapatkan pelecehan seksual. 

Hari ini, seruan kebaikan di anggap sebuah keburukan dan seruan keburukan di anggap sebuah kebaikan. Remaja yang melakukan aktivitas LGBT, gaul bebas, buka-bukaan aurat di anggap wajar akan tetapi remaja yang dekat dengan Islam atau menjadi aktivis Islam di anggap radikal dan harus di curigai. Sungguh dunia sudah terbalik. Standar baik dan buruk hari ini di ukur dari standar akal manusia, bukan lagi di ukur dari standar yang Allah buat (bersumber dari Al-quran dan As sunnah).

Kembali pada persoalan hijab dan jilbab, berhati-hatilah jika mengatakan bahwa membiasakan hijab adalah bentuk perundungan. Karena sesungguhnya ada ancaman yang dahsyat terhadap perempuan yang membuka aurat. Bahkan jika anda memperhatikan hadis berikut ini, maka orang yang berjilbab dengan jilbab yang tidak sebagaimaan dianjurkan, saja ancamannya adalah Neraka. Apalagi orang yang tidak mengenakan jilbab? 

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda,
“Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat: orang-orang yang membawa cemeti seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukul orang lain, dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang (tembus pandang, ketat, atau tidak menutup aurat) yang condong pada keburukan dan berjelan berlenggak-lenggok. Kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita-wanita tersebut tidak akan masuk surga, bahkan tidak bisa mencium bau surga, padahal bau harum surga itu tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Imam Muslim, No.7194).

Juga sabda Rasulullah saw dalam riwayat Imam Muslim. Rasulullah saw bersabda: “Ada dua golongan penghuni neraka yang keduanya belum pernah aku lihat: kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka memukuli manusia dengannya; lalu para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan dengan berlenggok-lenggok, rambut kepala mereka bagaikan kepala punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal surga itu tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Imam Muslim No.5582).
 
Sungguh, dari hadits di atas jelas bahwa ketika ada pembiasaan berjilab dan berhijab harusnya di dukung bukan malah di anggap sebuah perundungan karena akan menyelamatkan pemakainya dari keburukan dunia dan adzab di akhirat.

Post a Comment

Previous Post Next Post