ISU TERORISME DI TAHUN POLITIK

Oleh : Susi Susanti, S.M

Menjelang tahun politik, isu terorisme menjadi isu yang mencuat di tengah masyarakat. Menggiring persepsi bahwa kelompok Islam yang ingin menegakkan syariat bukanlah pilihan bagi publik terhadap kepemimpinan politik pada tahun selanjutnya.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam dunia berita, menjelang pemilu umum 2024, kewaspadaan terhadap serangan terorisme telah ditingkatkan oleh pihak penguasa. Karena menurut mereka jaringan terorisme membuat rencana untuk menunjukkan eksistensinya di tahun-tahun politik. Sebab, memasuki tahun politik, aparat keamanan dikerahkan untuk membantu persiapan pemilu, sebagaimana yang diungkapkan oleh pengamat terorisme saat dihubungi.

“Tahun-tahun sekarang juga sangat berbahaya. Kalau ditahun-tahun politik, kan sumber daya kepolisian sudah tergerus kebanyak isu persiapan pemilu sehinga dikhawatirkan polisi lengah dan para teroris perpegang. Jadi harus diingatkan kewaspadaannya karena agak resiko,” ujar pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh, Aceh, Al-Chaidar, saat dihubungi dari Jakarta. Minggu, 24/07/2022.

Kerapkali isu terorisme digencarkan tiap kali mengahadapi pemilu. Sebagaimana yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Tentu dalam isu ini ada motif tersendiri oleh penguasa dan menyebabkan sebagian kelompok beragama dijadikan sasaran, terutama yang beragama Islam. Tak heran jika dalam dunia kapitalis sekuler orang-orang bisa menghalalkan berbagai cara untuk memperoleh kekuasaan tanpa berpikir panjang untuk kehidupan akhirat mereka.

Mirisnya lagi isu ini dikaitkan dengan paham keagamaan yang dituding radikalisme. Sebelumnya, publik memahami bahwa perang melawan terorisme berarti perang terhadap Islam. Sekarang, publik turut memandang bahwa radikalisme ialah teroris. Sederhananya, ada opini yang dibangun di tengah publik bahwa Islam merupakan paham radikal yang berpontesi melahirkan aksi terorisme.

Sampai saat ini pun publik masih seringkali menyaksikan atau membaca berita terkait penangkapan teroris dan semua pelakunya ditetapkan sebagai tersangka. Terkait bukti dan sebagainya menyusul belakangan setelah penangkapan dan penetapan tersebut. Padahal, terorisme sendiri masih menjadi tanda tanya besar bagi umat Islam. Siapa sebenarnya pelaku terorisme? Dan apa motif dibalik aksi bejat tersebut?. Aparat penegak ukum menyatakan bahwa pelakunya datang dari kelompok Islam. akan tetapi, pihak di balik pelaku tersebut masih sangat kabut dan gelap.

Ada hal menarik untuk kita ungkapkan. Senternya isu terorisme dan penangkapan kerap terjadi jelang tahun politik, seolah ingin menggiring suatu persepsi bahwa kelompok Islam yang ingin menegakkan syariat bukanlah pilihan bagi publik, khususnya saat kontestasi politik 2024 nanti.

Wajar jika mereka berupaya jangan sampai umat menyuarakan tenaganya pada kelompok Islam yang memperjuangkan tegaknya syariat Islam. saat tahun politik. Bisa-bisa mereka tidak lagi meraih tampuk kekuasaan dan kepentingan untuk menguasai hajat hidup publik.

Menggiring isu terorisme untuk menjegal perjuangan Islam tidak akan mempan. Perjuangan penegakan syariat dilakukan dengan dakwah, bukan aksi terorisme yang membuat kurusakan di mana-mana. Ini adalah proses perjuangan yang bersifat edukatif dan argumentative.

Tuduhan penguasa terhadap perjuangan Islam dengan mengidentikan aksi terorisme merupakan wujud perang pemikiran yang sengaja digencarkan musuh-musuh Islam seperti negara barat dan antek-anteknya. Barat memiliki pemahaman ketika khilafah kembali eksis dan menerapkan syariat Islam secara kaffah maka akan menjadi momok dan menakutkan bagi mereka. akhirnya, muncul rencana menghalangi tegaknya syariat dengn berbagai tuduhan.

Ada beberapa upaya yang harus dilakukan oleh umat Islam

Pertama, berdakwah untuk menyadarkan umat untuk paham terkait ajaran Islam. Jelaskan bahwa penegakkan syariat dilakukan dengan cara yang sesuai metode dakwah kenabian, bukan dengan aksi kekerasan karena Islam sejatinya sangat mencintai kedamaian.

Kedua, menjelaskan kepada umat bahwa ancaman yang sebenarnya adalah kapitalisme yang melekat dalam negara ini yang membuat berbagai kerusakan di segala bidang, baik dalam bidang ekonomi, pendindikan, lebih-lebih dunia politik.

Ketiga, sadarkan umat untuk peduli terhadap negeri dengan memilih sistem sahih dan pemimpin amanah. Sistem tersebut ialah hanya datang dari Islam itu sendiri dan pemimpin yang amanah yang akan menerapkan hukum Islam.

Hanya syariat Islam yang bisa menyelamatkan negeri dari kehancuran yang selama ini masyarakat rasakan..Allah SWT berfirman,

“Kitab Al-qur’an ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (QS. Al- Baqarah: 2)

Sistem Islam menjadikan Al-qur’an dan Sunnah sebagai sumber hukum dalam kehidupan. Tentu kita tidak boleh meragukannya sehingga wajib kita memperjuangkan agar hukum-hukum allah bisa diterapkan.

Wallahualam Bishawwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post