Ironi Pejabat Bermental Korup di Nagari Antah Berantah

Nal Koto
Pimpinan Media

Inilah perilaku oknum para pejabat publik bermental angkuh dan sombong. Dalam pikiran mereka, semua persoalan bisa diselesaikan dengan uang. 

Ironi hidup di negeri antah barantah, membuat pemangku kekuasaan atau pejabat publik, semakin gila memgumpulkan pundi kekayaan. Kehidupan masyarakat kecil tergilas dan terkucilkan. 

Seperti contoh, saat masyarakat ingin bertanya terkait pekerjaan yang mereka kerjakan. Bukanya menjawab, malah dengan enteng mereka mengajak dan menawarkan untuk minum kopi atau makan-makan di warung, atau mereka mmemilih bungkam saja.
 
Timbul pertanyaan, mengapa mereka tidak mau atau eggan menjawab. Padahal sebagai pejabat publik yang kehidupannya, mulai dari pakaian dalam sampai isi perutnya, dibiayai oleh negeri antah berantah ini. 

Apakah mereka tak berpikir, uang gaji yang mereka terima itu diambil dari tetes peluh masyarakat yang dikumpulkan dalam bentuk pajak ?

Dengan harapan, melalui sumber daya manusia yang mereka miliki, pembangunan dan pekerjaan yang mereka laksanakan bisa terlaksana dengan baik.

Bukanya berpikir, malahan dengan congkaknya, mereka bisa tertawa dan berupaya mengumpulkan kekayaan dengan cara membagi-bagi proyek untuk kepentingan diri dan kroni-kroninya sendiri.

Jika adapun lelang proyek, itu hanyalah lips service saja, hanya sebagai syarat untuk diketahui umum. Seolah suci tak ternoda, mereka berpura pura meminta seluruh kelengkapan dokumen untuk persyaratan sebagai peserta lelang.

Padahal, mereka telah tahu siapa yang menang dan akan dimenangkan pada lelang proyek tersebut.

Dan tentu ini berbalik pada sosok kepemimpinan. Apabila pemimpinya kotor, sudah pasti bawahanya bakal kotor dan menjadi manusia penjilat untuk menyenangkan majikan.

Memang ada juga yang baik, dan takut akan laknat Allah. Seperti takut anak atau isteri sakit-sakitan terus, jatuh dari ketinggian, stroke, dan lain lainya. Ini merupakan sebagai bentuk peringatan, agar mereka sadar.

Nah, kategori pejabat ini, biasanya dilingkungan kerja yang kotor, mereka akan dikucilkan, bahkan tidak diberi jabatan.

Pertanyaanya, bisakah budaya pejabat bermental korupsi, kolusi dan nepotisme ini hilang ?

Jawabanya bisa, jika saja aparat hukum sadar dan mau bekerjasama dengan rakyat membasmi tikus-tikus berdasi ini. N3

Post a Comment

Previous Post Next Post