Hijrah Totalitas Ditandai dengan Perubahan Berkualitas




Oleh Waryati
(Aktivis Muslimah)

Bulan Muharam bulan hijrah. Seperti itulah umat Muslim memaknainya. Dahulu Rasulullah berpindah dari Mekah menuju Madinah bertujuan untuk memulai dakwah dan mengembangkannya di sana. Dari saat itulah perubahan demi perubahan terjadi, tentunya berubah ke arah lebih baik serta mampu menunjukkan pada dunia tentang perubahan sempurna dari level individu sampai negara.

Memaknai perubahan itu sendiri tak boleh berhenti di level individu maupun komunitas semata. Sebagaimana yang terjadi pada sebagian kaum muda. Mereka sudah cukup merasa puas atas hijrah yang mereka lakukan. Walau sebatas berubah gaya hidup dari yang tidak islami menjadi lebih islami. 

Perubahan haruslah menyeluruh, menyasar segala aspek kehidupan. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah. Dengan demikian, hijrah harus totalitas mengubah dari yang tidak baik menjadi lebih baik. Mampu mengevaluasi segala macam kekurangan serta memerbaikinya. Terutama aspek yang menyangkut peraturan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Evaluasi sistem termasuk hal paling penting. Karena dengan diterapkannya suatu sistem dalam kehidupan manusia berkaitan erat dengan prilaku yang ada di masyarakat. Maju mundurnya sebuah masyarakat sangat bergantung dari sistem yang dianut oleh negara tersebut.

Sejak diterapkannya sistem kapitalisme hampir di seluruh dunia, berbagai kerusakan dan kegoncangan menimpa umat. Diantaranya perang saudara tak henti terjadi, pembunuhan, penyiksaan dan pengambilan kekuasaan secara paksa terus dilakukan oleh negara kuat kepada negara yang dianggap lemah.

Akibat sistem yang menjunjung tinggi materi tersebut, kehidupan liberal mendominasi masyarakat dan menghancurkan generasi. Seks bebas, obat-obatan terlarang beredar luas, kehidupan hedonis, serta semakin bertumpuknya permasalahan yang jauh dari solusi.

Menjauhnya umat dari nilai-nilai agama adalah faktor krusial sebab hancurnya generasi. Tak dipungkiri memang jika dalam sistem ini mengalami perkembangan dari aspek materinya. Namun yang lebih mengkhawatirkan, kerusakan yang ditimbulkannya jauh lebih besar.

Nilai-nilai kebebasan yang ditanamkan oleh sistem kapitalis-sekularis, pelan tapi pasti menggerogoti jiwa pengusungnya dan menunggu kehancurannya. L967 salah satu yang timbul akibat sistem ini. Kehidupan mereka sudah jauh menyalahi kodrat. Selain menimbulkan penyakit ganas, populasi manusia terancam akibat adanya kaum belok ini. Jika hal ini dibiarkan, bukan tak mungkin kehancuran dunia akan cepat terjadi.

Buka mata buka hati. Hijrah tak sekadar urusan individu, namun juga harus menjadi urusan negara. Tak hanya berubah secara penampilan, akan tetapi harus dengan pemikiran. Jadikan hijrah sebagai momentum perubahan hakiki, dari perubahan individu sampai ke perubahan aturan negara. 

Mengevalusi sistem yang ada menjadi keharusan. Baik dari segi aturan maupun kepemimpinannya. Melakukan perubahan level keumatan menuju sistem politik dan kepemimpinan Islam adalah langkah cerdas jika tak ingin kerusakan bertambah parah. Membingkai hijrah dengan jalan iman, mengubah secara keseluruhan aturan yang ada akan berdampak signifikan bagi kebaikan. Tak hanya menyelamatkan dunia, namun juga mampu menyelematkan umat di kehidupan akhirat kelak.

Islam dan seperangkat aturannya adalah sistem yang telah mampu menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat nanti. Dalam Islam, manusia diwajibkan beramal sesuai tuntunan syariah. Pun dalam menjalani kehidupannya, manusia boleh mengejar dunia, namun harus bervisi akhirat. Sehingga dalam amaliyahnya tetap dalam kondisi ketakwaan serta jauh dari hawa nafsu.

Satu-satunya sistem yang memanusiakan manusia hanyalah sistem Islam. Maka hendaklah momen hijrah ini mampu diwujudkan dengan mengganti sistem yang ada menjadi sistem dan kepemimpinan Islam. Agar hijrah yang dilakukan tak setengah-setengah. Totalitas berhijrah niscaya menghasilkan perubahan berkualitas.

Wallahu a'lam bisshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post