Konvoi Ajakan Khilafah, Ajarannya Dimonsterisasi


Oleh Siti Fatimah
(Aktivis Dakwah)


Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat merespons ajakan konvoi rombongan motor 'Kebangkitan Khilafah'. Sekretaris MUI Jabar, Rafani Achyar mengungkapkan ada sejumlah selebaran yang disebar kelompok yang menamakan diri Khilafatul Muslimin itu di Jabar, seperti yang di wilayah Cimahi, Sukabumi, dan Cianjur. Dari selebaran yang dibagikan, pihaknya mendapatkan informasi terkait kegiatan konvoi dilakukan sejak 2016 silam dan kelompok tersebut berpusat di Bandar Lampung.

Menanggapi adanya selebaran ajakan konvoi tersebut, MUI Jabar mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya. Selain itu, laporkan jika menemukan penyebar selebaran tersebut kepada pihak berwajib.

Sebelumnya, konvoi rombongan motor dengan membawa sebuah tulisan 'Kebangkitan Khilafah' sempat terekam di daerah Cawang, Jakarta Timur, Minggu (29/5).

Peristiwa itu terekam dalam sebuah video dan beredar di media sosial. Dalam video itu terlihat salah satu tulisan yang dibawa oleh rombongan adalah 'sambut kebangkitan khilafah Islamiyah'.

Lagi-lagi aksi yang terjadi dikaitkan dengan tindakan terorisme radikalisme, pemecah belah NKRI dan sebagainya. Konvoi Khilafatul Muslimin dijadikan penguasa untuk membuat aturan yang lebih keras terhadap ajaran Islam yaitu Khilafah. Atas nama perang melawan radikalisme, pada saat yang sama penguasa membiarkan promosi masif ajaran sekuler yang merusak seperti L68T, Liberalisme, Pluralisme dan sejenisnya. Buktinya pengibaran bendera L68T di Kedubes Inggris maupun podcast salah satu publik pigur yang mengundang aktivis L68T tidak mendapat tindakan yang berarti, padahal aksinya L68T secara nyata dan jelas sangat membahayakan masyarakat Jika di bandingkan dengan isu radikalisme yang standarnya ambigu. 

Atas nama Liberalisme yang begitu diagungkan oleh sistem demokrasi semua tindakan mereka menjadi legal. Begitu praktek korupsi yang sudah menjadi penyakit Laten kepemimpinan demokrasi, kasus ini tak lebih penting dibandingkan isu radikalisme yang opinikan. Padahal kasus sangat jelas merugikan rakyat dan negara para pelakunya begitu licin dan kebal hukum.UU maupun Lembaga yang menangani korupsi di revisi berulang kali sekalipun para pelaku ada yang tertangkap namun mereka sering mendapat amnesti, abolisi atau grasi dari penguasa ini. Hanya 2 kasus besar yang terjadi di negeri ini masih banyak kasus lain yang lebih penting dan genting untuk di selesaikan di banding kan kasus radikalisme.

lebih dari itu konvoi ini juga bisa menjadi momentum pihak tertentu untuk menghalangi pemuda muslim mengenal utuh ajaran agamanya sendiri. Sebab monsterisasi terhadap khilafah di lakukan seiring penderasan arus kapitalisasi potensi pemuda pemuda yang memiliki kriteria sesuai kepentingan industri. Meskipun dia begitu sekuler, akan dinilai sebagai pemuda yang produktif.

Sebaliknya jika ada pemuda yang dekat dengan agama sekalipun mereka berprestasi, stigma radikal bisa dia dapatkan. Terlihat jelas isu radikalisme tak ubahnya hanya narasi kosong yang diciptakan sistem sekulerisme kapitalisme untuk mengaborsi semangat kaum muslimin mempelajari Islam Kaffah. Perlu di ketahui Khilafah adalah ajaran Islam. Al-Allamah asy-Syaikh Taqiyyudin an-Nabhani rahimahullah menyatakan dalam kitabnya"Al-Khilafah", hlm.1: " Khilafah adalah kepemimpinan umum untuk seluruh kaum Muslim di dunia untuk menegakan hukum-hukum Syariah Islam dan mengemban dakwah Islamiyyah ke seluruh penjuru alam".

Secara faktual, sistem kapitalisme dan demokrasi terbukti gagal melindungi umat. Saatnya generasi pemuda negeri ini mengkaji sistem alternatif yang mampu menjadi solusi problematik bangsa. Ketika kapitalisme telah gagal dan sosialisme-komunis meninggalkan luka menyayat, maka satu-satunya pilihan adalah Islam dengan sistem pemerintahannya–Khilafah.

Terbukti, Khilafah Islamiyah menorehkan jejak sejarah yang gemilang selama 1.300 tahun. Khilafah mampu menguasai dan mengatur kepemimpinan global yang menyejahterakan, mendamaikan, dan menyejukkan.

Oleh karenanya, jika menyadari agenda besar para pemuda sebagai agen perubahan atau pembaharu, seyogianya gerakan mahasiswa segera melakukan refleksi gerakan ideologis yang lebih terukur.

Para pemuda harus memahami kunci kebangkitan umat yaitu ideologi Islam dan sistem pemerintahan Khilafah sebagai metode penerapannya.

Berikutnya, para pemuda harus menyatukan visi gerakannya dalam sebuah bingkai perjuangan menegakkan penerapan syariat Islam secara kaffah dalam institusi kenegaraan yang paling diridai Allah, yakni Khilafah ‘ala minhajin Nubuwah.

Wallahu'alam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post